Lomba Blog Asus

Menumbuhkan Kebiasaan Pakai Masker & 3M, Sulit kah?

Hai-hai sahabat bunda3f, memasuki pertengahan September 2020, kasus positif COVID-19 malah terus meningkat. Data harian pertambahan pasien yang positif Covid-19 bertambah 3000-4000 kasus per hari. 

Tentu hal ini jadi keprihatinan bersama. Kog malah makin bertambah, kapan turunnya kalau begini? Kapan redanya?

Kalau melihat kenyataan di lapangan, ya memang banyak juga masyarakat yang semakin abai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. 

Di beberapa grup WA yang saya ikuti, hampir tiap hari para ibu-ibu ini "nggumun" dengan perilaku orang yang seolah makin santai menghadapi virus jenis baru ini. Mereka seperti tidak takut lagi dengan bahayanya. Sudah semakin santai kumpul-kumpul, makan-makan, pesta-pesta, ga jaga jarak, males pakai masker, dan lupa cuci tangan.

Padahal, memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sejak Juni lalu, imbauan pemerintah sederhana aja sebenarnya. Melakukan 3 kebiasaan baru yang jika niat dilakukan, tak akan terasa berat.

Anjuran Adaptasi Kebiasaan Baru

1. Memakai Masker yang sesuai anjuran

2. Mencuci Tangan dengan sabun lebih sering

3. Menjaga jarak minimal 1 meter


Sayangnya, menjadikan 3 kebiasaan baru ini sebagai sebuah rutinitas baru ternyata ga mudah. Nyatanya di lapangan, banyak sekali yang abai.

Demi mengedukasi masyarakat, sekaligus memberi insight Menumbuhkan Melakukan 3M sebagai pembiasaan , Direktorat  Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, alias ditpromkes mengadakan SeminarOnline Bareng Blogger “Yuuk Disiplin COVID-19 Ambyar” 

Seminar online ini diadakan pada hari Rabu, 30 September 2020 melalui zoom dan Youtube Live 



Acara dibuka oleh dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dr Riski memaparkan update isu/kondisi Covid-19 dan menekankan pentingnya peran blogger dalam membantu menyebarkan informasi kesehatan terkait pencegahan dan pengendalian Covid-19 melalui lini/channel masing-masing dengan sebelumnya meng-update informasi dari sumber-sumber resmi/official, media sosial Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, serta sumber resmi lainnya.


Hadir pula narasumber kedua yaitu, Dr. Rose Mini Agus Salim, M.Psi. atau yang akrab dipanggil Bunda Romi. Beliau menyatakan ada beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran diri dalam adaptasi kebiasaan baru, 

Pertama, perkuat moral virtue, kenali manfaat 3 M (Menggunakan masker, Menjaga Jarak, Mencuci tangan dengan sabun), terapkan kebiasaan konsisten, dan mulailah dari diri sendiri, lalu bawa pengaruh ke lingkungan Anda agar menjadi contoh untuk lingkungan.”


Menurut bunda Romi, jika Moral Virtue sudah kuat, maka masyarakat, anak-anak akan dengan mudah melakukan pembiasaan baru ini. Internalnya dulu yang diperkuat, moral Virtue dulu yang ditumbuhkan. Kalau Moral Virtue ini udah jalan, eksternal ga sesuai pun ga akan jadi masalah yang terlalu besar.

Bagaimana menumbuhkan Moral Virtue?


1. Empati (Empathy)

Bangun dulu empatinya. Orang kalau punya empati pada orang lain, pasti akan merasa kasihan pada orang lain, dia akan mudah pakai masker tanpa diminta, karena ga ingin orang tertular. Mau main ke rumah orangtua atau orang yang lebih tua mikir berkali-kali, karena kasihan sama orangtua yang biasanya lebih rentan menderita dan susah sembuh karena imunnya lebih rendah kalau tertular secara ga sengaja karena si anak bisa jadi pembawa virus tanpa gejala *cmiiw.

2. Hati Nurani (Conscience)

Orang yang hati nuraninya sudah jalan, tahu mana yang benar dan salah. Jadi, perlu ditumbuhkan dulu nih, anak-anak perlu tahu mana yang benar dan mana yang salah. Orang tua juga harus konsisten menunjukkan dan memberi contoh. 

Orang yang conscience-nya udah jalan, pasti tahu bahwa keluar-keluar tanpa masker itu salah, bisa berisiko tertular atau ditulari virus, lupa mencuci tangan sebelum makan itu bisa berisiko memasukkan virus ke dalam perut karena tangan yang mungkin saja menyentuh benda-benda yang mengandung virus sebelumnya.

3. Kontrol Diri (Self-Control)

Anak-anak perlu ditumbuhkan kemampuannya dalam mengendalikan diri, self-control, mengendalikan dorongan dan berpikir sebelum bertindak. 

Dengan kemampuan kontrol diri yang baik, seseorang akan berpikir berkali-kali dalam melakukan sesuatu, seberapa pun inginnya dia melakukan itu, karena memikirkan efeknya buat dirinya dan orang lain.

4. Menghargai (Respect)

Kemauan untuk menganggap dan memperlakukan orang lain berharga. Orang yang bisa menghargai atau respect pada orang lain, pasti berpikir berkali-kali untuk ga pakai masker ketika berhadapan dengan orang lain.

5. Kebaikan (Kindness)

Memperlakukan dan perduli terhadap kesejahteraan orang lain. Dengan menumbuhkan kebaikan (kindness), anak-anak diajak untuk berbuat baik kepada orang lain, diajak melakukan sesuatu demi kebaikan orang lain, diajak melakukan sesuatu karena memikirkan kebaikannya bagi orang lain.

6. Tenggang Rasa (Tolerance)

Kemauan untuk menghargai perbedaan dan keunikan tiap individu.  Misalnya sadar kalau ga semua orang punya kesehatan prima, ada yg sakit-sakitan dan mudah tertular.

7. Keadilan (Fairness)

Kemauan untuk memperlakukan orang secara adil dan berlaku adil. 

Nah, dengan memperkuat 7 faktor internal ini, faktor eksternal ga akan terlalu berpengaruh.

Nah, yang seru, ada mba Wardah Fajri, Founder dan Mentor Komunitas BloggerCrony,  yang turut hadir mewakili salah satu komunitas Blogger. Mba Wawa, begitu beliau biasa dipanggil, menyebutkan bahwa, “BloggerCrony sebagai salah satu komunitas, menjadi fasilitator blogger anggota komunitas untuk menyebarkan pesan positif pro-kesehatan gerakan nasional #SelaluPakaiMasker di media sosial.”



Saya memang merasakan banget sih situasi diskusi tentang pembiasaan 3M ini bareng BloggerCrony. Hampir tiap hari anggota komunitas diminta untuk selalu ingat protokol kesehatan dan mempromosikannya di media sosial. Ada banyak kegiatan BloggerCrony yang menginisiasi untuk tetap disiplin pakai masker. Misalnya bikin lomba 17an virtual, bikin Campaign beli hanya di pedagang yang pakai masker, sampai buat gerakan jangan Kendor pakai masker.

Dari seminar online ini, saya dapat insight mantul banget dari ketiga narasumber. Intinya sih, kita bisa memulai dari diri sendiri untuk menumbuhkan kebiasaan selalu pakai masker dan menerapkan perilaku 3M. Jika diri sendiri sudah bisa, tularkan pada lingkungan, ajak mereka melakukan hal yang sama, bisa langsung atau melalui media sosial. Tumbuhkan Moral Virtue mereka, Insyaallah dengan cara ini, lama-lama akan tumbuh kebiasaan melakukan 3M tanpa harus digusah-gusah.

Yuk tetap disiplin lakukan 3M, Jangan Kendor? Jika kita bisa melakukannya untuk diri sendiri, kita juga melakukan ini untuk orang lain. Semangat.

1 komentar

  1. harusnya g sulit ya mbak
    cuma entah knp msh aja ada yg g patuh sama prokes. .
    padahal pandemi belum usai ya mbak

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com