Ada yang pernah nonton teleseri The East, yang tayang setiap Sabtu-Minggu, pukul 18.00 di NET TV ini? The East? Ngacuuung! Seru ya?
Teleseri yang mengisahkan serba serbi dunia broadcasting, kerja para awak media di balik layar kaca. Bagaimana mereka menyusun program, mencari bintang tamu, menyusun rencana kerja, mendiskusikan program, hingga cara mengeksekusi sebuah acara.
Lewat The East saya banyak belajar hal baru, wawasan tentang dunia broadcasting. Hal yang paling menarik, The East ga cuma mengajarkan banyak hal, tapi juga memberi hiburan yang ga norak. Humor-humor yang ditampilkan berhasil membuat saya tertawa tanpa adegan slapstik. Walaupun The East bergenre situasi komedi, tapi banyak pelajaran banget yang bisa diambil. Hal yang selalu saya jadikan catatan adalah tentang pentingnya kerjasama yang baik dalam team.
The East dengan jelas menggambarkan bahwa sebuah program bisa berhasil atau gagal, tergantung bagaimana kerja dari masing-masing team. Tiap anggota team secara mandiri bekerja dan fokus pada tugasnya masing-masing, ada yang mencari berita, ada yang menghubungi artis, ada yang merumuskan gimmick, dsb. Pada saat deadline atau hari H, semua hasil kerja tersebut akan bersatu, sehingga acara akan berjalan lancar. So, jika ada 1 kesalahan yang dibuat anggota Team, akan berdampak pada kinerja keseluruhan team.
Huah, seru lah mengamati serba serbi dunia kerja dan dunia di balik layar kaca ini. Tiap sabtu minggu saya selalu standbye untuk menyaksikannya.
Tokoh-tokohnya berkarakter kuat dan dibawakan dengan sangat natural. Ada Fajar, kameramen yang hobby berhutang dan digambarkan selalu memiliki masalah keuangan. Fajar juga digambarkan pinter banget memperdaya teman-teman perempuan untuk mentraktirnya makan atau memberinya sejumlah uang dengan dalih pinjaman.
Salah satu perempuan yang selalu dengan mudah "dikecoh" oleh Fajar adalah Irene, junior reporter yang lugu, cenderung agak "lola". Irene ini "agak lambat" saat diajak ngobrol dan dalam menangkap instruksi, seringnya bikin gregetan karena "kelambanan"nya ini. Ajaibnya, Irene masih tetap dipakai sebagai junior reporter. Walau berkali-kali melakukan kesalahan, tetap lah dapat dispensasi.
Mba Gista sang produser, masih tetap dapat memaklumi kelemahan Irene ini, walau berkali-kali melakukan kesalahan-kesalahan kecil. Irene tetap dilibatkan sebagai team, ikut meeting produksi, diminta mencari narasumber, diminta menghubungi artis, bahkan diminta wawancara.
Gista mempunyai "saingan", Karin, sesama produser program acara yang selalu ingin bersaing dengan Gista. Kalau Gista sifatnya lugas dan tegas, tapi fleksibel dan mengayomi team. Sementara Karin cenderung kaku, tak banyak bicara, galak dan mudah marah jika ada yang tak berkenan dan tak sejalan dengannya. Di sisi lain, demi menjaga image sebagai pemimpin yang harus disegani, tak jarang Karin berusaha untuk terus menjaga image sebagai pemimpin yang tegas.
Pada tiap episode, akan selalu ada bintang tamu yang dihadirkan. Mereka bisa jadi bintang tamu acara, saudara atau teman para pemain.
Beberapa episode terakhir diceritakan tentang Tomo dan Vira, salah dua orang yang tergabung dalam tim kreatif Gista. Tomo si orang Jawa yang lugu tapi kaya ini digambarkan super lugu, sementara Vira adalah salah satu junior reporter yang baru masuk dan masih harus belajar banyak. Diam-diam Tomo suka sama Vira, sementara Vira suka sama mas Fajar. Sayangnya Tomo tak berani terang-terangan menunjukkan rasa sukanya karena takut kecewa. Tomo hanya berani bertindak sebagai pengagum rahasia yang rajin mengirimkan puisi-puisi untuk Vira.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Saksikan saja sendiri ya?
Oh ya, kalau mau nonton The East dan ternyata ketinggalan cerita, bisa nonton full episodenya di aplikasi Zulu.id.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.
Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com