Lomba Blog Asus

Mengenal Nilai Uang Melalui Kurikulum Cha-Ching

Soal nilai uang, sejak 3F masih usia 4-5 tahunan, saat mereka masuk TK, sudah mulai saya kenalkan. Bukan sengaja dipaksa belajar, tapi dikenalkan nilainya melalui kegiatan sehari-hari. Paling mudahnya sih mereka mulai kenal uang saat terima THR kalau pas lebaran, walau belum tahu persis nilai uangnya. 


Mengenalkan Nilai Uang


Anak-anak juga belajar mengenal uang lewat kegiatan membantu bunda belanja atau membayar uang di kasir. Hehehe. Kalau lagi repot ga bisa bela beli sesuatu ke warung, saya biasa meminta tolong anak-anak membelikan sesuatu. Misalnya minta tolong beliin terigu, gula, garam, or telur.

Awalnya mah anak-anak mungkin belum tahu nilai uang yang dibelanjakannya. Dikasih uang 5000 untuk beli terigu seperempat kilo dan terima kembalian 2000 pun ya pasrah aja. saat saya tanya,

"harga terigunya berapa? 3000?"
"Ga tahu, bund".

Padahal harga terigu seperempat kilo cuma 2000. Berarti kan kembaliannya kurang 1000.

"Fal, harga terigu itu cuma 2000, berarti ini kembaliannya kurang 1000"

Saya sih ga marahin anak-anak untuk kembalian yang kurang. Ga juga menyalahkan ibu warung yang mungkin sedang sibuk atau lieur dengan konsumen lain sehingga salah menghitung kembalian.

Ajang seperti itu justru saya jadikan sarana untuk belajar mengenalkan nilai uang pada anak-anak. Bahwa dengan sejumlah uang tertentu, ada berapa benda yang bisa mereka dapatkan. Akhirnya secara ga langsung jadi tahu harga tiap barang. Dengan konsisten meminta belanja seperti ini, mereka akhirnya jadi tahu dan bisa berhitung-hitung. Jika ingin membeli sesuatu, mereka harus menyiapkan dana berapa.

Ini juga yang membuat mereka bisa belajar mengatur uangbelajar bersepakat, hingga bisa belajar menimbang dan membandingkan harga.


Mengapa Pendidikan Dini Dasar Keuangan Penting


Rupanya, sebuah penelitian dari University of Cambridge mengungkapkan bahwa anak-anak mulai membentuk kebiasaan finansial sejak usia 7 tahun (sumber : https://www.telegraph.co.uk/finance/personalfinance/10075722/Money-habits-are-formed-by-age-seven.html). Artinya, pada usia ini, mereka sudah mulai membentuk kebiasaan menggunakan uang. 



Apakah nantinya anak-anak akan menjadi orang yang terbiasa menunda membelanjakan uang dan memilih menabung untuk membeli sesuatu? Atau menjadi orang impulsif yang dengan mudah membelanjakan uang yang didapatnya untuk sesuatu yang diinginkan? Semua kebiasaan penggunaan uang ini telah terbentuk sejak usia 7 tahun.

Karena itu lah. penting banget memberikan pemahaman dasar mengenai keuangan sejak usia dini. Tujuannya untuk memberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya nilai uang, sehingga anak-anak dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik saat dewasa.

Sejalan dengan itu, Prudential Indonesia pun mengenalkan kurikulum “Cha-Ching” pada komunitas edukasi di Jabodetabek pada 30 Juni 2018 di Taman Edukasi Mataram, Jakarta Selatan, untuk membantu menanamkan keterampilan pengelolaan uang dasar pada anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun.


Komunitas-komunitas yang ikut hadir antara lain Komunitas Belajar Sejahterakan Indonesia, Komunitas Jendela, BEBEK Berkarya, Komunitas Kampung Vietnam dan Mari Mengajar. Kegiatan ini berlangsung sebagai salah satu bentuk dukungan Prudential Indonesia terhadap upaya peningkatan literasi keuangan sejak dini, sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.76/POJK.05/2016, melalui edukasi keuangan pada masyarakat Indonesia.


Suasana Workshop Kurikulum Cha-Ching di Taman Mataram
Suasana Workshop Kurikulum Cha-Ching di Taman Mataram


Kurikulum Cha-Ching


Cha-Ching adalah platform pendidikan keuangan global dari Prudential yang di kembangkan di Asia. Hingga tahun 2017 telah sukses menjangkau lebih dari satu juta orang di Indonesia melalui media online serta kegiatan off air. 

Pada tahun 2012, Prudential Indonesia mulai mengenalkan Kurikulum Cha-Ching. Cha-Ching menggunakan berbagai saluran untuk menjangkau masyarakat Indonesia melalui media sosial (Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube), Website, dan segmen yang ditayangkan di saluran TV Cartoon Network.






Dasar pengajaran dari kurikulum Cha-Ching adalah menanamkan empat konsep utama pengelolaan uang.


Earn (Memperoleh)

Anak-anak perlu tahu, bagaimana uang diperoleh. Bagaimana cara mendapatkan uang. Darimana uang bisa mereka dapatkan. 

Dengan kurikulum ini, anak-anak diajak berpikir, cara menghasilkan uang. Apa yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan uang? Bisa dengan menjadi penyanyi, menjual barang-barang, membuat sebuah karya dan menjualnya, dan sebagainya. 

Intinya sih anak-anak perlu belajar bahwa uang tidak datang dengan mudah begitu saja, tapi perlu usaha lebih.


Save (Menyimpan)


Setelah tahu cara berjuang untuk menghasilkan uang, anak-anak kemudian perlu belajar cara menyimpannya. Kenapa sih belajar menyimpan dulu, bukan membelanjakan? Ini untuk membentuk kebiasaan baik pada anak agar terbiasa menyisihkan pendapatan untuk ditabung sebelum digunakan untuk keperluan lain. 

Pengelolaan keuangan yang baik itu hendaknya membiasakan untuk langsung menyisihkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan. Baru lah sisanya bisa dibelanjakan. Bukan sebaliknya!

Anak-anak juga diajarkan cara menabung untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Mereka diajarkan untuk menabung dengan tujuan tertentu. Misalnya menabung dengan tujuan untuk sekolah S2 di luar negeri. 

  Belajar Menabung dengan Tujuan
Belajar Menabung dengan Tujuan


Jika ingin sukses menabung, harus jelas tujuannya. Anak-anak perlu belajar menabung dengan Tujuan yang jelas. 

Dengan adanya tujuan jangka panjang yang jelas, semangat menabung akan lebih besar, lebih mudah konsisten. Ga mudah tergoda untuk menggunakan uang yang ada untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan dan masih bisa ditunda pembeliannya.

Spend (Membelanjakan) 


Setelah menyisihkan uang untuk ditabung, bayar ini itu, selanjutnya anak-anak diajarkan cara membelanjakan uang dengan bijak. Menyisihkan uang hanya untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. 

Anak-anak belajar memilah mana kebutuhan, mana keinginan. Belajar cara berhitung-hitung uang yang mereka perlukan untuk berbelanja sesuatu yang benar-benar mereka butuhkan.

Anak-anak juga diajak belajar menunda membeli sesuatu yang belum mereka perlukan. Belajar mengendalikan diri, tidak terburu-buru ingin membeli sesuatu tanpa berpikir sebelumnya.


Donate (Menyumbangkan)


Terakhir, pelajaran yang juga tak kalah penting, anak-anak dikenalkan untuk menggunakan uang untuk sesuatu yang bersifat sosial. Anak-anak diajarkan untuk menyumbangkan apa yang mereka miliki. Mereka diajarkan untuk berempati terhadap korban gempa misalnya.


Salah satu bagian dari lembar kerja dalam kurikulum Cha-ching
Salah satu bagian dari lembar kerja dalam kurikulum Cha-ching


Sejak tahun 2015 lalu, Cha-Ching juga bekerja sama dengan lebih dari 20 Sekolah Dasar sekitar Jabodetabek melalui program ‘Cha-Ching Goes to School.


Pada tahun 2017, nilai-nilai pengelolaan uang dasar “Cha-Ching” juga dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Dasar di Sidoarjo, Jawa Timur. Kurikulum Cha-Ching sudah diberikan di 602 sekolah di Sidoarjo. Sudah lebih dari 29.000 siswa Sekolah Dasar dan sekitar 1.000 guru yang mendapatkan literasi keuangan ala Kurikulum Cha-Ching ini.


Karakter grup band Cha-Ching di Taman Mataram Jakarta.


Seneng banget bisa ikutan Workshop kurikulum Cha-Ching ini. Awalnya sih saya sempat underestimate, apa istimewanya kurikulum ini. Tapi begitu mempelajari, saya malah tertarik mengimplementasikan kurikulum ini untuk anak-anak di sekolah. Kalau tertarik menerapkannya di sekolah-sekolah, bisa menghubungi Prudential Indonesia.

7 komentar

  1. Wah, keren banget kurikulum cha-ching ini.

    BalasHapus
  2. Dasar pengajaran kurikulum Cha-Ching sangat baik untuk anak .

    BalasHapus
  3. Setuju banget kalau nilai-nilai pengelolaan uang dasar “Cha-Ching” juga dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Dasar

    BalasHapus
  4. Bagus banget ada acara Workshop kurikulum Cha-Ching ini, sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  5. Dasar pengajaran kurikulum Cha-Ching ini sangat baik untuk anak

    BalasHapus
  6. namanya lucu ya Cha-Ching. Saya setuju nih mbak anak-anak sejak kecil harus diajari cara mengelola uang. biar gedenya bisa mengatur keuangannya sendiri

    BalasHapus
  7. Wahh bener banget nih, pendidikan seputar finansial dan keuangan perlu banget diajarkan kepada anak anak.

    Supaya mereka dapat menghasilkan uang, menyimpan uang, mensedekahkan uang, dan mengembangkan uang dari hasil kerja kerasnya sendiri.

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com