Pertambahan kasus baru Covid-19 di negeri kita, Indonesia, masih belum menunjukkan grafik yang memuaskan. Malah belakangan cenderung meningkat nih.
Beberapa kasus-kasus baru semakin bermunculan. Cluster-cluster baru terdengar di mana-mana seiring dibukanya beberapa fasilitas dan semakin banyaknya pekerja yang mulai bekerja di kantor kembali. Beberapa cluster perkantoran mulai muncul. Tadinya sudah aman, sekarang seperti mencuat kembali. Entah karena memang baru terdeteksi, atau masyarakatnya yang semakin abai? Semakin banyak masyarakat yang menurunkan toleransinya, males pakai masker, kumpul-kumpul, lupa cuci tangan, dsb.
Padahal, walau sudah bisa beraktifitas kembali, sebaiknya kita harus tetap waspada, patuhi protokol kesehatan. Karena sampai saat ini, virus Corona alias COVID-19 ini belum berlalu. Virus ini masih ada dan eksis. Jadi jangan sekali-kali kendor kewaspadaan ya. Yaa, walau jangan lebay juga, yang penting selalu ingat untuk pakai masker dan cuci tangan dengan sabun dan air atau pakai hand sanitizer.
Nah, berhubung si virus ini masih eksis, banyak deh yang menawarkan solusi ini itu, termasuk menawarkan pemanfaatan teknologi sinar UV-C untuk memberangus si virus Corona ini. Emang virus bisa diberangus? Hm, sebenarnya, pemanfaatan Sinar UV-C ini gunanya untuk merusak struktur DNA dan RNA mikroorganisme, mulai bakteri sampai virus, termasuk penyebab tuberculosis, influenza, dsb.
Tapi, karena mampu merusak, tak hanya mikroorganisme saja yang mampu dirusak si sinar UV-C ini, mata dan kulit manusia pun bisa rusak jika salah penggunaannya. Duh, serem dong?
Sebenarnya ga serem kog
Dalam rangka mengedukasi masyarakat terkait penggunaan produk UV-C yang aman dan efektif, Signify Indonesia mengadakan sesi Diskusi Virtual bertajuk "Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? Pemanfaatan Teknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme" pada hari Selasa (25/8).
Diskusi yang dipimpin oleh Lea Indra, Head of Integrated and Marketing Communication Signify Indonesia (kedua dari kanan) ini menghadirkan pembicara ahli:
Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (kiri)
Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) (kedua dari kiri)
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (kanan).
Menurut Dr. Hermawan, pada masa pandemi ini, yang penting diperhatikan itu kemauan kita untuk patuh pada protokol kesehatan. Selalu pakai masker di keramaian, jaga jarak aman, dan selalu cuci tangan dengan air dan sabun, atau setidaknya sedia hand sanitizer jika sulit menemukan sumber air dan sabun. Cuci tangan ini yang mungkin sering diabaikan nih. Padahal, tiap kali akan makan atau menyentuh bagian wajah, ingat lah selalu untuk memastikan wajah kita steril.
Nah, kembali lagi soal Sinar UV-C tadi, apakah aman? Menurut Pak Aulia Nasution, pemanfaatan Sinar UV-C aman, asal digunakan secara semestinya. Melakukan desinfeksi menggunakan Sinar UV-C untuk kantor, restaurant, Bioskop, sekolah, rumah, dsb hanya aman jika tidak bersentuhan langsung dengan manusia. Artinya, ketika melakukan desinfeksi ruangan, pastikan tidak ada satu orang pun di dalam ruangan.
Nah, jadi sebenarnya, penggunaan Sinar UV-C untuk desinfeksi ruangan aman ya, asal digunakan dengan tepat. Memang harus hati-hati penggunaannya.
Salah satu produk yang bisa digunakan untuk desinfeksi dan memanfaatkan Sinar UV-C adalah Produk UV-C Philips yang sudah dilengkapi perangkat keselamatan seperti: sensor gerak gelombang mikro, pengatur waktu dan alarm suara.
Fitur-fitur keselamatan tersebut diperlukan karena produk UV-C tidak boleh dinyalakan ketika ada orang atau hewan di dalam ruangan. Produk UV-C harus dioperasikan di ruangan tertutup untuk meminimalisir resiko paparan. Tindakan keselamatan ini membantu pengguna menghindari paparan langsung terhadap mata dan kulit dari produk tanpa lapisan pelindung.
Philips UV-C Disinfection Desk Lamp memiliki perlindungan keamanan terintegrasi seperti pengatur waktu, alarm suara, sensor gerak dengan radius 3 meter menggunakan teknologi gelombang mikro, dan kabel sepanjang 3 meter yang didesain untuk melindungi pengguna dari bahaya paparan berlebih. Fitur keselamatan lain yang unik pada produk ini adalah panduan suara yang akan aktif sebelum pengguna menyalakan lampu.
Jadi, perlu kah mendisinfeksi rumah demi keamanan? Ya perlu ga perlu. Jika rumahnya memang berisiko tinggi misalnya, sering didatangi orang, atau ybs sering atau banyak beraktifitas di luar, atau ybs banyak berhubungan dg kasus Covid-19, mungkin ada baiknya melakukan Disinfeksi sesekali ya. Kecuali ruangan klinik, resto, rumah sakit, hotel, dan tempat umum lainnya yg banyak dikunjungi berbagai kalangan, wajib kayaknya sering-sering didisfeksi. Kembali lagi, soal perlu ga perlunya rumah Disinfeksi, kembali lagi ke pertimbangan pribadi 😁
Tidak ada komentar
Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.
Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com