Romantisme ala kami mungkin sudah bertransformasi menjadi romantisme ala suami istri yang punya anak 3, yang kalau pun akhirnya bisa jalan-jalan cuma berdua, mikirnya“anak-anak mau kita bawain apa ya?”, “ini anak-anak pasti seneng kalau kita ajak ke sini", “waduh, besok Falda sekolah harus bawa jeruk, beli dulu deh”, "kasian nih anak-anak ga kita ajak ke sini, ga bisa ngerasain serunya".
Romantisme versi saya adalah ketika suami telpon mengabarkan kalau handphone saya yang sudah lama rusak akhirnya berhasil dibetulkan, “Alhamdulillah, ini nelpon pakai handphone aku kan? Mas masih di tukang service? Ntar pulangnya mampir ke C4 donk, biasanya suka ada ayam yang lagi promo, nanti minta tolong dipotongin ya sama tukangnya”.
Pulangnya suami dengan ceria memberikan handphone sambil menyodorkan ayam sesuai permintaan “nih, aku ga tahu harus potong berapa, kata ibu-ibu yang tadi belanja, biasanya potong 12”. Antara bahagia dibawain suami handphone kesayangan, tapi juga pengen ngikik ngebayangin suami antri potong ayam bareng sama ibu-ibu. “ya udah, gpp, biasanya sih aku minta potong 16. Makasih ya mas”. Apapun yang dibawakan suami, usahanya tetap perlu dihargai , right?
Atau, romantisme yang baru-baru aja terjadi. Malam-malam, udah hampir jam 10 malam dan saya lupa kalau pembalut sudah habis sama sekali.
“mas, aku kehabisan pembalut, gimana ya?”
“hm, mau aku antar beli? Ayo kita ke luar”
Saya sendiri galau
“ga tahu nih bingung, takut bocor”
Pembalut yang sedang saya pakai sudah penuh dan memang sudah waktunya ganti. Kalau saya pergi naik kendaraan untuk membeli, takutnya malah merembes kemana-mana, bocor. Melihat wajah saya yang bingung dan panik, suami langsung ambil keputusan cepat
“ya udah, aku aja yang belikan, berapa harganya?”
“beli di warung aja, yang merk L, biasanya di warung suka ada”
“ok, bentar ya”.
Tak lama suami datang sambil ketawa-tawa.
“nih pembalutnya, yang ngelayanin bapak-bapak, yang beli bapak-bapak”
“maksudnya?”
"kan aku tanya pembalut, sementara yang ngelayanin bapak-bapak"
“trus?"
"ya udah, dia manggil istrinya, maaah, ini nanya pembalut, aku ga ngerti. Trus istrinya keluar sambil senyum-senyum gitu”
Aaiiihh, suami mau membuang rasa malu demi istrinya yang kelewatan ini. 😂😂
Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi tho?
Ya, begitu lah. Romantisme ala suami istri yang sudah menikah itu tak lagi bicara cinta secara terang-terangan, tak lagi bicara cinta lewat ucapan. Tapi lewat sebuah tindakan berwujud cinta yang lebih dalam maknanya daripada ungkapan “aku cinta padamu”.
Itu buat kami ya yang memang sudah melalui berbagai macam episode kehidupan, dari yang manis, asam, asin, hingga yang pahit-pahit.
Baca : Peran istri saat suami tak berpenghasilan
Eits, bukan berarti tak perlu juga suami istri saling mengungkapkan cinta dengan kata-kata. Bukan juga sudah tak perlu lagi romatisme dengan cara kencan berdua, candle light dinner, nonton film berdua, honeymoon, dsb. Semua kencan berdua itu tetap lah diperlukan, demi terus menghangatkan kehidupan rumah tangga, merawat api cinta agar terus membara *haiyah.
Baca : secangkir kopi untuk sang musisi
Cinta itu harus juga dirawat guys. Kalau tak dirawat, lama-lama akan menjadi dingin, lalu padam. Tak ada lagi bara apinya *uggghh.
Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk merawat api cinta, menghangatkan kehidupan rumah tangga, itu ya dengan makan malam romantis.
Makan Malam Romantis?
Yap, makan malam berdua saja dengan suami, menikmati indahnya suasana restaurant atau tempat makan berkonsep fine dinning, traditional, atau western, ditemani makanan sedap menggugah selera, diiringi music live dengan lagu-lagu romantis yang membuat suasana hangat *aiihhhhh.
Makan malam semacam ini akan menghidupkan kembali romantisme suami istri yang mungkin saja "mulai redup". Sehari-hari dipusingkan dengan urusan anak-anak dan keluarga, melupakan waktu untuk diri sendiri. Padahal, suami istri juga tetap butuh waktu untuk diri mereka sendiri. Mereka tetap butuh waktu berdua. Agar bisa tetap bahagia dan "waras" sebagai orang tua. Orang tua yang bahagia akan menghasilkan anak-anak yang bahagia, right?
Kenapa harus makan malam?
Makan malam itu hal yang paling mudah dilakukan, waktunya tak lama, tapi bisa dimaksimalkan kesempatanya. Biasanya, kalau sambil makan, berbagai cerita bisa keluar dengan lancar. Segala unek-unek, hingga curhat geje bisa terlontar. Segala pembicaraan, mulai dari yang serius, sampai obrolan ngalor ngidul, bisa dengan santai dibicarakan.
Pada kesempatan seperti ini, suami istri bisa secara pribadi hanya bercerita dan mengobrol hanya berdua saja, membicarakan diri mereka. Walau pada akhirnya akan membicarakan anak juga, toh tetap dapat kesempatan untuk jadi diri sendiri, bukan sebagai orang tua.
Kesempatan untuk bicara santai ini lah yang perlu waktu khusus, ga bisa juga disambi-sambi jalan-jalan bersama anak atau keluarga lain. Harus benar-benar berdua. Supaya bisa enak juga kalau mau ngobrol dari hati ke hati, right?
Makan Malam Romantis Di mana?
Nah ini, mencari tempat makan malam yang suasananya asyik, syahdu, mendukung privasi, dengan makanan yang enak itu ternyata peer tersendiri. Kadang, menentukan tempat makan malam pun bisa jadi ajang berantem *ehh. Suami maunya ke sini, istri maunya ke sana. Suami sukanya suasana begini, istri sukanya suasana yang begitu. Ga ketemu!
Ya udah lah, daripada suami istri jadi ribut cuma gara-gara ga kunjung akur mencari tempat makan malam romantis yang pas, mendingan hunting dulu. Sama-sama ngintip infonya, sama-sama ngintip lokasi dan suasananya, nyaman ga, private ga, dsb. Trus diskusi deh, maunya ke mana. Browsing-browsing blog traveloka tentang tempat makan romantis di Jakarta ini buat referensi, ternyata seru juga.
10 Tempat Makan Romantis di Jakarta untuk Dinner Berkesan
Mau makan malam yang romantis di pinggir pantai, sambil menikmati indahnya sunset?
Mau merasakan makanan Jepang yang tak biasa kami santap sehari-hari, atau menjajal suasana berbeda dengan fine dining ala traditional food? Atau justru mau nyobain sensasi menyantap hasil olahan gastronomi molekuler? Makan kertas rasa opor ayam?
Ya wis lah, biar ga pusing, kami bookmarked aja dulu halaman blog traveloka ini. Nanti kalau mulai bingung mau makan malam romantis di mana, tinggal dibuka lagi. Punya banyak pilihan. Kalau perlu, cobain satu-satu, tiap bulan*ehhhh. Ya, kan cinta harus dirawat tho? Otomatis perawatannya harus rutin kan? Ga ada salahnya kalau makan malam romantisnya juga rutin, kan?
Tapi-tapi, makan malam semacam itu kan mahal? Aiihh, bukannya cinta lebih mahal dari segalanya?
Hmm...
*intip dompet
*bongkar celengan
*umpetin atm
*ehhhh
Ada yang punya pengalaman makan malam romantis berdua suami?
Share donk, kemana kalian biasa melakukannya?
Note : semua foto adalah dokumen pribadi penulis
betul ya sekali-kali perlu itu, mengenang jaman pacaran lagi
BalasHapushahaha, perlu diaagendakan ya
HapusSetuju banget. Saya pacaran udah 4 tahun, dan salah satu alasan kenapa hubungan saya dan dia awet terus, adalah karena kita selalu mencari cara untuk merawat api cinta. Salah satu hobi favorit kita adalah pergi traveling berdua, ke tempat-tempat yang indah dan eksotis =)
BalasHapuswiihh keren. Travelling berdua pasti seru banget
HapusSaya juga selalu makan malam dengan suami bu, dulu waktu belum ada anak makan selalu sepiring berdua hehehe
BalasHapusHahahaha, aku pun kadang-kadang ya sepiring berdua. Sekarang ganti, sepiring berduanya sama Falda
HapusHihihihi, sekian tahun nikah aku belum pernah sekalipun beliin pembalut istri. Entah mereknya apa, ukuran apa, pake sayap apa nggak (emang masih gini ya pembalut jaman now?), aku babar blas nggak ruh. Eniwei, makan malam romantis cuma berdua semenjak punya anak ya sulit banget terwujud. Anak-anak musti pengen ngikut kalau kami keluar, apalagi makan-makan ya mereka nggak mau ditinggal :D
BalasHapusWahahaha, seumur-umur ya suami juga belom pernah beliin pembalut. Baru sekali itu aja, itu pun baru kemaren ini. Selama ini belom pernah.
HapusSoal makan malam berdua, kalau jaman anak-anak masih kecil-kecil memang agak susah sih nyari waktunya, nonton apalagi. Paling setelah anak-anak sekolah baru bisa colongan, itu pun makan siang berdua, bukan makan malam
Dah lama ga makan malam romantis, terakhir beberapa bulan lalu habis sakit.
BalasHapusNah, saatnya makan malam romantis lagi
Hapuswah sejak punya anak uda jarang banget aku dan suami makan malam romantis hahaha..mau ke bioskop aja mikirin anak dulu alhasil ya dirumah makasi nih mba tipsnya :)
BalasHapusHahahaha, aku pun begituuu, apalagi suami, selalu mikirin, kasian anak-anak ga bisa ikut menikmati. Hadeuuh
Hapus