Lomba Blog Asus

Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi Perempuan

Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi (HKSR) Perempuan? Apa sih ini?

Apakah perempuan selama ini ga punya hak terhadap kesehatan seksual & reproduksi?

Eit, jangan salah, selama ini bukannya perempuan ga punya hak kesehatan seksual & reproduksi, tapi lebih tepatnya banyak perempuan yang ga tahu bahwa mereka punya hak ini. 

Banyak perempuan yang ga punya akses atau tidak mendapatkan info yang tepat tentang kesehatan seksual & reproduksi. Bahkan banyak perempuan yang tidak mendapatkan info tentang kesehatan seksual & reproduksi sama sekali sejak awal mereka beranjak remaja, alias akil baligh.

Saya lupa persisnya, dulu jaman saya remaja memang ga begitu dibekali banyak ilmu tentang kesehatan seksual & reproduksi. 

Pengetahuan awal saya tentang mens, haid, kesehatan seksual & reproduksi lebih banyak saya dapat melalui majalah. Untungnya sih orangtua saya memfasilitasi saya dan adik-adik untuk berlangganan majalah remaja. Sementara mama saya berlangganan majalah dewasa 

Melalui majalah-majalah ini lah saya sedikit banyak belajar tentang kesehatan seksual & reproduksi, walau ga maksimal banget sih, tapi cukup membantu memahami.

Saya memang cukup beruntung mendapat hak kesehatan seksual & reproduksi seperti itu. Tapi pada jaman itu, sepertinya banyak juga yang belum mendapat hak yang sama. Membicarakan masalah seksual & reproduksi di jaman itu sungguh sangat tabu. Jadi jarang sekali orangtua yang membicarakannya dengan para remaja yang menginjak masa pubertas.

Rupanya, menurut Nona Ruhel Yabloy, Project Officer HKSR, NLR Indonesia, pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi khususnya bagi remaja masih merupakan hal tabu untuk dibahas di ranah publik. Padahal, Hak kesehatan seksual dan reproduksi merupakan hak bagi setiap orang tak terkecuali yang pernah mengalami kusta dan penyandang disabilitas. 

Remaja mengalami masa pertumbuhan dari usia anak menuju dewasa dan akan melalui masa perubahan organ seksual & reproduksi yang disebut masa pubertas. Masa ini menjadi masa-masa menantang sekaligus membingungkan dalam kehidupan remaja mana pun. Jika remaja tersebut memiliki ragam disabilitas maupun OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta), pubertas dapat lebih menantang tidak hanya bagi remaja itu sendiri namun juga keluarga, lingkungan, guru serta pendampingnya.

NLR Indonesia melalui #RuangPublikKBR membahas topik Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas melalui live YouTube Berita KBR dan Radio Jakarta @1042mstrifm pada Rabu, 25 Mei 2022, pukul 09.00 - 10.00 WIB.



Selain menghadirkan Nona Ruhel Yabloy, Project Officer HKSR, NLR Indonesia, hadir juga mba Westiani Agustin, Founder Biyung Indonesia, dan Wilhelmina Ice, Remaja Champion Program HKSR.

Mba Westiani Agustin, Founder Biyung Indonesia bercerita bahwa banyak remaja yang kurang paham pentingnya kesehatan seksual & reproduksi. Bahkan ia bercerita, ada yang ga paham bahwa pembalut harus sering-sering diganti atau seperti apa pembalut yang aman dan ramah lingkungan. 

Untuk membantu remaja memahami kesehatan organ seksual & reproduksi, Biyung Indonesia membuatkan buku panduan yang dapat dijadikan pedoman bagi remaja yang baru mulai masuk masa pubertas. Mereka juga bisa mempelajarinya melalui Instagram Biyung Indonesia yang konsisten mengedukasi kesehatan seksual & reproduksi.

Sementara Wilhelmina Ice yang merupakan remaja penyandang disabilitas asal Kupang NTT bercerita tentang pentingnya informasi HKSR didapat remaja. Wilhelmina merasa terbantu dengan edukasi HKSR yang ia dapat dari sebuah lembaga swadaya masyarakat, puskesmas setempat, karena ia tidak mendapat info ini dari orangtua maupun keluarganya. Berkat informasi-informasi HKSR yang didapat, sebagai penyandang disabilitas sekalipun tidak mengalami banyak kesulitan melalui masa pubertas.

 Ah, semoga ya edukasi HKSR ini terus mengedukasi para remaja, agar mereka mampu melalui masa pubertas dengan mendapatkan informasi yang benar. Karena di tengah arus informasi yang super deras ini, sulit sekali mempercayai semua informasi. Harus ada informasi valid yang disampaikan orang yang kompeten di bidangnya agar lebih akurat.



Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com