Suka Duka Jadi Koordinator Arisan

Sudah 3 tahun lebih saya menjadi koordinator arisan di sebuah komunitas, Blogger Tangsel Plus (BTP). 

Awalnya sih arisan offline, ketemuan di rumah salah satu temen sekalian belajar ngeblog, sosial media, dan printilannya. 


Arisan Komunitas
Arisan Komunitas

Tapi, baru beberapa bulan putaran arisan, eh pandemi datang 🤣. Akhirnya kami meniadakan pertemuan offline dan memulai arisan online. Padahal enaknya offline tuh yang kayak gini, bisa belajar ngeblog langsung 😁. 

Belajar Ngeblog sambil Arisan
Belajar Ngeblog sambil Arisan

Jadi kangen ketemuan offline, huhuhu.

Enaknya arisan online ini, ngumpulin uangnya cukup via tansfer ke rekening bank. Para peserta arisan akan transfer ke rekening koordinator dalam periode yang ditentukan. Misalnya pada tanggal 1-5. Nanti begitu dikocok, uang akan ditransfer ke rekening masing-masing pemenang. 

Pengocokan pemenang arisan biasanya juga dilakukan online. Kebetulan di grup saya selalu minta 1 orang buat ngocok. Nanti yang ngocok akan live di Instagram, jadi semua bisa lihat pengocokannya, jadinya seru.


Senangnya Jadi Koordinator Arisan

Nah ini sukanya jadi koordinator arisan, ketika ada yang menang arisan, serasa kita juga ikut menang. Saat transfer-transfer ke pemenang, dapat ucapan terima kasih dan itu udah bikin bahagia, walau ga ikut menikmati duitnya 🤣. Lihat orang senang menang arisan aja udah bahagia, apalagi menang arisannya ya 🤣.

Kalau koordinator arisan merangkap jadi tukang kocok juga ada sukanya, melihat reaksi sukacita dari para pemenang begitu tahu namanya keluar sebagai pemenang arisan, senangnya menular.

Padahal mah yang dapat orang lain, tapi saya juga serasa ikut menang arisan, padahal duitnya cuma numpang lewat 🤣.

Yang lebih seru lagi kalau ada yang menang arisan, tapi ga mau terima duluan. Nah loh? Iya, di grup arisan ini emang lucu kog. Ada kubu yang ga mau terima arisan di awal, menolak mentah-mentah begitu namanya keluar sebagai pemenang. Mereka lebih suka terima arisan di akhir, supaya ga berasa utang, jadi kayak nabung alasannya. 

Sebaliknya, ada juga kubu yang berebut mau menerima arisan di awal.

Nah, di sini lah serunya arisan kami ini. Begitu nama-nama pemenang dikocok, dan dipilih secara random sebagai pemenang, maka akan terjadi sedikit "kisruh" seru-seruan.

Bagi yang suka terima arisan di awal akan jingkrak-jingkrak, joged-joged, atau teriak-teriak heboh ketika namanya keluar sebagai pemenang.

Tapi bagi yang suka terima arisan di akhir, biasanya akan menolak dan menawarkan pada siapa saja yang mau terima arisan duluan. 

Kalau sudah begini, siapa cepat dia dapat deh. Siapa yang cepat ngacung, namanya jadi pemenang arisan duluan di bulan tersebut. Sementara nama pemenang yang menolak akan dimasukkan lagi untuk dikocok di bulan-bulan berikutnya. 

Jika di antara nama pemenang di bulan tersebut ada yang senang terima di akhir, maka yang ingin dapat di bulan tersebut akan lobi yang bersangkutan untuk bisa terima arisan duluan, istilahnya tuker posisi 👏😁.

Seru kan? 🤣

Saya ikut arisan online buat "maksa" diri nabung, salah satu cara mengelola keuangan rumah tangga. Maklum, sebagai freelancer ga punya gaji bulanan, dapat duitnya nyicil-nyicil, 100-200, 500, dst. Kadang begitu terima honor, udah aja duitnya nguap, buat bayar ini itu, beli ini itu. 

Dengan ikut arisan, saya jadi "dipaksa" nabung, harus menyisihkan sekian rupiah buat bayar arisan tiap bulan. Semacam nabung tanpa biaya admin. 

Ini semacam self reward juga, begitu dapat arisan, uangnya saya belikan sesuatu yang nilainya lebih besar. Beli handphone, laptop, atau kamera buat keperluan ngeblog 😁, kadang beli emas atau deposito buat investasi.


Ga Enaknya Jadi Koordinator Arisan

Cuma, jadi koordinator arisan itu juga harus telaten deh nyatet-nyatetin siapa aja yang udah transfer, siapa aja yang belum setor atau transfer uang arisan. 

Kalau sudah lewat tenggat waktu yang ditentukan masih ada peserta arisan yang belum bayar, maka tugas koordinator deh kudu nyolekin satu-satu. Mengingatkan, takutnya ada yang kelupaan tanggal jatuh tempo bayar arisan, atau ada yang ga sempat transfer karena sibuk.

Tugas koordinator lah mengingatkan yang lupa, yang transfernya kurang, dsb. Transfernya kurang? Iyes, kadang ada aja 1-2 peserta yang lupa jumlah total iuran arisan yang diikutinya. Karena arisan kami memang membolehkan peserta ikut lebih dari satu nama. Konsekwensinya ya bayarnya lebih, sesuai jumlah nama yang diikuti.

Sebagai koordinator, selain menerima transfer dari peserta arisan, saya juga harus transfer ke beberapa nomor rekening kalau nama pemenang arisannya sudah ditentukan (dikocok). Pemenang arisan biasanya lebih dari satu. Kalau peserta arisan 40 orang, maka pemenang arisan tiap bulan ada 4 orang. 

Jadi ya harus telaten juga transfer ke rekening pemenang. Kalau masih satu bank enak, ga kena charge. Nah, kalau beda bank?

Untung saya punya rekening yang memungkinkan transfer ke beberapa rekening bank berbeda. Ada akun Jenius yang memudahkan transfer ke banyak bank berbeda tanpa tambahan biaya.

Kalau sekali transfer beda bank kena charge Rp 6500 dan ada 8 orang yang harus ditransfer? Rp 52.000. Mayan buat beli beras sebulan 🤣. Memang bukan saya yang tanggung biayanya, tapi kan lebih enak juga buat peserta kalau ga pakai biaya transfer bank 😂.

Ada salah satu peserta arisan yang sudah lama punya rekening Jenius. Kalau si teman ini transfer arisan ke saya ga pernah rewel, padahal bank-nya beda dengan saya, ga pernah protes masalah biaya transfer beda bank, karena memang di Jenius bisa transfer ke bank berbeda tanpa biaya (dengan syarat saldo tertentu).

Iseng saya nanya, 

"nabung di Jenius udah berapa lama mba, kayaknya dah lama ya?"

"Sejak awal Jenius buka mbaaa"

"Wooow, dah lama banget dong ya, aman ya?"

"Aman kog sejauh ini"

"Kog betah nabung di Jenius?"

"Enak soalnya, ga perlu ke bank, apa-apa tinggal urus di aplikasi"

Beberapa teman lain juga senang pakai Jenius karena buka deposito ga perlu ke bank. 

FYI, beberapa mungkin ada yang udah tahu ya kalau Jenius ini aplikasi perbankan, alias digital banking dari Bank BTPN yang diawasi OJK dan Bank Indonesia sejak 2016. Bisa dibilang, Jenius merupakan pelopor dalam digital banking *cmiiw. Buka rekening Jenius ga harus ke bank, cukup online. Bahkan buka deposito pun cukup pakai aplikasi Jenius.

Saya buka Jenius biar gampang transfer arisan, bayar Facebook atau Instagram adds, top up saldo Gopay, Link aja, dsb, plus bayar marketplace luar juga.

Kalau transfer-transfer atau transaksi via Jenius memang lebih panjang prosesnya, melalui beberapa tahapan verifikasi, mulai PIN dan juga password. Mana passwordnya juga harus memasukkan kombinasi huruf, angka, dan kapital sekaligus. Ga bisa cuma kombinasi huruf - angka aja, atau angka - kapital aja, tapi ketiganya. Kalau autorithies juga akan diarahkan ke SMS dulu. Berlapis-lapis.

Buat saya yang gampang pelupa dan kadang suka ga sabaran memang harus lebih sabar dan ga boleh lupa. Proses verifikasi yang bolak balik ini membuat saya merasa lebih aman. Dengan system keamanan yang berlapis itu jadi ga mudah diakses orang jahil yang bukan pemilik akun sesungguhnya. Kalau pun ada yang berusaha masuk, akan muncul di notifikasi, jadi bisa dilaporkan secepatnya.

Walau pun Jenius aman, tetap harus berhati-hati, jangan sembarangan kasih PIN, kode autentifikasi, apalagi kode OTP ke orang lain, supaya akun Jeniusnya tetap aman. So, harus ingat-ingat selalu jaga keamanan data pribadi.

Ya begitu lah, sebagai bandar eh koordinator arisan online, banyak suka dukanya, termasuk terima dan transfer uang arisan ke bank yang berbeda-beda. Saya harus memikirkan kemungkinan punya akun yang bisa digunakan untuk banyak transaksi beda bank tanpa tambahan biaya.

40 komentar

  1. Galau banget jadi koordinator arisan, mana pegang uang orang, kadang yang ikut sulit ditagih, dan menanggung tanggung jawab besar.

    BalasHapus
  2. wah banyak juga ya mba suka duka menjadi koordinator arisan, sejujurnya aku belum pernah jadi koordinator arisan, biasanya ikutan arisan aja hehehe ternyata tanggung jawabnya cukup besar

    BalasHapus
  3. Dulu pernah ikut arisan juga bersama sahabat-sahabat. Karena beda pulau jadi arisan online. Lumayan membantu ya saat kocokan terus terima. Duh rasanya hepi banget. Dan emang masalah transferan ini kami juga milih bank yang dipakai semua biar nggak ada biaya adm.

    BalasHapus
  4. Aku udah sekian tahun ga join arisan lagi, mbak :) Sebagian orang suka arisan tapi buatku arisan itu tergantung orang2nya enak atau ga hehehe :) Tanggung jawab si pemegang acara apalagi bagian kas dan urusan keuangan tuh gede banget. Mesti serius pegang uangnya jangan sampai salah hitung, ntar makan2nya bubar hahahahah kaboooorrr :D

    BalasHapus
  5. Aku termasuk orang yang nggK mau jadi koordinator arisan dan sebisa mungkin nggak mau juga terima arisan di awal, haha. Berasa kaya utang beneran. Karena dapet uang di depan tapi harus nyicil sampai putaran arisan selesai.
    Kalau koordinator sih males megang uang, ngeri kepake.
    Enak ya kalaubada Jenius gini. Uang yang masuk bisa langsung masuk Jenius dan nggak diutak atik lagi sama kita deh.

    BalasHapus
  6. Mba Maya telaten bangeeettt
    aku nih salah satu perempuan yg ga demen ikut arisan.
    bahkan, di RT aja aku minta izin ga ikut bayar arisan (jadi ikut iuran pemeliharaan fasilitas, bayar satpam, tukang sampah dll gitu aja).

    Btw, pakai JENIUS memudahkan bangettt ya.

    BalasHapus
  7. Ketemu jenius...urusan transfer2 beda bank nemu solusi ya mba.. Iya sih, kadang klo yang ditransfer nggak gitu banyak, trus mesti nambah 6500 buat biaya admin...rasanya sayang😀 mayan lho 6500, bisa buat jajan cilok

    BalasHapus
  8. Terima baca mak curhatanmu, hehehe. Semangat yah, semangat juga. emang urusan arisan ini abisa lebih pelik dari urusan negara loh, hahaha. Udah bisa aku bayangkan

    BalasHapus
  9. Kalo pegang uang orang banyak kudu pintar pilih aplikasi yg bs atur itu semua. Untunglah jenius banyak manfaatnya dan simpel cara pakainya. Btw saya tim yg pasrah. Dapat duluan ya syukur, enggak ya gak masalah. Saya anggep nabung sih ya

    BalasHapus
  10. Iya banget mba, ngurusi uang untuk beberapa orang tuh emang butuh ketelitian. Dan keselnya kalo ada yang transfer uang arisannya telat telat huhuhuuu...

    BalasHapus
  11. Daku dulu bandar arisan online mbak mulai dari buku paket hingga Logam Mulia, Alhamdulillah pegang puluhan kelompok semuanya lancar dan pesertanya amanah. Kalau ingat sekarang kok berani banget ya pegang duit orang banyak hihihi tapi banyak sih keseruannya

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah ya ada Jenius. Jadi koordinator arisan jadi lebih mudah dan Bebas biaya transfer. Aku juga beberapa kali ikut arisan tapi masih offline pas itu

    BalasHapus
  13. Haduuh kebayang riweuhnya. Aku tuh pening kalau jadi koordinator arisan kayak gitu, udahlah ngurus banyak orang urusannya ama duit pula. Harus teliti dan punya banyak stok sabar tuh mbak. Semangat ya

    BalasHapus
  14. wah senangnya bisa merasakan dinamika menjadi koordinator arisan hehe saya dulu juga pernah mbak, ketika anak anak masih kecil. Kalau udah belum secanggih sekarang ya, duit arisan ditarikin manual hehe jadi kalau ada yang belum bayar, kena nombok deh! btw sekarang lebih mudah ya. transfer aja. aman dan hemat waktu.

    BalasHapus
  15. Urusan arisan ini kalo ga amanah bisa membubarkan persaudaraan dan persahabatan ya mak. Soalnya urusannya uang sih ya mak.

    BalasHapus
  16. Jadi koordinator arisan ternyata banyak suka dan dukanya ya mbak
    untungnya sekarang ada Jenius ya, bikin makin mudah atur uang arisan

    BalasHapus
  17. Uda lama banget gak ikut arisan.
    Tapi dulu beberapa kali ikutan juga buat seneng-senengan yaa.. yang ribet kalau pas dikocok, terus ada yang protes karena gak menang-menang. Hihi~
    Suka duka banget kalo ada yang protes begini tuh..

    BalasHapus
  18. Seruuuu! Arisan sambil belajar ngeblog di BTP.
    Wah berarti Mbak Maya amanah ini sampai jadi koordinator arisan. Ribet juga sih kudu ingetin satu-satu, transfer ke berbagai rekening apalagi beda bank itu biayanya gede juga lho kalau dikumpulin.

    BalasHapus
  19. WKKWKKWKKW aku ya suka ngerepotin dengan telat bayar, tapi pas terima fee bayarnya dilebihin sebulan malahan

    makasih yaaa May, semoga barakah jadi koordinator, looooveee banget dengan kesabaran dan ketelitiannya

    BalasHapus
  20. Ngomongin soal arisan jadi inget aku terakhir ikut arisan pas SD wkwkwk.. Senengnya kl arisan itu pas dapet, nggak senengnya itu pas dapet pertama habis itu bayar terus. Loh, wkwkwk

    Keren banget mbk jadi koordinator arisan, seru banget pengalamannya

    BalasHapus
  21. Seru ya jadi koordinator arisan... Tapi saya tuh paling males kalau harus nagihin uang, makanya jarang mau jadi koordinator atau bendahara, hehehe...

    BalasHapus
  22. Pasti ada serunya juga jadi kordinator, bisa jadi kordinator paling terakhir menyetor. Hihi

    Memang dengan pake Jenius gratis biaya transfer walau beda bank. Makanya aku juga pake nih.

    BalasHapus
  23. Bikin Password di Jenius emang sedikit ribet karena harus pake kombinasi, tapi inilah yang
    jadi keunggulan Jenius , soalnya jadi ga gampang dibobol toh. Terus dari kitanya juga harus
    pintar, jangan asal kasi kode OTP sama siapapun, karena itu pribadi banget

    BalasHapus
  24. Ah iya, kalau jadi koordinator arisan, pas saatnya transfer-transfer butuh aplikasi yang bisa mencegah saldo "pingsan"karena kepotong biaya transfer. Untungnya sekarang sudah ada jenius, jadi feel free kalau mau transfer antar bank

    BalasHapus
  25. Wah aku sampai saat ini paling males join arisan apalagi jadi koordinatornya. Riweuh banget pasti ngatur uang sebanyak itu. Tapi untung ada aplikasi menabung Jenius ya mbak. Jadi dana yang masuk lebih terkontrol

    BalasHapus
  26. Tau nggak sih, fitur Dream Saver dari Jenius ini oke banget. Pokoknya gratis biaya admin, gratis biaya di bawah saldo minimum hingga gratis biaya penutupan rekening

    BalasHapus
  27. Wah boleh juga idenya secara saya pribadi juga jadikoordinator arisan keluarga besar. Suka pusing juga sih kalau ada transfer beda bank antar peserta. Untung ada aplikasi Jenius ya mbak jadi lebih enak dan mudah utuk transfer antar bank karena ga ada bea transfer. Pastunya cepat sampai dan aman ya.

    BalasHapus
  28. Wah seru banget mba arisannya coba di jogja aku juga pasti ikutan. Sekarang emang tuntutan ya mba apa apa harus online karena ga boleh ngumpul2 akibat pandemi. Tapi untungnya ada Jenius kan? Jadi ngebantu banget buat transfer2 uang arisan tanpa ribet dan tanpa potongan biaya admin

    BalasHapus
  29. Boleh nih saya ajak geng arisan ikutan pakai Jenius juga, lebih mantap arisan online-nya hehe!

    BalasHapus
  30. Meski panjang proses verifikasi transfernya dan berlapis yang penting aman ya mba biar nggak mudah di akses orang lain

    BalasHapus
  31. Saya juga gitu pas awal-awal pakai, kok ini ribet banget ya Jenius selalu minta PIN dan Password untuk transaksi. Tapi setelah dipikir-pikir mending gitu kan ya, agar transaksi kita jadi lebih aman.

    BalasHapus
  32. I fell you kak, Menjadi koordinator arisan memang lumayan menguras tenaga kita ya Karena harus cek mutasi semua orang yang transfer. beruntung nih sekarang Ada jenius yang memudahkan kita ya.

    BalasHapus
  33. Kepo deh berapa anggota arisan mbk, apakah semuanya pakai Jenius? Kayaknya Jenius udah membantu sekali ibu ibu dalam bertransaksi sehari-hari ya?

    BalasHapus
  34. Aw…aw… aku juga sama nih, jadi bendahara arisan. Menarik juga ya kalau pakai Jenius. Karena Jenius bisa transfer ke bank berbeda tanpa biaya. Dengan syarat saldo tertentu. Whaaww…. Arisan selanjutnya deh aku pakai juga. Hihi

    BalasHapus
  35. Sekalipun dompet digital memudahkan kita bertransaksi. Kita tetap harus waspada ya mbak. Dengan verifikasi OTP berkali-kali setidaknya kita bisa menanyakan pada pihak jenius, bahwa aplikasi keuangan digital ini aman.

    BalasHapus
  36. Seru ya mbak kisahnya jadi koordinator arisan.

    Wih di Jenius pengamanannya top banget ya kalau pengen transfer, kayaknya merepotkan, tapi memang prosedur keamanan yang begus kan begitu mbak. Berlapis dan mesti kombinasi huruf besar kecil, angka

    BalasHapus
  37. Wah arisan lancar jaya dong berkat Jenius. Ga ribet buat transfer ke anggota2nya meski beda bank. Uleh uga.

    BalasHapus
  38. Oohh mbak Maya gak aktif di ibu-ibu wali murid tapi ternyata aktif di ibu-ibu bloger yaaa.. hihihi.. keren keren.. jadi koordinator arisan (soal keuangan) itu gak mudah, lho. Dan mbak Maya sudah amanah ya selama ini.
    Btw Jenius membantu banget ya ternyata untuk urusan transfer-transfer uang gitu :)

    BalasHapus
  39. jadi kangen arisan bareng ketemu gini ya mba
    huhu kangen
    aku lagi pas dulu arisan :") soale dananya lagi kualihin ke tempat lain

    BalasHapus
  40. Udh lama bangettttt ga ikut arisan begini 😁. Kayaknya trakhir pas SMU deh wkwkwkwk. Setelah kerja ga ikutan, Krn kebetulan aku kerja di bank, jadi prefer ikutan nabung atao invest dari produk2 bank 😅. Staffnya yg lain juga ga ada yg mau ngadain arisan.

    Tapi memang seru kok sebenernya . Aku dulu tipe yg ga mau di awal mba, LBH suka akhir ajaaa 🤣. Biar ga cepet abis hahahaha.

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com