Bumi Makin Panas, Lakukan 5 hal ini

Guys, ngerasa ga sih, beberapa bulan terakhir ini cuaca panaaas aja terus. Menurut berita di beberapa media mainstream, suhu bahkan mencapai 36-37⁰c di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. 

BMKG bahkan menyebut sinar UV juga sedang tinggi-tingginya, bisa mencapai indeks 10-11, cukup berbahaya, bisa merusak kulit dan mata. Disarankan untuk memakai pelindung ketika keluar rumah.

Panas berhari-hari, kadang ngelekep, ga lama hujan. Padahal bukan musim hujan, sedang musim kemarau seharusnya. 

Ya begitulah, mulai keliatan nih dampak kerusakan lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim, dari yang biasanya musim kemarau, malah hujan ga tentu waktunya, bisa sepanjang setahun ini ada hujan. Bukan sekedar hujan biasa, bisa hujan deras dan banjir. 

Pemanasan global makin terasa, terlihat dari meningkatnya suhu bumi di beberapa wilayah. Daerah India, Bangladesh, Thailand bahkan suhunya mencapai 45-54⁰c, coba bayangkan kayak apa tuh hotnya 😅. Banyak yang sampai terkena heat stroke saking panasnya.

Pemanasan Global


Kalau sudah begini, apa yang bisa kita lakukan #UntukmuBumiku?


Dampak Peningkatan Suhu Bumi

Masalahnya, jika suhu bumi terus menerus meningkat, bisa sangat mengkhawatirkan loh. Suhu bumi meningkat akan berimbas pada es di kutub, mencair, jika es-es kutub mencair akan terjadi peningkatan volume air laut.

Ketika volume air laut meningkat, permukaan laut meningkat, banjir rob akan sering terjadi, daerah-daerah pesisir pantai bisa saja tenggelam, mengalami abrasi, dsb.

Peningkatan suhu bumi juga berefek pada peningkatan dan penambahan curah hujan. Karena ketika suhu meningkat, air laut dan danau akan menguap dan membentuk gumpalan awan. 

Pada titik tertentu, gumpalan awan akan semakin banyak dan sudah tak mampu lagi menampung, maka tumpah lah awan menjadi titik-titik air berupa gerimis maupun hujan deras. Semakin banyak awan yang terbentuk, semakin besar hujannya. 

Hujan dengan volume yang banyak akan berpotensi pada musibah yang lebih besar seperti banjir, banjir bandang, longsor, dsb.

Serem ya ngebayanginnya

Mungkin kah bumi akan tenggelam karena banjir di mana-mana dan peningkatan volume air laut? 

Bukan tak mungkin, kalau manusia ga mau bergerak untuk mencegahnya!


Emisi Karbon 

Semua perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi karena tingginya emisi karbon CO2 yang menyebabkan efek rumah kaca (2). Efek rumah kaca ini salah satu yang menjadi penyebab meningkatnya suhu.

Bisa kah kita mencegah kerusakan dan menurunkan emisi karbon? Bisa kah kita menahan laju kerusakan lingkungan ini, agar anak cucu tetap bisa menikmati indahnya bumi?

Bisa banget, harusnya sih bisa, kalau kita mau #BersamaBergerakBerdaya

Emisi karbon terjadi karena adanya peningkatan penggunaan energi fosil seperti penggunaan bahan bakar, BBM. Industri dan kendaraan berbahan bakar BBM menjadi penyumbang terbesar terhadap emisi karbon. Pembakaran sampah dan penggunaan listrik juga menjadi penyumbang emisi karbon (2). 

So, jika melihat ini, apa sih yang bisa kita lakukan? 

Ada beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah peningkatan suhu bumi. Apa saja? Yuk simak ya.


5 langkah mencegah peningkatan suhu bumi  

1. Gunakan Transportasi Umum

Loh kog?

Ya kan dengan penggunaan transportasi umum, harapannya dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi, pelepasan CO2, emisi karbon, melalui kendaraan pribadi, akan berkurang kan?

Saya paling suka naik kendaraan umum kalau jarak jauh, naik KRL atau TJ jika ke Jakarta, lebih cepat dan murah.

Naik KRL rame2, seru
Naik KRL rame2, seru

2. Menanam Pohon

Tahu dong kalau pohon merupakan penyerap CO2 terbaik. Dengan semakin banyak CO2 yang terserap tentu emisi karbon berkurang kan?

Beberapa pohon seperti Beringin, Trembesi, Bintaro, Akasia, Mahoni, Pucuk Merah, terbukti menjadi penyerap CO2 terbaik (3). 

So, kalau teman-teman punya kesempatan buat menanam pohon, bisa loh tanam pohon-pohon tersebut. Kalau nggak pun, tanam pohon apapun baik kog. Saya sendiri banyak menanam pohon buah di teras rumah.

Pohon Rambutan, Lengkeng di teras rumah
Pohon Rambutan, Lengkeng di teras rumah


Falda bahkan baru aja ditugasi sekolahnya untuk membawa beberapa pohon seperti Beringin, Trembesi, Bintaro, dsb untuk ditanam bersama.


3. Kurangi Sampah Plastik, bawa Kantong Belanja dan Wadah Sendiri

Tahu dong kalau plastik membutuhkan waktu beribu-ribu tahun untuk terurai. Dan masalah plastik ini sudah jadi masalah besar di mana-mana. Itu sebabnya Kementrian Lingkungan Hidup, lembaga swadaya masyarakat dan berbagai konstitusi begitu gencar menyuarakan pengurangan penggunaan plastik. 

Jika pun plastik dibakar, akan terjadi pelepasan karbon yang besar, ini tentu menjadi masalah tersendiri, akan terjadi peningkatan emisi karbon.

Salah satu cara mudah untuk mengurangi sampah plastik ya dengan membawa kantong belanja sendiri, membawa wadah makan dan minum sendiri ketika belanja makanan atau minuman. Kalau perlu piknik mah kayak orangtua jaman dulu, bawa rantang sendiri.

Saya sendiri ke mana-mana memang selalu bawa tas belanja sendiri, selalu sedia di dalam pouch kesayangan.

Bawa kantong belanja sendiri
Bawa kantong belanja sendiri


4. Hemat Energi dengan Mengurangi Penggunaan Listrik dan Alat Elektronik

Salah satu yang disebut-sebut menyumbang emisi karbon adalah penggunaan listrik dan alat elektronik yang tinggi. So, sebisa mungkin nih, kalau emang ga perlu-perlu banget, ya irit-irit deh penggunaan listrik, lampu, dsb.

Kalau tidak diperlukan, ya cabut deh listriknya, jangan kabelnya dibiarkan "nyolok" terus. 

Penggunaan lampu juga dihemat-hemat. Kalau perlu siang hari jangan menyalakan lampu, buat ruangan yang berventilasi baik, sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara cukup baik sehingga mengurangi penggunaan lampu di siang hari.

Membatasi penggunaan AC juga bisa dilakukan untuk menghemat energi dan mengurangi emisi karbon. Walau sepertinya langkah yang satu ini agak susah ya di tengah suhu bumi yang meningkat. Bagai buah simalakama. Jika penggunaan AC dikurangi, bisa mengurangi emisi karbon. Tapi saat suhu bumi meningkat gini, kecenderungannya justru penggunaan AC meningkat karena orang-orang ingin "mendinginkan diri" kan, tapi ya itu, efeknya emisi karbon meningkat. Serba salah kan?

Selama ini rumah kami ga pernah menggunakan AC, selain biar hemat energi, juga agar irit listrik. Kami siasati dengan penggunaan jendela yang lebar, selain ventilasi baik, pencahayaan menjadi baik.

5. Batasi Penggunaan Kendaraan Pribadi

Kendaraan pribadi identik dengan penggunaan bahan bakar fosil aka BBM yang menyebabkan peningkatan emisi karbon. So, salah satu cara menguranginya ya dengan membatasi penggunaannya.

Jika memungkinkan ya gunakan kendaraan ramah lingkungan yang tanpa emisi karbon seperti sepeda, skuter, skateboard, dsb. Kalau perlu malah jalan kaki 🤣. Jalan kaki selain sehat, tentu tanpa polusi kan?

Ya, sementok-mentoknya gunakan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan seperti yang belakangan sedang gencar diupayakan pemerintah 

Saya sendiri termasuk yang hobi jalan kaki. Kalau jarak dekat sekitar 200-500 meter aja, lebih enak jalan kaki ketimbang naik angkot atau ojol. Selain irit, tentu lebih sehat, right?

Nah, itu adalah 5 langkah yang sudah saya lakukan dan bisa kita semua lakukan #UntukmuBumiku

“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”


Oh ya, kalau mau info-info tentang lingkungan lainnya, boleh loh teman-teman follow instagram @bloggerperempuan & @teamupforimpact

Facebook: Blogger Perempuan Network & Team Up For Impact
Twitter: @BPerempuan & @teamupforimpact



Sumber :

1. Emisi Karbon 

https://lindungihutan.com/blog/emisi-karbon/

2. Penyebab Suhu Panas

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230424143921-199-941517/bmkg-ungkap-5-penyebab-suhu-panas-di-indonesia

3. Tanam Pohon

https://www.google.com/amp/s/tekno.tempo.co/amp/1728606/tanam-6-jenis-pohon-ini-bisa-kurangi-emisi-karbon-sekitar-anda

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com