Lomba Blog Asus

Sirkulasi Udara Penting Bagi Kesehatan

Sadar ga sih, selama masa pandemi Covid-19 lalu, kita menyadari betapa pentingnya menjaga sirkulasi udara. Virus Covid-19 itu salah satu yang penularannya melalui airborne, alias udara.

Bahkan walau pandemi mulai menurun, tetap saja disarankan menggunakan masker di ruang yang berpendingin udara, ruang tertutup, ruang tanpa sirkulasi udara. Itu sebabnya di dalam transportasi publik semacam kereta atau pun bus, pakai masker menjadi wajib hukumnya. Karena berbagai virus dan bakteri akan muter-muter aja di ruangan tersebut. Apalagi di gedung perkantoran atau rumah sakit.

Rumah sakit justru merupakan tempat berkumpulnya berbagai jenis virus dan bakteri. Maklum, orang datang ke rumah sakit dengan berbagai penyakit, membawa infeksi macam-macam, mulai yang berat, sampai ringan, rawan menimbulkan dan menularkan berbagai infeksi kepada petugas kesehatan, pasien, atau pengunjung. Infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infections (HAIs) umum dikenal sebagai infeksi nosokomial.

Rumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang beroperasi 24/7, perlu melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang dapat terjadi antar pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung yang berada di fasilitas tersebut. 

Dalam studi yang dilakukan WHO, frekuensi infeksi nosokomial tertinggi dilaporkan dari rumah sakit di wilayah Mediterania Timur (11,8%) diikuti oleh Asia Tenggara termasuk Indonesia sebesar 10%. 

Pada 25 Oktober lalu, diadakan Thought Leadership Forum yang diinisiasi Signify, “UV-C Air Disinfection: Mencegah dan Mengendalikan Risiko Infeksi yang Ditularkan Melalui Udara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan”. 

Diskusi menghadirkan dr. Cahyarini Dwiatmo, Sp.MK(K) mewakili Perkumpulan Pengendali Infeksi Indonesia (PERDALIN)/Indonesian Society of Infection (INASIC), spesialis paru dr. Jaka Pradipta, Sp.P, publik figur dan ibu dari tiga anak Meisya Siregar, dan Wibawa Jati Kusuma, Chief Commercial Operation Signify Indonesia.


Thought Leadership Forum
Thought Leadership Forum

Healthcare Associated Infections (HAIs) 

Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan selalu menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan kesehatan agar sembuh atau menjadi lebih sehat. Namun, tanpa disadari, ada kemungkinan mereka yang tinggal (rawat inap), bekerja (staf, praktisi kesehatan), atau berkunjung (pasien rawat jalan dan keluarga/teman) di sana memiliki risiko untuk terpapar infeksi. 

Ada banyak komponen di lingkungan rumah sakit yang berpotensi langsung atas risiko terhadap HAIs, termasuk desain fasilitas bangsal perawatan dan ruang operasi, kualitas udara, pasokan air, makanan, dan penanganan limbah medis dan jasa cuci (laundry). 

Infeksi-infeksi ini paling sering disebabkan oleh bakteri, virus, dan mikroorganisme yang diperoleh dari kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan, atau ketika pasien dirawat di rumah sakit, yang terjadi dalam waktu 48 jam setelah terpapar. Upaya pencegahan dan pengendalian HAIs telah dilakukan sebagai bagian dari protokol kesehatan dan standar operasional prosedur di rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan yang beroperasi. 

Forum Thought Leadership ini menekankan pentingnya kualitas udara yang bersirkulasi, terutama di ruang tertutup atau ruang yang tidak memiliki ventilasi udara yang memadai, seperti di gedung-gedung tinggi rumah sakit. Saat ini, banyak rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan dibangun mirip dengan gedung perkantoran bertingkat tinggi yang tertutup, serta mengandalkan sistem sirkulasi udara dan pendingin udara. 

Dibutuhkan ventilasi yang tepat agar udara dapat bersirkulasi dengan baik untuk mengurangi transmisi virus dan bakteri. 

Menurut dr. Rini, di dalam sebuah ruangan, penting ada ventilasi, agar sirkulasi udara yang baik mengalir lancar, mengeluarkan virus, bakteri, mikroorganisme ke luar dan mengalirkan udara bersih ke dalam. Itu sebabnya, jaman dulu sering dengar nasihat, buka jendela pagi-pagi, supaya sirkulasi udara berjalan dengan baik, udara kotor keluar, dan udara bersih masuk. Dengan begitu udara di dalam ruangan menjadi lebih bersih dan sehat. Plus kalau pagi, sinar UV-C akan masuk dan mematikan kuman, bakteri, virus, dan berbagai mikroorganisme berbahaya.

Nah, yang repotnya, banyak gedung maupun rumah sekarang yang tidak memiliki ventilasi memadai. Ada yang memiliki ventilasi seperti jendela, tapi sengaja ditutup karena memakai pendingin ruangan. Apalagi rumah tanpa jendela karena keterbatasan lahan. Jika demikian adanya, harus ada system yang bisa digunakan untuk mengeluarkan si virus, bakteri, atau mikroorganisme ini, atau yang dapat mematikannya, agar tidak menimbulkan infeksi. 

Belakangan, berkat kemajuan teknologi, penggunaan teknologi UV-C air disinfection dapat berperan penting dalam meningkatkan kualitas udara di fasilitas pelayanan kesehatan maupun gedung yang ventilasinya minim. 


Sinar UV-C sebagai Desinfeksi

Sinar UV-C sudah terbukti sebagai metode desinfeksi yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit dengan mendesinfeksi udara, air, dan permukaan. Pada panjang gelombang 254 nanometer, sinar UV-C dapat memecah DNA atau RNA mikroorganisme termasuk virus dan bakteri, dan melumpuhkannya.

Penelitian terbaru oleh Innovative Bioanalysis telah membuktikan efektivitas luminer Philips UV-C desinfeksi upper air yang dipasang di dinding.  

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perangkat tersebut menonaktifkan 99,99% virus SARSCoV-2 di udara ruangan dalam waktu 10 menit, sementara pada menit ke 20, virus berada di bawah tingkat yang dapat dideteksi.


Rangkaian Desinfeksi Philips UV-C

Rangkaian seri UV-C Disinfection Upper Air Signify terdiri dari Philips UV-C Disinfection Upper Air untuk pemasangan di plafon, dan Philips UV-C Disinfection Upper Air yang dipasang di dinding.  

Luminer dipasang pada ketinggian minimal 2,3 meter, dikombinasikan dengan pelindung dan optik, memastikan orang dapat terus bekerja di bagian bawah ruangan sementara perangkat mendesinfeksi udara di sana. 


Philips UV-C Air Disinfection
Philips UV-C Air Disinfection

Selain itu, Philips UV-C Disinfection Air Unit dirancang untuk desinfeksi udara dengan desain portabel di lantai yang dapat mendesinfeksi hingga 90% mikroorganisme dalam ruangan seluas 80m3 hanya dalam 2 jam dan memiliki cakupan sirkulasi 28m3. Di bagian dalam, lampu UV-C secara efektif  menonaktifkan virus, bakteri, dan mikroorganisme, yang dilengkapi dengan material pelindung untuk mengunci sinar UV-C di dalam perangkat. Dengan desain yang modern, kuat, dan minimalis menghasilkan sinar UV-C yang terkontrol dengan baik karena terbuat dari bahan plastik anti-UV.  

Perangkat beroda ini memiliki tinggi 79 cm dan diameter 36 cm, sehingga mudah untuk dipindahkan ke suatu tempat, digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti di fasilitas pelayanan kesehatan, kantor, toko ritel, sekolah, hingga kamar hotel, juga digunakan saat orang berada di sekitarnya sehingga  operasi bisnis dapat berlanjut tanpa terganggu.


Philips UV-C Disinfection Air Unit desain portable
Philips UV-C Disinfection Air Unit desain portable


Signify juga menambahkan Philips UV-C Air Disinfection Cleaner ke dalam portofolio konsumen mereka di Indonesia, yang membuat desinfeksi udara di rumah menjadi jauh lebih mudah. Hanya dengan mencolokkan dan menyalakan, perangkat akan beroperasi. Pembersih udara desinfeksi ini dilengkapi dengan lampu UV-C di dalam perangkat, yang mendesinfeksi udara di dalam ruangan dalam beberapa jam. Karena sinar UV-C terkurung di dalam perangkat, tidak ada yang perlu meninggalkan ruangan saat perangkat menyala. Perangkat ini dirancang untuk digunakan di sekitar orang, hewan peliharaan, dan tumbuhan. Desain praktis, portabel, dan stylish dari Philips UV-C Disinfection Air Cleaner ini cocok untuk semua jenis ruangan. 

Perangkat juga dilengkapi dengan fungsi pengatur waktu yang secara otomatis mematikan perangkat setelah waktu yang ditentukan berlalu. Selain itu, mode senyap pada Philips UV-C Disinfection Air Cleaner memastikan suara senyap saat menjamu tamu makan malam yang menyenangkan atau saat orang tersayang tertidur.

Signify telah menjadi yang terdepan dalam teknologi UV selama lebih dari 40 tahun dan memiliki rekam jejak yang terbukti dalam mengembangkan solusi desinfeksi UV-C yang inovatif. Pencahayaan UV-C Signify dirancang dengan tepat, diproduksi menggunakan proses industri yang terkontrol, dan harus dipasang dan dioperasikan sesuai dengan instruksi keselamatan masing-masing produk untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif. Seluruh produk Philips UV-C juga sudah mendapatkan sertifikasi bebas ozon dan bebas kebocoran sinar UV-C, serta mengikuti standar keselamatan IEC 60335.

Walau pun produk Philips UV-C ini diklaim aman, dr. Rini dari Perdalin mengingatkan bahwa seaman apa pun produk yang mengandung Sinar UV-C, tetap perlu waspada. Karena jika terpapar langsung, maka dapat menyebabkan kerusakan kornea mata, kanker kulit, dsb. 

Itu sebabnya dr. Rini mengingatkan untuk penginstalan maupun penggantian perangkat yang mengandung UV-C ini harus lah dilakukan oleh tenaga ahli yang paham betul cara menghandle perangkat tersebut. So, kita yang awam ini jangan coba-coba dan sok-sok mau instal sendiri lho ya.

Menarik ya pembahasan diskusi ini, apalagi saat Meisya Siregar sharing menggunakan salah satu perangkat Philips UV-C portabel yang mudah dipindah ke mana-mana, sesuai kebutuhan.

Nah, teman-teman ada yang sudah pernah mencoba perangkat UV-C Air Disinfection ini? Atau sudah menggunakannya di rumah? Share dong

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com