Shafira Hadirkan Inspirasi dan Tip Fotografi

"Alhamdulillah saya diberi rizki di malam pertama, Lumpuh"

Saya shock mendengar ucapan Nadiah Fatimah ini. Ini orang dalam keadaan sadar atau ngga sih? Dapat musibah kog ya malah mengucapkan Alhamdulillah. 


Sharing Session 


Saya yang awalnya sedang sibuk melakukan twitting, langsung mengalihkan pandangan ke wajah Nadia. Meneliti dengan seksama, sedang bersyukur atau kah bersedih?

"Saya memang ingin benar-benar dekat dengan Allah. Tapi, tak menyangka akan secepat itu Allah memberinya. Tepat di malam pertama, saya diberikan kado istimewa. Bagian pinggang ke bawah tak bisa saya rasakan sensasinya. Dokter menyebutkan saya mengalami Lupus, penyakit auto imune yang menyerang sel tubuh sendiri yang sehat. Saya diperkirakan hanya akan bertahan hidup 6 bulan"



Ya Allah, saya ga bisa membayangkan berada di situasi itu. Malam pertama yang diimpikan semua pengantin baru menjadi malam yang paling indah,  malah dapat "rizki", istilah Nadia.

Entah dari segi apa Nadia menganggap itu rejeki. Kalau saya mungkin sudah sedih bukan kepalang, merundung duka, putus asa, dsb. 

Belakangan, baru bisa saya pahami, makna rejeki yang dimaksud Nadia. Andai kan ia tak mendapatkan "rejeki sakit" itu di malam pertama hingga 11 bulan berikutnya, belum tentu ia dekat dengan Allah. Belum tentu punya banyak kesempatan belajar ilmu agama dan mendekatkan diri ke Allah.


Survivor Lupus


Selama 11 bulan terbaring lumpuh, Nadia banyak menimba ilmu Allah. Entah belajar melalui suami, buku-buku, kajian-kajian, dan berbagai saluran ilmu.

Semua nikmat sakit yang Nadia dapatkan, dianggap sebagai penggugur dosa masa lalunya. Sakit membuatnya banyak bersyukur. Alhamdulillah masih diberi kesempatan bisa berjalan selama 27 tahun sebelumnya. 

Beruntungnya Nadia, ia masih diberikan rejeki hamil, walau dengan resiko sewaktu-waktu harus digugurkan jika Lupusnya aktif. Kog ya Allah punya kuasa luar biasa, selama 37 minggu kehamilannya berjalan lancar, hingga di minggu ke 37 menunjukkan tanda-tanda keaktifan dan bayinya harus dikeluarkan. Subhanallah. Jika Allah menginginkan, ya terjadi lah. Rejeki bisa berupa apa saja.

Seusai Nadia berbagi kisahnya, acara Blogger Gathering menjelang 30th Shafira Journey, 23 Agustus 2018, dilanjutkan dengan sesi Mix n Match busana Shafira dan Tutorial simple hijab.


Mix n Match with Shafira Outfit


Menurut mba Selly, marketing Communication Shafira, selama 30 tahun perjalanan Shafira dalam bisnis fashion muslim, sudah banyak sekali karya yang dihadirkan. Keunggulan Shafira ada pada pemilihan bahan yang premium, jahitan yang rapi, dan model yang tak pasaran, ditambah detail-detail yang manis. 

Beberapa tahun terakhir, seiring perkembangan trend Fashion muslim, Shafira mulai melirik generasi muda. Desain kekinian pun mulai dimunculkan, salah satunya, Ngabaraga.



Nama Ngabaraga diambil dari sebuah nama jalan di kota Bandung, Braga. Braga juga dikenal sebagai tempat ngumpulnya anak-anak muda. Inspirasi Braga ini melahirkan desain dengan nuansa kecoklatan. Celana panjang berwarna kakhi yang dipadu dress tumpuk dengan cardigan berlengan lonceng. Hijab yang dikenakan oleh Rima, salah satu blogger yang beruntung "mencicipi" outfitnya Shafira berbahan organdi premium yang tidak kaku, dengan detail bordir tasik berwarna ceria.

Selain Ngabaraga, ditampilkan juga 2 desain lain untuk Formal outlook dan Office Look.



Formal look yang dikenakan Dwina, mom blogget asal Bogor, mengangkat kearifan lokal yang berasal dari Sumbar, Songket Silungkang. Aksen songket pada bagian dada, di kiri kanan cardigan membuatnya terlihat classy. Detail taburan kristal swarovsky pada bagian kerah, menambah kesan elegant. Cocok digunakan sebagai busana pesta untuk acara gala dinner, atau resepsi pernikahan.


Sebagai bonus di sesi Mix n Match ini, para blogger yang hadir diberikan tutorial sederhana tentang variasi penggunaan jilbab segi empat, seperti yang dikenakan para model blogger ini.

Alhamdulillah, nambah satu lagi ilmu hari itu.

Tip Foto OOTD yang Cantik


Sesi terakhir setelah Ishoma adalah tip fotografi oleh mas Bowie, seorang fotografer profesional asal Jogja yang biasa membantu mengajarkan tip fotografi di kalangan UKM.


Menurut mas Bowie, foto yang menarik itu bisa berlatar apa saja. Tapi pastikan antara background dan baju yang dikenakan tidak tabrakan warnanya. 

Usahakan background tidak lebih dominan ketimbang model. Ga lucu kan kalau backgroundnya lebih menonjol. Kecuali kalau memang background itu yang mau ditonjolkan.

Tak hanya memberikan tip-tip sederhana, mas Bowie juga mengajak kami untuk langsung praktek menentukan komposisi foto menggunakan kamera smartphone.

Peserta langsung dibagi 2 kelompok. Masing-masing kelompok menentukan salah satu teman untuk dijadikan model. Kelompok kami saat itu memilih Uni Dzalika sebagai model.

Ini adalah hasil foto saya menggunakan smartphone. Masih jauh dari sempurna, mudah-mudahan bisa lebih baik lagi nantinya.


Menurut mas Bowie, perhatikan arah model. Kemana model mengarahkan pandangan, pada area depannya lah space kosong perlu banyak diberikan.

Ah, gathering Shafira di Twinhouse hari itu benar-benar membuat pikiran dan hati saya penuh. 

Terima kasih Shafira dan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) sudah mengundang saya. Banyak sekali pelajaran berharga pagi itu. Mensyukuri rejeki-rejeki kecil yang kita dapat dan berpikir positif.

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com