Urusan jemput menjemput misalnya. Bagi saya, Falda (saat itu baru naik kelas 6 SD) sudah cukup besar untuk pulang pergi sendiri. Tak harus selalu dijemput seandainya kami sedang berhalangan mengantar jemputnya. Masalahnya, tingkat khawatir suami cukup tinggi. Apalagi Falda anak perempuan satu-satunya, bungsu pula. Suami selalu memikirkan macam-macam bahaya yang terjadi di jalan. Rasa takut dan khawatirnya akan semakin meningkat setelah menyaksikan berita di TV. Itu yang membuat suami tetap melakukan antar jemput sendiri, walau sedang sakit.
Sekali waktu, suami harus ke luar kota dan saya yang mendapat amanah untuk melakukan antar jemput Falda. Berhubung saya gak bisa bawa kendaraan, jadi saya antar jemputnya menggunakan angkot atau ojek online (ojol). Suami kekeuh meminta saya yang harus antar jemput. Dia tak mau melepas Falda naik angkutan sendiri.
Soal yang satu ini jadinya agak lucu, Kalau naik ojol berdua sudah pasti gak mungkin, masa mau naik ojol bertiga dengan anak sebesar Falda? Mau pesan 2 ojol juga Falda gak mau, maunya satu kendaraan bareng saya. Akhirnya kami naik angkot berdua. Naik angkot berdua pun lama-lama jadi terasa aneh. Adik-adik kelas Falda yang lebih kecil aja naik angkot sendiri, masa Falda yang sudah besar itu masih ditemenin naik angkot?
Saat itu saya senggol Falda "tuh Fal, pada naik angkot sendiri"
Sambil berbisik-bisik Falda bilang, "iya bund, Falda juga pengennya naik angkot sendiri, tapi kan sama ayah ga boleh"
Saya menghela nafas.
Saat sampai di rumah, saya bilang ke Falda
"Fal, besok bunda harus ngajar, gak mungkin antar jemput Falda seperti biasa. Falda mau coba naik angkot sendiri? Atau mau bunda pesenin ojol?"
"Falda mau naik angkot sendiri aja bund, Falda bisa kog"
Mumpung ayahnya sedang tugas ke luar kota, saya berikan Falda kesempatan agar ia lebih mandiri. Kalau ada ayahnya, pasti aja gak boleh.
Hari pertama uji coba Alhamdulillah berjalan lancar, Falda bisa pulang pergi sendiri dengan angkot. Pagi-pagi saya temenin jalan sampai tempat nunggu angkot, siangnya tinggal nunggu Falda nongol di rumah. Kendalanya sih cuma satu, harus jalan 30-45 menit lebih pagi. Daerah menuju sekolah Falda harus melalui rel kereta yang macetnya luar biasa di pagi hari. Jika bangun kesiangan, sampai di sekolah pasti telat. Kalau terlambat lebih dari 10 menit, tak akan boleh masuk.
Supaya gak deg-degan terlambat masuk, saya akhirnya memikirkan alternatif angkutan lain. Kasihan kalau Falda terlambat. Untung lah ada ojek online (ojol), yang riwayat perjalanannya bisa saya cek. Rasa was-was dan khawatir bisa saya turunkan derajatnya. Apalagi dengan adanya fitur keamanan baru dari GOJEK, ojek online favorit saya.
Fitur Tombol Darurat (Emergency Button)
Saya paling bahagia saat tahu GOJEK sekarang punya tombol darurat. Tombol ini memang disediakan agar para penumpang semakin merasa aman naik GO-CAR. Tombol dapat digunakan pada keadaan atau situasi darurat.
Tombol ini langsung terhubung dengan Unit Darurat GOJEK, lho. Unit Darurat ini siap melayani selama 24 jam selama seminggu, alias non stop, bisa dihubungi kapan pun!
Fitur panggil bantuan darurat ini sudah tersedia di GO-CAR, di seluruh Indonesia. Semoga bisa segera diakses di GO-RIDE juga ya. Walaupun saya sendiri berharap gak akan pernah menggunakan fitur panggil bantuan darurat ini.
Bagikan Perjalanan (Share Trip)
Oh ya, tak cukup menyediakan tombol darurat saja, GOJEK makin memberikan rasa aman dan nyaman lebih bagi customer-nya dengan menyediakan fitur Bagikan Perjalanan alias Share Trip.
Wuah, fitur bagikan perjalanan ini berguna banget pastinya buat ayahnya Falda yang gampang khawatir. Hahaha. Dia pasti bisa merasa lebih aman, karena anak perempuan kesayangannya itu ada di tangan yang tepat, melalui perjalanan yang aman bersama babang GOJEK.
Saya dan suami bisa melakukan pengecekan langsung perjalanan babang GOJEK yang membawa Falda. Kami bisa tahu siapa driver-nya, nomor plat kendaraannya, dan ke mana ia membawa Falda, rute mana saja yang ditempuhnya, semua bisa kami cek secara live.
Fitur ini bisa di-share ke WA, LINE, atau SMS. Orang yang kita bagikan detail perjalanan ini akan bisa mengetahui titik penjemputan dan tujuan, info tentang driver, nama, nomor polisi, dan jenis kendaraannya.
Saya atau suami akan langsung menerima dan tahu lokasi Falda sekarang. Jadi bisa banget memantau perjalanan ke lokasi mana aja.
Tak hanya terhadap Falda, saya dan suami pun bisa merasa lebih aman melepas mama atau adik-adiknya mama naik GO-CAR sendirian.
Untungnya fitur ini sudah bisa diaplikasikan pada GO-CAR dan GO-RIDE di seluruh Indonesia.
Driver Jempolan
Seringkali saya bertanya-tanya dalam hati, kenapa driver GOJEK yang saya naiki selalu ramah dan baik hati. Pernah beberapa kali kehabisan uang cash dan saldo GO-PAY, sang driver tak keberatan saya minta mampir ke ATM terdekat. Bahkan pernah sang driver saya minta menunggu di ATM yang saat itu sedang antri. Rasa hati sudah gak enak membiarkannya menunggu. Tapi si babang GOJEK sama sekali gak bete, apalagi cemberut, masih bisa tersenyum dan menjawab "tidak apa-apa mba" ketika saya meminta maaf.
Urusan sopan santun ini memang menjadi concern saya dan suami. Kami gak akan nyaman naik kendaraan yang driver-nya ugal-ugalan, berkata kasar, hobby mengumpat, dsb. Untungnya, sepanjang saya naik GOJEK, belum pernah bertemu driver seperti itu. Yang saya temui kebanyakan adalah driver super sopan yang bahkan untuk menyalip saja ga berani sembarangan, super hati-hati! Kalau berhenti di lampu merah, persis di belakang garis!
Saking penasaran, saya pernah iseng bertanya pada salah satu driver yang saya naiki, "Pak, saya perhatikan driver GOJEK yang saya naiki selalu sopan, dan ramah terhadap customer, apakah sebelumnya mereka mendapatkan pelatihan?"
"Tentu mba, sejak awal kami sudah diberikan modul dan berbagai pelatihan dan program edukasi dari GOJEK"
Aih, pantes rata-rata driver GOJEK yang saya naiki selalu bersikap ramah dan sangat baik. Menyapa dengan sopan dan berkendara dengan aman. Saking amannya, beberapa driver GO-RIDE yang saya naiki membawa saya dengan kecepatan tak lebih dari 40km/jam, walau di jalanan sepi. Kalau sedang buru-buru jadi terasa lamban kayak kura-kura, hahaha. Tapi, itu kan demi keamanan ya. Sesuai aturan safety driving *cmiiw.
Ini menyebabkan saya cinta mati sama GOJEK, hahaha. Hampir tak pernah bertemu driver judes bin jutek, apalagi yang sampai menurunkan penumpang di tengah jalan, belum pernah! Selalu bertemu driver ramah yang menyapa dengan sopan "Selamat pagi mba, mau pakai masker?" Ahhh, buat emak-emak, dapat sapaan seperti itu kebahagiaan tersendiri. *Ehhh
Rupanya, GOJEK memang memberikan pelatihan berkendara, safety driving, plus attitude kepada driver-driver-nya. Bersama Rifat Driver Labs, GOJEK melakukan pelatihan driver tiap bulannya lewat program RDL GOJEK. Program ini merupakan hasil inisiasi Duta Keselamatan Berkendara, Rifat Sungkar.
Dalam waktu 4 tahun terakhir, lebih dari 300 ribu mitra pengendara GOJEK di 20 kota Indonesia, sudah bergabung dalam program RDL GOJEK. Program ini masih terus berjalan dan diikuti sekitar 10 ribu mitra driver setiap bulannya. Program ini memberikan edukasi mengenai: pengetahuan tentang tanggung jawab, kesabaran, dan empati, defensive riding, keselamatan berkendara, pre-trip inspection, dan sesi praktek.
GOJEK juga memberikan edukasi kepada mitra driver melalui #TrikNgetrip sebuah program edukasi yang menyampaikan pesan dengan cara yang menyenangkan untuk para mitra driver dalam memberikan pelayanan terbaik dan tips dalam berkendara serta perjalanan kepada penumpang.
Ada juga workshop untuk meningkatkan keterampilan mitra driver lewat Bengkel Belajar Mitra. Program ini rutin diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia dengan menggandeng para profesional di bidangnya masing-masing untuk memberi pembekalan kepada driver GOJEK dalam meningkatkan layanan dan mengasah pengetahuan di bidang lainnya.
Untuk para mitra driver yang telah memberikan pelayanan super dan berkontribusi dalam masyarakat, GOJEK turut mengapresiasi dengan memberikan sebuah penghargaan, bernama Driver Jempolan. Penghargaan yang disematkan berupa pin pada jaket GOJEK mereka diberikan untuk memotivasi para mitra driver untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya.
Asuransi GO-RIDE
Nah, fasilitas yang satu ini benar-benar bikin saya tambah jatuh cinta. Walau berharap tidak akan mengalaminya, saya cukup senang dengan jaminan keamanan GOJEK memberikan perlindungan asuransi kepada para pengguna layanan GO-RIDE seluruh Indonesia.
Perlindungan asuransi ini otomatis aktif ketika mulai melakukan perjalanan hingga tiba di lokasi tujuan. Jika terjadi kecelakaan atau pencurian saat di perjalanan, kita bisa memanfaatkan perlindungan asuransi ini.
Punya anak perempuan, bungsu, dan satu-satunya itu memang membuat kami punya rasa khawatir lebih tinggi. Tanggung jawab menjaga anak perempuan jauh lebih besar. Sampai ada yang menyebutkan, menjaga anak perempuan itu seperti menjaga telur. Harus dijaga hati-hati, jangan sampai retak. Jika retak, akan sulit diperbaiki. Itu yang membuat kami ekstra hati-hati menjaga Falda.
Sekarang, saya dan suami sudah bisa #UninstallKhawatir karena berbagai fitur baru yang lebih memberikan jaminan keamanan dari GOJEK. Kami jadi lebih berani melepas Falda naik ojol sendiri.
Nah, bagi teman-teman yang belum update aplikasi GOJEK, buruan update, gih. Fitur-fitur keamanan Bagikan Perjalanan dan Tombol Darurat ini hanya ada di versi terbaru.
Udah waktunya, pake GOJEK dan #UninstallKhawatir sekarang juga
Tanpa GOJEK apalah aku, aktivitas bisa terhambat. GOJEK banyak membantu dalam mengantarkanku mencari nafkah dan menjemput impian.
BalasHapusCerita Falda sangat mengharukan Mba, setuju saya dengan prinsip Mba Maya untuk mendidik anak mandiri.
toss ah teh, samaaa
HapusKe mana-mana aku juga naik GOJEK. Biar kata harganya naik, tetep aja balik ke GOJEK
BalasHapusFalda sudah besar ya Mbak.
BalasHapusKalau tuker-tukeran baju gitu jadi berasa punya kembarang. hihihi.
AH ya, saya juga senang banget dengan fitur terbarunya GOJEK ini
Nah..kalo ngelepas anak gadis dengan naik ojek suka was2 ya.., tapi dengan share trip jadi gak khawatir lagi..
BalasHapusGOJEK paling tahu apa yang diinginkan pelanggan..