SHEnergy Kreasi, Jadikan Perempuan Lebih Berdaya


Banyak kasus kekerasan pada anak dan perempuan yang terjadi di negeri ini. Entah kekerasan dalam rumah tangga, atau kekerasan lain. Hampir tiap hari ada saja berita tentang anak yang disiksa orangtua atau istri yang disiksa suami. Belum terhitung kasus trafficking alias perdagangan manusia. Lagi-lagi korbannya adalah anak dan perempuan. Memang perempuan dan anak-anak sering menjadi korban karena biasanya lebih lemah. Faktor ekonomi sering menjadi tertuduh muara dari masalah ini. Huhuhu.


Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Pada Anak (PPPA) yang baru saja menjabat, Ibu Bintang Suprayoga, salah satu cara keluar dari  lingkaran tersebut, perempuan harus  dibuat berdaya. Jika perempuan berdaya, maka kekerasan pada perempuan dan anak akan jauh berkurang. Perkawinan anak dan pekerja anak juga akan menurun.


Ibu Bintang Puspayoga memberi sambutan

Hm, bener juga sih kata-kata bu Bintang, dengan menjadi berdaya, perempuan menjadi punya daya, kepercayaan diri meningkat, kemampuan finansial menjadi lebih baik. Nilai dan posisi tawarnya lebih tinggi. Kebahagiaannya lebih meningkat. Biasanya, ibu yang bahagia, membuat anak lebih bahagia. 

So, tak salah nih Kemen PPPA mengadakan acara SHEnergy Kreasi yang diadakan di Gedung Perpustakaan Nasional, pada Senin, 16 Desember 2019 lalu.



Acara yang mengundang beberapa woman preneur sukses sebagai narasumber diskusi dan berbagai komunitas perempuan sebagai peserta ini sangat menarik untuk diikuti.

Salah satu pembicara yang menarik perhatian saya adalah Hanna Keraf dari Du'Anyam, sebuah Social Enterprise yang menjalankan bisnis berbasis sosial. Mereka berjalan beriringan dengan para perajin anyaman. Menurut Hanna, menganyam sudah menjadi semacam budaya yang harusnya bisa jadi nilai plus bagi bangsa kita. Sayang jika tidak dimaksimalkan. Demi meningkatkan kemampuan ekonomi para mama-mama NTT, Du'Anyam memberdayakan mereka. Memasarkan produk mama-mama ini, memberikan mereka pelatihan mengolah produk yang berkualitas, membantu mereka menyalurkan produknya hingga ke luar negeri, dan memberikan mereka pekerjaan ketika banyak pesanan dari berbagai vendor. 

Sungguh menarik menyimak perjalanan Du'Anyam memberdayakan para wanita NTT ini meningkatkan finansial keluarganya. Mulai mengajari menganyam lebih baik, hingga mengajarkan mereka menggunakan perangkat digital. Jika dulu untuk meminta mereka mengerjakan order harus mendatangi mereka hingga ke pelosok. Kini, dengan semakin pintarnya mereka menggunakan aplikasi, order lebih mudah diterima dan dibuat.

Subhanallah, saya sungguh terharu, ini lah sebenar-benarnya sinergi perempuan yang saling menguatkan.

Pada awal-awal Du'Anyam berdiri, marketing Du'Anyam sampai mengirim proposal dan penawaran ke ratusan resto dan hotel. Apakah langsung diterima? Tidak! Pada awal-awal itu, hanya 1-2 saja yang merespon. Mereka harus bekerja keras meyakinkan pihak hotel & resto untuk menggunakan produk Du'Anyam. Kini, order Du'Anyam semakin deras mengalir, semakin banyak juga mama-mama NTT yang bisa berdaya.

So, himbauan Bu Menteri Bintang Suprayoga agar perempuan pengusaha, apalagi yang menguasai digital, bersinergi dengan perempuan yang kurang berdaya dan masih rendah pemahaman digitalnya. Dengan bersinergi, perempuan yang berdaya akan semakin banyak, anak dan keluarga juga akan lebih kuat.

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com