Beberapa hari kemudian, bagian tubuh yang terkena minyak panas itu berair, menggelembung dan adik saya kesakitan. Saya tak tahu lagi cara menanganinya. Akhirnya kami membawanya ke klinik terdekat. Pihak klinik tak berani menangani, mereka meminta kami langsung menuju ke rumah sakit saja.
Begitu sampai di rumah sakit, dokter mengatakan kalau kami sudah terlambat. Luka bakar terkena minyak panas itu sudah infeksi. Harus dioperasi. Kulitnya harus dikupas! Hiii
Agar tidak terjadi infeksi lanjutan karena kulit yang terbuka, adik saya harus dirawat intensif sampai dua minggu lebih. Saat dibolehkan pulang ke rumah pun kondisi lukanya masih basah dan masih harus dirawat. Butuh waktu nyaris 2 bulan untuk menyembuhkan proses luka tersebut. Itu pun bekas luka bakarnya tak bisa hilang.
Agar tidak terjadi infeksi lanjutan karena kulit yang terbuka, adik saya harus dirawat intensif sampai dua minggu lebih. Saat dibolehkan pulang ke rumah pun kondisi lukanya masih basah dan masih harus dirawat. Butuh waktu nyaris 2 bulan untuk menyembuhkan proses luka tersebut. Itu pun bekas luka bakarnya tak bisa hilang.
Duh, kalau ingat kejadian itu, saya nyesek. Menyesal tidak belajar cara tepat menangani luka bakar. Menyesal tidak melakukan pertolongan pertama yang tepat. Pengen nangis. Huhuhu.
Belakangan saya paham, luka bakar semacam itu tergolong luka bakar berat yang bisa merusak jaringan kulit hingga ke dalam. Andai kami langsung membawanya ke dokter, mungkin almarhum adik saya tak perlu sampai dioperasi.
Luka Bakar di sekitar Kita
Kejadian itu membangun kesadaran saya, bahwa kecelakaan-kecelakaan yang kelihatan sepele di dapur, bisa berakibat fatal jika salah penanganan. Pertolongan pertama luka bakar harus lah tepat.
Saya akhirnya belajar cara tepat menangani luka bakar, agar tak lagi mengulang kesalahan. Karena ada banyak kasus luka bakar yang ada di sekitar kita. Mulai kesenggol setrika panas, keserempet knalpot, ketetesan lilin panas, sampai terciprat minyak panas saat menggoreng. Pertolongan pertama luka bakar pada kasus-kasus ringan seperti itu tak boleh sembarangan, salah-salah malah jadi infeksi berat seperti kasus almarhum adik saya.
Sabtu, 16 Maret 2019 lalu, saya dapat kesempatan sedikit untuk memahami cara tepat menangani luka bakar. Acara talkshow ringan bertajuk "Aksi Nyata untuk Luka Bakar" ini digelar di dekat pintu masuk Watson Pondok Indah Mall II. Walau tempatnya tak terlalu luas, tapi dapat ilmu luar biasa.
Acara dibuka dengan sharing dari Tanti Amelia yang seorang blogger dan doodler. Mba Tanti cerita pengalaman salah satu murid doodlernya yang terkena lilin panas. Saat itu semua panik dan mengambil tindakan yang agak ajaib. Mereka mengoleskan tepung yang didinginkan. Mungkin analoginya, tepung dingin bisa mendinginkan, tapi, apa iya bisa menyembuhkan?
Acara dibuka dengan sharing dari Tanti Amelia yang seorang blogger dan doodler. Mba Tanti cerita pengalaman salah satu murid doodlernya yang terkena lilin panas. Saat itu semua panik dan mengambil tindakan yang agak ajaib. Mereka mengoleskan tepung yang didinginkan. Mungkin analoginya, tepung dingin bisa mendinginkan, tapi, apa iya bisa menyembuhkan?
![]() |
Mba Tanti Amelia sharing tentang luka bakar |
Mini talkshow yang menghadirkan dokter ahli bedah plastik sekaligus ahli rekonstruksi estetik, dr. Aryanto Habibie SpBP-RE. Dokter Aryanto sudah terbiasa menangani pasien-pasien luka bakar, mulai yang sedang, sampai luka bakar kelas berat yang memerlukan rekonstruksi. Dokter yang sehari-hari praktek di Rs Siloam Bogor dan salah satu RS di Sukabumi ini berbagi tip, cara tepat menangani luka bakar. Bagaimana caranya?
Simak yuuk video saya berikut.
Cara Tepat Menangani Luka Bakar
1. Menurut dr. Aryanto, begitu terkena benda panas, langsung guyur atau rendam air dingin (bukan air es ya) selama 10-20 menit. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah panas masuk lebih dalam dan merusak jaringan kulit, sekaligus untuk meredakan rasa panas dan nyeri.Jika terkena cairan kimia yang bisa menyebabkan luka bakar, segera guyur dengan air, atau jika perlu, mandi di bawah pancuran air (shower).
2. Untuk anak-anak yang terkena luka bakar, setelah pertolongan pertama tadi (diguyur air), langsung saja bawa ke dokter.
Untuk orang dewasa yang mengalami luka bakar grade 2 atau 3 pun sebaiknya langsung dirujuk saja ke dokter.
Bagaimana membedakan grade luka bakar? Simak penjelasan dr. Aryanto Habibie ini ya
Intinya, luka bakar grade 1 itu cuma luka bakar akibat terkena sinar matahari, alias sunburn. Menurut dr. Aryanto "the only onr is sunburn, selain itu udah masuk grade 2!"
3. Pada kasus luka bakar ringan yang wilayahnya tak terlalu luas, bisa saja dilakukan perawatan di rumah dengan mengoleskan bagian yang terkena luka bakar dengan salep khusus luka bakar yang direkomendasikan dokter.
4. Untuk perawatan luka bakar sehari-hari, selanjutnya, oleskan salep khusus luka bakar secara rutin untuk membantu regenerasi kulit, menggantikan kulit lama yang terbakar, dengan kulit baru.
5. Jika bekas luka bakar menggelembung dan berisi cairan, keluarkan cairan itu dengan jarum steril (bakar ujung jarum selama beberapa saat sebelum digunakan). Tusuk sedikit saja, seperti memecahkan balon, untuk mengeluarkan cairan, usahakan tidak mengenai bagian dalam.
Setelah cairan keluar, bersihkan, lalu oles dengan salep khusus luka bakar. Tak perlu mengelupas kulit tersebut, ini malah bisa menimbulkan infeksi.
Salep luka dan luka bakar biasanya diformulasikan untuk meredakan nyeri, meregenerasi sel, dan mencegah terjadinya bekas luka. Salah satu salep yang banyak digunakan oleh dokter dan fasilitas kesehatan adalah Mebo. dr. Aryanto mengaku menggunakan salep Mebo untuk pasien luka bakar yang ia tangani.
![]() |
Oleskan salep Mebo (foto by Echa) |
Mebo Salep Luka Bakar
Mebo merupakan salep luka berbahan alami buatan lokal, produksi Combiphar. Bahan utama Mebo adalah minyak wijen dan beberapa rimpang dan akar tumbuh-tumbuhan, Coptidis Rhizome, Phellodondri Chinensis, Scutellariae Radix, dan Sesame oil.
Fungsi minyak wijen (sesame oil) adalah melembabkan kulit dan mendukung proses penyembuhan luka, sehingga tidak menimbulkan bekas luka.
Kelebihan Mebo adalah tidak mengandung antibiotik, yang biasanya belum diperlukan pada penanganan pertama atau luka bakar ringan.
Menurut mba Yosephine Carolline, Brand Manager Combiphar, sejak tahun 2006, Mebo sudah banyak digunakan dokter. Mebo bahkan sudah hadir di 73 negara, mulai New Zealand, Mesir, Uni Emirat Arab, Malaysia, hingga USA.
Kalau dulu salep ini sulit didapat di toko obat biasa, kini, bekerja sama dengan Watson, Mebo sudah bisa didapat dengan lebih mudah di berbagai gerai Watson di Indonesia.
Mebo Sebagai Salep Luka
Mebo pun ternyata bisa membantu pengobatan luka. Luka baru seperti tergores pisau, tertusuk duri, lecet atau luka karena kecelakaan pun bisa dirawat dengan menggunakan salep ini. Kemampuannya dalam meregenerasi sel kulit, dapat membantu proses penyembuhan luka.
Ahhh, jadi pengen stok Mebo di rumah.
Kebetulan sedang ada promo, dari harga Rp 136.000 jadi Rp 96.500. Dengan voucher 15.000 yang bisa didapatkan di Watson Pondok Indah, Margo City, dan Mall Kelapa Gading, harganya jadi cuma Rp 81.500 untuk kemasan 20gr.
Namanya musibah ga bisa diprediksi, ya kan?
Banyak kasus luka bakar yang kelihatannya sepele, berawal dari rumah. Entah kesenggol setrika, kecipratan minyak panas, tersiram air panas, keserempet knalpot, ketumpahan lilin, tersiram cairan kimia, dsb.
Lebih baik sedia payung sebelum hujan, right? :). Sedia Mebo buat P3K di rumah.
Ooh jadi tender care ga membantu juga. Padahal aku juga selalu pake tendercare untuk luka apapun itu
BalasHapus1st time coming here
BalasHapusmantappp
postingan kedua tentang mebo yang saya baca hari ini
Ya Allah ga nyangka dirimu pernah punya pengalaman pahit tentang luka bakar... Semoga selalu berhati-hati lagi dan sedia P3K dan mebo
BalasHapus