Lomba Blog Asus

Cara Menumbuhkan Karakter Positif Anak

Pengen dong punya anak yang karakternya positif? Ya iya kaliiiik. Orang tua mana yang ga mau punya anak yang baik, manis, baik budi, suka berbagi, ramah, dsb. Orang tua di belahan dunia mana pun pastinya selalu mengharapkan anaknya tumbuh menjadi anak yang baik, mempunyai karakter positif. Sabar-sabar, saya juga pengen punya anak yang diimpikan semua orang tua. Cuma masalahnya, bagaimana sih menumbuhkan karakter positif pada anak?


Alhamdulillah, pada tanggal 15 April 2018 lalu, saya beruntung dapat kesempatan menggali lagi ilmu parenting bersama para emak-emak blogger di Harlequin Bistro, Kemang, Jakarta Selatan. Talkshow "Dampak Apresiasi Prestasi Harian Anak-anak dalam Pembangunan Karakter, #PremiumMomentstogether" ini dihadiri oleh 3 narasumber, Psikolog Anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Sc., Brand Ambassador Lotte Choco Pie, Carissa Putri, dan Brand Manager Lotte Choco Pie, Oci Maharani.


Foto Bersama Narasumber 



Memberi Perhatian


Menurut mba Anna Surti, sesibuk-sibuknya ibu, baik yang bekerja, atau ibu rumah tangga yang juga sibuk dengan pekerjaan rumahnya, tetap perlu meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Ibu rumah tangga pun walau kelihatannya di rumah bareng anak, bukan berarti bisa full time bersama dan punya waktu kedekatan khusus dengan anak. Belum tentu perhatian ibu bisa sepenuhnya ke anak. 

Saat bersama 3F di rumah, saya ga pernah benar-benar bisa full time sama mereka. Pekerjaan rumah tangga kadang menyita waktu, entah masak lah, nyuci lah, ngepel lah, beberes, dsb. Ada yang saya kerjakan dan itu membuat saya tidak bisa benar-benar fokus memberi perhatian ke mereka, hiks.


"Sesibuk-sibuknya ibu, luangkan lah waktu bersama anak, beri perhatian penuh, dan berikan apresiasi-apresiasi kecil atas prestasi harian yang mereka raih.



Memberikan apresiasi atau penghargaan-penghargaan kecil pada anak, bukan sekedar apresiasi ala kadarnya. Penghargaan orang tua terhadap sekecil apapun prestasi anak, merupakan bentuk perhatian orang tua. Coba deh, kalau orang tua ga "ngeuh" dengan kemampuan anak, mustahil bisa jeli mengamati pencapaian-pencapaian yang sudah mereka raih. 


Memberikan Apresiasi-apresiasi Kecil


Contoh paling gampangnya gini, jika biasanya anak disuapi, trus bisa makan sendiri. Berarti ini kan kemajuan. Kemajuan sederhana ini juga perlu diapresiasi lho. Kasih deh pujian. "Wih, kakak hebat udah makan sendiri". Nah, prestasi-prestasi kecil seperti inilah yang patut diapresiasi. 

Contoh lainnya, biasa ngompol, trus sekarang udah ga ngompol lagi, udah bisa menahan pipis, atau udah bisa bilang kalau mau pipis, ini adalah bentuk kemajuan kan? Hal-hal kecil dan sederhana ini perlu terus diapresiasi.  

Apresiasi ga harus dalam bentuk hadiah-hadiah mahal kog. Pelukan hangat, usapan lembut di kepala, atau kecupan tulus di kening sudah lebih dari cukup untuk membuat anak bahagia dengan perhatian orang tua terhadap prestasi yang dicapainya.

Amati selalu perkembangan dan kemajuan anak, berikan apresiasi yang tepat untuknya. Tunjukkan dengan penuh antusias. Intonasi suara harus penuh semangat, mimik wajah menunjukkan raut gembira dan bahagia, dan sorotan mata terlihat tulus dan bangga. Body language secara keseluruhan harus menunjukkan aura bahagia dan penuh semangat. Hindari ucapan selamat atau apresiasi yang hanya bersifat basa basi.




Apresiasi-apresiasi Kecil untuk Falda


"Wah, bisnya bagus banget Fal", seru saya dan suami antusias ketika melihat Falda yang sebelumnya sedang khusyuk dengan pensil dan kertas, tahu-tahu hadir dengan karyanya. Spontan suami mengabadikan momen ini dan saya memajangnya di sosial media. Hahaha, emak-emak milenial *ehhh.





Pada kesempatan lain, Falda tiba-tiba nongol dengan karya lainnya. Akhir-akhir ini Falda sedang senang-senangnya mencoba berkarya di dapur. Entah membuat pancake atau membuat omelet. Suatu ketika, saya memancingnya dengan mengatakan 

"Fal, di kulkas ada telur sama keju lho"
"Oh tenang bund, Falda emang kepikiran mau buat omelet keju"

Aha, pancingan sukses *emak tersenyum sambil berteriak girang dalam hati "asyik, pagi ini bebas tugas" *upps



Surprise pagi ini dari Falda. Waktu pagi-pagi saya bilang "Fal, di kulkas ada telur sama keju tuh. Falda ga mau bikin omelet keju?" "Iya, ini Falda mau buat, daritadi sudah kepikiran mau bikin" Falda pun mulai sibuk di dapur, kocok-kocok telor, parut keju, tuang deh di wajan datar anti lengket yang sudah dituang margarine. "Udah jadi buund" Falda dengan bangga menunjukkan kreasinya ke saya. Saya pun foto-foto sekedarnya. Saya pikir urusannya udah selesai. Tahu-tahu kog kedengeran Falda masih di dapur dan sibuk dengan wajan datarnya. Ini anak ngapain lagi sih. Falda pun muncul lagi dengan kreasi baru "Nah ini baru beneran bund. Keren kan kalau difoto" Eyaampun, tahu aja ya emaknya tadi kurang antusias. Makanya dia inisiatif potong-potong dan manggang sosisnya @fivafood yang saya stok di kulkas. Kalau dibentuk ciamik gini jadinya kece tuh. Jadi layak tayang di IG emaknya *haiyah. Hahahah Sosisnya #FivaFood ini ga perlu dikupas kulitnya, makanya Falda yang kelas 5 ini ga repot masak-masak sendiri. Produk-produk Fiva Food bisa didapat di berbagai supermarket dan halal. Jadi aman dikonsumsi. Berserat pula, jadi sehat. Bisa order via tokopedia juga lho, search aja Fiva Food. Teman-teman udah nyobain produk ini? @amalliasarah @nengtantiamelia @kaniasafitrii @margaapsari @anneadzkia? #FivaFoodBergizi #FivaFoodEnak #FivaFoodPraktis #FivaFoodBerprotein #Sausage #Sosis #Rolade #Kornet #MakanEnak #Foodporn #Instafood @nikmatkenyang
A post shared by advencious.com (@advencious) on


Yaa, karya sederhana semacam ini mungkin biasa saja bagi orang lain. Tapi, sekecil apa pun pencapaian yang diraih Faldi, Ferdi, Falda, selalu berusaha kami apresiasi. Walau, kadang, terselip rasa khawatir, kalau keseringan diberi penghargaan begitu, anak jadi besar kepala ga sih? Jadi jumawa ga sih?

Hmmm, menurut mba Anna, anak yang sering mendapatkan apresiasi-apresiasi kecil akan tumbuh menjadi anak yang mempunyai karakter positif, penuh percaya diri, lebih mudah bergaul, ramah, dan lebih mudah berbagi. 

Sebenarnya ga perlu khawatir anak jadi jumawa. Selagi penghargaan yang diberikan itu memang sesuai porsi, tepat sasaran (hargai proses dan karyanya), tak berlebihan, anak tak akan jadi sombong kog.


Memberikan Apresiasi Bertarget


Seorang teman blogger, Nunu Halimi, sempat bertanya ke mba Anna Surti, ada orang tua yang memberikan penghargaan ke anaknya ketika mencapai sebuah prestasi, tapi rupanya sang orang tua kurang puas dan mengharapkan prestasi lebih dari si anak. Nah, bagaimana caranya agar anak tetap merasa dihargai prestasinya, tapi tak cepat puas dengan hasilnya. 

Menurut mba Anna, memberikan apresiasi pada anak disertai tuntutan untuk berprestasi lebih itu mungkin terlihat baik untuk membuat anak mau meningkatkan effortnya. Tapi, hal semacam ini justru berpotensi menyebabkan anak menjadi perfeksionis. Anak yang terlalu sering mendapat tuntutan dari orang tuanya untuk berprestasi lebih padahal prestasinya udah bagus, akan cenderung menjadi pribadi yang sulit bahagia, karena selalu dituntut untuk sempurna.

OMG, plak plak..plak..berasa ketampar-tampar mendengar ulasan mba Anna ini. Ya Allah, pantas dulu saya suka bete kalau mama begitu ke saya, kayaknya kog ga pernah sempurna. Dan memang saya jadi agak perfeksionis. Sedihnya, saya pun kadang-kadang suka begitu ke Falda, huhuhu. Abis dipuji, trus dituntut, hadeuh. Pantes Falda cemberut kalau abis saya puji trus saya "tuntut lebih"

Menurut mba Anna Surti, terima dulu pencapaian anak. Hargai dulu prestasinya. 
"Mama senang deh kamu bisa dapat nilai Matematika 85" sambil usap-usap kepala dan senyum tulus misalnya
"Bagaimana rasanya? Senang ga?
Gali lagi perasaannya 
"Puas ga dengan nilai segitu?"

Hm...yayaya, kuncinya, biarkan anak yang merasa. Dengar kan saja ceritanya. Biar kan anak yang merasa butuh! Biar kan hasrat untuk berprestasi lebih itu muncul dari kesadaran sendiri. Hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan orang tua yang menuntut, anak hanya akan menurut dengan terpaksa.

Ahh, bertambah lagi ilmu saya. 


Kebersamaan Carissa Putri dan Q


Lotte Choco Pie memang concern banget soal hal-hal begini. Membangun kebersamaan antara orang tua dan anak, dan pentingnya memberikan penghargaan-penghargaan kecil pada anak, misalnya dengan menyediakan camilan premium ini setelah anak lelah belajar.

Carissa putri misalnya, sesibuk apapun, ia tetap berusaha meluangkan waktu untuk Quenze. Sesaat sebelum tidur misalnya, Carissa dan Q akan asyik ngobrol berdua, pillow talk. Pada saat itu lah segala unek-unek dan cerita Q akan keluar. Atau, kadang mereka asyik main berdua atau belanja berdua. Penghargaan-penghargaan terhadap prestasi kecil Q tiap harinya tak luput diberikan Carissa. 

Menghias Pigura Polos


Pagi menjelang siang itu, seusai talkshow bersama Carissa, mba Anna Surti, dan mba Oci, para emak-emak blogger dan anak-anaknya diminta menghias bareng sebuah pigura polos.


Sejak awal kami sempat bertanya-tanya, pigura ini mau diapain sih. Ternyata untuk dihias. Falda yang memang paling suka membuat prakarya, langsung khusyuk menggunting dan mengelem. Saya sih cuma membantu sekedarnya.




Soal berkreasi begini, saya ga sekreatif Falda. Saya cenderung monoton kalo bikin kreasi, hahaha, jadi biarin anaknya aja yang berkreasi, emaknya photo photo aja.


Campaign Online

Contoh kebersamaan Carissa dan Q bisa terlihat di beberapa video TVC yang baru diluncurkan.

Campaign online "Premium Moments, together", telah dimulai 12 April, sampai 13 Mei 2018 ini juga dilombakan. Ada 3 video yang menunjukkan kebersamaan dan kemesraan Carissa dan Q. Tentang Shopping, Homework, dan Greetings. 

Ketiga video ini bisa dilihat di www.lottechocopieindonesia.com. Vote salah satu video tersebut, voter beruntung akan mendapat hadiah. Hadiah utamanya jalan-jalan ke Jepang lho. Asoy ga tuh? Ada hadiah tab, voucher belanja, dan travel voucher juga untuk voter terpilih. Bikin mupeng euyyy. So, ikutan vote yuuk.

48 komentar

  1. Memuji itu harus kreatif ya, Mak, supaya anak termotivasi bukannya merasa dituntut

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia mak, bagaimana caranya kita mengapresiasi sekaligus memotivasi mereka untuk lebih baik

      Hapus
  2. Iya ya, seringkali kita lupa memberikan apresiasi harian, pdhl bikin mereka akan lebih baik lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu, dengan memberi apresiasi harian, mereka jadi lebih baik lagi

      Hapus
  3. Dulu Amel termasuk ibu yang mengapresiasi kalau anak nilai bagus aja huhu ternyata salah, apresiasi ga cuma diliat dari nilai doank.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya lah mel, tiap progres anak perlu diapresiasi, kasihan kalo ngga

      Hapus
  4. Dulu Amel termasuk ibu yang mengapresiasi kalau anak nilai bagus aja huhu ternyata salah, apresiasi ga cuma diliat dari nilai doank.

    BalasHapus
  5. bener banget kalau apresiais yang diberikan ke anak sebaiknya tepat sasaran ya mba :*

    BalasHapus
  6. Aiiihh mantap bener hadiahnya ke Jepang, aku mau vote jugaaa aaahh

    BalasHapus
  7. Setuju banget. Sesibuk apapun kita harus luangkan waktu deh buat bonding sama anak

    BalasHapus
  8. Muji anak itu penting banget buat aku mbak, krn biasanya anak aku klo dipuji tuh jd PD bener hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, anaknya jadi pede dan berani melakukan sesuatu

      Hapus
  9. falda kemaren serius banget yaa menghias framenya...semangat banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, dia kalau udah bikin prakarya, lupa yang lain mba

      Hapus
  10. Jadi memuji, mengapresiasi dengan tulus ya kakak, jangan menuntut lebih hehe. Eh tapi biasanya anaknya akan termotivasi sendiri utk lbh baik lg saat diapresiasi sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia, dengan dipuji dia jadi lebih termotivasi

      Hapus
  11. Sesibuk apaoun kita sebagai orangtua, penting sekali ya meluangkan waktu bersama anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, sesedkitnya waktu, tetap perlu perhatian ke anak

      Hapus
  12. Falda mau donk dibikinin omelet keju hehheeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayoo sini tante, Falda bikinin, sediain bahan2nya yaa

      Hapus
  13. percaya deh kalau sama mbak Maya mah

    BalasHapus
  14. Bener banget tuh mba, memuji anak harus ada targetnya apa supaya memicu anak jadi makin semangat berusaha yang terbaik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi jangan dijadiin beban juga, supaya anaknya ga stress jadi perfeksionis

      Hapus
  15. Apresiasi emang perlu banget buat anak, ya. Kadang kita suka nggak sadar karena memang sudah seharusnya si anak bisa melakukan hal itu, padahal dia berjuang keras untuk bisa melakukannya tapi ketika bisa kita malah nggak kasih apresiasi.

    Thank's for remind, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia, kadang karena kurang perhatian, progress anak jadi kita lewatkan ya, kasihan kan jadinya

      Hapus
  16. Halo Falda, kemarin kita ketemuan yaaaaa.. hihi. Apresiasi itu memang penting banget untuk anak anak ya maaaaak, supaya mereka juga termotivasi lagi untuk melakukan prestasi prestasi selanjutnya yaaaa

    BalasHapus
  17. Mengapresiasi anak emang butuh banget yah, ya salah satunya dengan memuji. Makasih sharingnya, btw itu chocopie nya minta dong satu

    BalasHapus
  18. Kasih apresiasi ke anak-anak, bener banget yah mbak. Bisa menumbuhkan rasa percaya diri buat mereka.

    BalasHapus
  19. Sesibuk apapun aku pasti aku akan meluangkan waktu untuk berduaan dengan si kecil guna membuat bonding satu sama lain

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Hadiah kepada anak memang tidak seharusnya serba wah atau mahal. Dengan apresiasi dari orang terdekat saja itu memang sudah bikin anak bahagia. Apalagi ditambah perhatian dan kenyamanan ...

    BalasHapus
  22. berdasarkan pengalaman saya memang berbeda loh mba, anak yang sering mendapatakan apreasiasi dari keluarga pedenya akan lebih bagus dibanding anak yang sering dijelek2an sama ortu

    BalasHapus
  23. Masih jadi PR bagi saya nih, cara menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Pasalnya mereka masih cenderung malu tampil di depan umum.. :)

    BalasHapus
  24. jadi inget waktu kecil dulu selalu dapet hadiah kalo dapet juara kelas, menarik sekali pembahasannya. semoga bisa saya terapkan ke anak2 nanti.

    BalasHapus
  25. Wah keren... apresiasi kecil emang penting banget setiap berhasil melakukan hal baik dan positif, tak lupa kita menghargai proses karena tak melulu harus nilai 10

    BalasHapus
  26. Iya setuju Mba... Bagi saya sekecil apapun prestasi atau kebaikan anak harus kita apresiasi... :)

    BalasHapus
  27. makasih sharingnya, ortu perlu ya memberikan apresiasi selain sanksi

    BalasHapus
  28. iya yang kadang ortu suka lupa ya. Padahal tepuk tangan, beri jempol ini bentuk apresiasi sederhana yang efeknya luar biasa bagi anak. Jadi tumbuh kepercayaan diri juga tahu bentuk menghargai dari kecil. Asal jangan sebentar-sebentar kasih hadiah aja. Entar malah miss tujuannya

    BalasHapus
  29. Benar bangat Mba Maya, apresiasi itu tak harus mahal, apresiasi berupa pujian, senyuman tulus dan pelukan hangat itu ternyata dampaknya besar ya bagi tumbuh kembang anak.

    BalasHapus
  30. Aku setuju dengan kata2 sesibuk sibuknya ibu , luangkanlah waktu untuk anak .. Walau bagaimanapun kita bekerja seharian, tapi tetap harus ada me time dengan anak. Kebutuhan anak akan Kasih sayang ibu tak akan pernah ada batasnya .

    BalasHapus
  31. Wajib nih seorang ibu dapat mendeteksi nilai nilai positif anak sejak dini agar bisa terus diasah beriringan dengan tumbuh kembang si anak

    BalasHapus
  32. Memang bener sih mbak jika mengapresiasi anak akan berdampak terhadap tumbuh kembangnya.
    Wah acaranya menarik dan seru banget ya

    BalasHapus
  33. Bunda Maya maafkan ya kalau saya gagal fokus hihihi. Mau tanya itu gimana sih caranya biar twitter n ig kita bisa muncul juga di blog? 😂

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com