Asah Kreatifitas Dengan Experience Learning

Era digital ini memang melenakan. Segala sesuatu menjadi mudah dengan adanya internet dan gadget. Mau browsing atau mencari informasi, tinggal jelajah mbah Google. Mau belajar segala sesuatu pun jadi mudah, tinggal baca blog tutorial, atau buka video tutorial via youtube, instagram, atau media sosial lainnya.

Kemudahan belajar via digital ini kadang bikin kita, dan anak-anak jadi mager. Ga usah ke mana-mana, cukup buka gadget, browsing, langsung ketemu semua yang diperlukan. Ya gak?

Sayangnya, ini juga yang membuat kita, maupun anak-anak menjadi begitu attach terhadap gadget. Padahal, anak-anak sebaiknya tidak menghabiskan banyak waktu bersama gadget. Mereka tetap perlu belajar bersosialisasi secara langsung, belajar berinteraksi secara langsung, belajar merasakan secara langsung.





Menurut Psikolog Anak dan keluarga, Ditha Rachman, anak-anak tetap perlu belajar melalui experience learning. Merasakan langsung, belajar melalui pengalaman, praktek, trial n error. Belajar melalui pengalaman langsung akan membuat anak kaya akan pengalaman, mengasah logika dan kemampuan berpikirnya. 

Melihat saja itu beda sensasinya dengan merasakan dan mencoba langsung. Contohnya kucing. Lihat gambar sama pegang kucingnya langsung tentu beda kan? Kalau pegang langsung kan jadi bisa merasakan tekstur bulunya.

Satu-satunya cara untuk membuat anak lepas dari gadgetnya adalah dengan menciptakan berbagai kegiatan yang menarik. Mereka begitu lekat dengan gawainya ya karena tidak menemukan kegiatan lain yang menyenangkan. So, salah satu yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan menciptakan kegiatan yang mengasyikkan bagi anak. Berikan mereka kegiatan yang dapat mengalihkan perhatiannya dari gawai.





Ini juga yang dilakukan Mona Ratuliu pada ketiga anaknya. Agar anak-anaknya tidak gadget mania, Mona harus pintar-pintar cari akal menciptakan berbagai kegiatan yang menarik bagi anak-anak. Salah satu yang sering Mona lakukan adalah mengajak anak-anaknya "bermain-main" dengan printer. 



Dengan printer Hp Deskjet 3775 misalnya yang punya fasilitas print, copy, dan scan, anak-anak bisa berkreasi macam-macam. Printer jenis ini sangat handy, ringan, dan mudah dibawa-bawa. Bahkan bisa print langsung via wifi. Anak-anak bisa print berbagai keperluan project sekolahnya.

  • Saya jadi ingat, dulu, jaman Faldi Ferdi belum masuk TK, saya sering memberi mereka berbagai printable yang saya ambil dari internet. Banyak free printable yang bertebaran, mulai printable mewarnai, sampai printable huruf dan angka. Anak-anak secara ga langsung belajar mengenal huruf dan angka dengan cara yang menyenangkan.

Pada acara Fimela Family Day 2019 di  Taman Kajoe, Cilandak, Jakarta  pada 27 Oktober 2019 lalu bersama HP Printer, para orangtua dan anak bisa ikut workshop menyenangkan. Anak-anak usia 5-8 tahun ikut workshop membuat kalender yang unik. Anak-anak usia 9-12 tahun mendapat sesi membuat pop art photo decoration.




Experience learning membuat kalender dan pop art photo decoration bersama @idekuhandmade membuat anak-anak mendapatkan pengalaman langsung cara membuat kalender. Mereka bisa print aneka pernak pernik dan hiasannya dengan printer Hp. Tanggal-tanggal kalender bisa diprint. Sisanya tinggal dihias. Foto bisa dicetak beserta beberapa hiasan yang ingin ditambahkan/ditempel



Kegiatan ini membuat anak-anak sibuk menggunting, menempel, mengatur posisi, memikirkan kreasi yang cantik.

Nah, masih banyak kreasi lain bisa dibuat sendiri bersama anak dan orangtua. Selain menciptakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, hal ini juga akan mengasah kreatifitasnya, plus menciptakan bonding yang makin kuat antara anak dan orangtua.

Kalian biasa bikin apa bersama anak-anak nih buibuuuk? Yuuuk ajak mereka berkreasi.

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com