Lomba Blog Asus

Secangkir Kopi Tanpa Gula Untuk Sang Musisi

Punya suami musisi itu banyak suka dukanya. Sukanya ya karena hampir tiap hari selalu disuguhkan permainan bass yang mengalun. "Fingering" kalau kata suami. Latihan, kalau bahasa non musisi. Walau cuma sekedar latihan, 1-2 jam itu wajib baginya. Bukan, bukan karena ada yang mewajibkan. Tapi karena ia memang harus melemaskan jari-jemarinya tiap hari agar permainannya terjaga. Tak cuma sekedar terjaga, tapi juga meningkat. Suami selalu punya target untuk mencapai skill tertentu.



Oke, itu baru sekedar latihan. Bagaimana kalau lagi bikin lagu?

Nah, kalau sedang membuat lagu atau ilustrasi musik, ini tantangannya lebih banyak lagi. Saya yang kebetulan ada pada saat-saat seperti itu, sering banget dijadiin tempat curhat sekaligus pemberi insight. Walau saya bukan penikmat dan awam di dunia musik, tapi suami justru membutuhkan saya sebagai "penikmat", "orang awam".

Tak jarang, kami "berantem" gara-gara masalah ini. Saya sebagai orang awam, memberi pendapat yang mungkin menurutnya ga nyambung. Saya ngotot sebagai pendengar, dan suami ngotot sebagai pencipta lagu. Hadeuuuh. Sometimes kami sampai otot-ototan dengan pendapat masing-masing.






Kalau sudah begitu, terpaksa deh break sebentar.

"bund, bikinin kopi dong, ngopi bentar ah biar santai"

Saya pun beranjak ke dapur membuatkan secangkir kopi tanpa gula untuknya. Kalau sedang ingin istirahat, suami selalu membutuhkan kopi untuk melepas ketegangan. Entah kenapa. Saya yang bukan penikmat kopi ikut ketularan rileks. Saya selalu ikut membaui aromanya yang nikmat saat sedang diseduh. Hal ini sudah terjadi bertahun-tahun. Minimal suami akan ngopi 2 gelas sehari, pagi dan sore. Jika sedang ada "kerjaan", jadwal ngopinya bertambah.

Anehnya, suami bukan penggemar kopi manis, apalagi kopi sachet. Kopi kesukaannya adalah kopi bubuk yang diseduh manual. Kopi tubruk ya istilahnya?

Pernah saya bertanya, kenapa sih kog lebih suka kopi pahit? Dimana nikmatnya? Secara saya bukan penggemar kopi dan cuma suka kopi yang mengandung susu, hahaha.
"seninya ngopi itu ya ada di kopi tanpa gula. Kalau mau tahu kopi enak atau ngga, ya cobain rasanya ketika tanpa tambahan apa-apa. Jelas lebih enak atau ngga"
Hm..yayaya. terus terang sih saya belum paham apa yang dimaksud kopi tanpa gula bisa lebih enak dibanding yang menggunakan gula. Iyain aja deh daripada ribut. Buat saya sih kopi tanpa gula itu pahit, di mana nikmatnya? Apalagi kopi tubruk, berampas-ampas gitu. Tapi ya itu lah, selera orang beda-beda, kan? Ya untungnya sih dengan ngopi tanpa gula begitu, selain irit, bagus juga untuk kesehatan, right?

Jelas Lebih Enak


Oh ya, satu hal yang bikin saya sebel. Suami cuma fanatik sama satu merk kopi bubuk aja. Kapal Api. Entah kenapa dia cuma suka kopi yang satu ini. Sama sekali ga mau disodori kopi bubuk lain, kecuali Kopi Lampung! Sebel ga?

Sebelnya kenapa? Karena saya jadi ga bisa beli alternatif kopi lain. Pernah nih, iseng saya coba beli kopi bubuk merk lain secara diam-diam. Maksudnya beli kopi bubuk yang lagi promo dan harganya lebih murah. Pikir saya, kalau sudah dipindahkan ke toples kopi juga kan ga bakal ketahuan.

Tahu-tahu

"bund, ini kopi apa?"
"ya kopi yang biasa lah, emang kopi yang mana lagi" sahut saya berusaha tenang
"ah ga mungkin! Ini rasanya beda, ga enak. Pasti bukan Kapal Api!"
"rrrrr....ehmm..." saya gugup ga bisa jawab
"bener kan?"
"kog mas bisa tahu sih?"
"ya tahu lah, lidah aku ga bisa dibohongin kalau soal kopi. Kamu ganti-ganti kopi juga aku tahu. Aku tahu mana kopi yang jelas lebih enak sama yang ngga!"

Jleb!

Saya langsung mingkem ga bisa ngomong. Duh, sia-sia deh kopinya.

"Kalau kopi bubuk lain itu campuran kopinya kadang ga pas, kebanyakan bubuk jagungnya. Makanya rasanya ga enak dan lebih murah. Kalau Kapal Api itu paduannya pas, makanya lebih enak" lanjut suami menguliahi saya panjang lebar.

Aduh, speechless deh kalau suami udah nyerocos begitu. Saya langsung kalah telak dan terpaksa harus rela membeli kopi lagi. Karena kalau dipaksakan, kopi tersebut tidak akan mau diminumnya, kalau pun diminum, ya dengan terpaksa sambil ngomel-ngomel. Huhuhu.




Ehkk... saya sih ga kapok, beberapa kali sengaja mencoba mengganti kopi Kapal Api favoritnya itu dengan kopi merk lain. Saya ga mau diperbudak kopi. Masa' sama kopi aja kalah? *ehhh. Kan kalau ada kopi merk lain yang harganya lebih murah, lagi diskon, dan isinya lebih banyak, layak dipertimbangkan, kan? *emak-emak banget kan mikirnya.

Tapi, lagi-lagi kejadian yang sama berulang. Suami selalu tahu kalau kopi Kapal Apinya itu diganti!

Duuh, andai saya ini penggila undian, mungkin sudah ratusan bungkus kopi Kapal Api Special yang saya kirim. Hahaha. Bayangkan, tiap 2-3 minggu sekali, saya musti membeli Kopi Kapal Api Special yang kemasan 165gr! Belanjanya jadi lebih sering kalau teman-temannya berkunjung ke rumah, stok cepat menipis.

Berhubung suami sudah fanatik sama satu kopi itu, ya terpaksa diterima.

Sepenggal Cinta Dalam Secangkir Kopi


"bund, air panasnya dah ada kan ya", tanya suami di suatu pagi.

Ah, kebiasaan banget deh ini suami, senengnya ngasih kode-kode. Cuma nanya doang, bukannya langsung minta.

Dengan setengah kesal dan pura-pura ga paham kode-kode yang diberikannya, saya pun menyahut dengan setengah malas

"ga ada deh yah, tadi kayaknya udah habis buat bikin susunya Falda"
"oh ya udah, aku aja yang bikin kopinya ya"
"ya udah, bikin aja"
 
Nah, kan, jelas kode-kodenya? Suami saya ini emang orangnya kadang suka nyebelin kalau urusan minta bikinin kopi, terutama kalau mintanya di luar jam ngopi.

Saya kadang ga terlalu suka kalau doi ngopi berlebihan, khawatir efek samping kafeinnya kalau lebih dari 2 gelas dalam sehari. Karena tahu saya bakal keberatan, makanya suami cuma berani ngasih kode, ga berani langsung. Cara halus meminta. Errrr.

Yah, tapi, demi kelancaran kerjanya, demi mengalirnya ide-ide cemerlang, dan demi membangkitkan mood, saya kadang ga tega juga. Selalu akhirnya saya buatkan secangkir kopi tanpa gula untuk sang musisi.




"Terima kasih ya bund, kopi buatan kamu selalu enak"
"Halah, apa bedanya dengan kopi buatan mas?"
"Beda, kalau aku yang bikin, ga tahu kenapa rasanya selalu ada yang kurang. Padahal bikinnya sama dengan yang kamu biasa bikin"
"Ah, ga mungkin, masa' bisa beda gitu" 
"Iya, ini beneran, kopi buatan kamu selalu jauh lebih enak!" 
"Bohong!" 
"Ih, dia ga percaya"
"Ga mungkin! Gombal aja, biar aku yang bikin, kan?" 
"Ih nggaaa, beneran ini. Kopi kamu selalu jauh lebih enak. Mungkin karena bikinnya pakai cinta"  
"errrrr, gombaaaal!"
"Makasih ya, udah bikinin kopi buat aku, muuuuaaaahhhh" 

#KapalApiPunyaCerita

22 komentar

  1. walah kopi hitam dari kapal api selalu beda setiap hari nya, Dalam keluarga ku juga sama seperti ini selalu minum kopi ga pernah ketinggalan.

    BalasHapus
  2. Toss mbak... Suamiku juga sukaaa banget ama yang namanya kopi kapal api ini... Nah kalau aku suka banget ama wanginya pas baru diseduh... Sedaappp bangeeettt...

    BalasHapus
  3. Tos mbak mayaa , kopi nya sama dengan suami ku jugaa.. kenapa yaa para suami itu suka kopi tanpa gula? Padahal kan pait yak hahaha... akunjua suka kopi tapi biasanya kopi susu atau yg rasa mocca ..

    BalasHapus
  4. Kopi kuat biasanya juga suka rokok. Mudah mudahan suami gak ngerokok. Kopi identik minuman pria tapi zaman now awe we juga suka

    BalasHapus
  5. Asiknya banyak pujian karna bikin kopi enak. Selera sih pakai gula atau tidak. Yg penting ngopiw

    BalasHapus
  6. Aku dan Si Yayang sama sama suka kopi tapi aku kurang suka kopi buatan factory atau yg ada brandnya krn mnrtku, wanginya kurang.Aku suka kopi yg baru digiling, tp suami sukanya kopi dg merek tertentu. Ya kopi kapal api itu. Mnrtnya rasa kopinya pas dan nikmat.Krn suamiku lebih sering ngopi ya jdnya lebih sering beli kopi kapal api deh. Tp emang bener sih. Pas rasanya.

    BalasHapus
  7. Yeay, kopi Lampung disebut-sebut. Aku jadi seneng. Wkwk
    Aku juga kalau ngopi sukanya yang ada susunya. Dan iya, penikmat kopi sejati itu, minumnya ya kopi tanpa gula.

    BalasHapus
  8. Kopi item gini emang enaknya dikasih susu ya Bun. Aku juga suka ini.

    BalasHapus
  9. Ga ada tandingannya emang kopi satu itu.. Kalo mau cari kopi itam ya itu dia. Saya suka ga pk susu siii jafi ya kopi aja

    BalasHapus
  10. Ooh Pak Siswadi pemusik. Pantesan dulu anak mbak bikin gitar dari kertas. Keren nih kalau sekeluarga kolaborasi.

    BalasHapus
  11. Wah penasaran ama 3F kayak gimana?

    Krn mamanya dosen, papanya pemusik xixixix

    Kolaborasi yg pas.

    Btw aku sih ga suka kopi dan teh.

    Tp setuju sama papanya 3F. Kopi itu yg enak ya yg asli tanpa campuran apapun. .

    BalasHapus
  12. Walau bukan pencinta kopi tapi bapakku pernah minta buatkan. Aromanya itu yg nagih. Apalagi pas diseduh dgn air panas hmm...terasa banget

    BalasHapus
  13. Hahahaha...senyum senyum sendiri deh bacanya. Suami mbak Maya romantis ya..maklum sih ya karena beliau seniman. Tapi emg sih kalo udah kepincut sama satu jenis kopi tuh ga bisa diboongin mbak..makanya jgn coba2 gantiin dengan yang lain ya..hehehehe

    BalasHapus
  14. Kopi yang sudah lama di indonesia ini sudah banyak menjadi andalan bagi penikmat kopi. Aromanya yg harum dan khas menggugah selera utk segera mencicipinya

    BalasHapus
  15. Sama suamiku juga dirumah selalu konsumsi kopi kapal api.
    Kalo yang lain kurang nendang katanya.

    BalasHapus
  16. Whooa suaminya fanatik kopi kapal api. Memang bagi seniman kopi penting ya, buat ningkatin semangat. Tapi sampai tahu beda kapal api atau bukan, hebat banget. Lidahnya nggak mau terima kalau bukan kapal api.

    BalasHapus
  17. Aku baru tahu kalo suami mba maya itu musisi. Dan emang musisi itu selalu identik sama kopi. Btw so sweet bangget sih postingan ini

    BalasHapus
  18. Romantis banget sih mba, abis bikinin kopi dikasih lagu-lagu yang romantis aduhhh mupeng... Kopi aku paling suka ada singkong rebus ajib

    BalasHapus
  19. Aku gak bisa minum kopi terlalu banyak. Mamaku nih yang suka kopi hehehe.

    BalasHapus
  20. Emang sih mba betul banget, bikinan org lain itu biasanya emang lebih enak, misal kalo aku, makan Indomie kalo dibikinin sama suami malah lebih enak dr pada bikin sendiri.... Hehehe.

    BalasHapus
  21. Penggemar kopi itu warbiasa ya, bisa tau kopi favoriteny atau bukan, gak bisa dboongin.. Hhe
    Aku sih bukan penggemar kopi, tp drumah dr dlu memang suka persediaan kopi kapal api, itu kopi legend banget.

    BalasHapus
  22. Suami aku dirumah cocoknya juga sama kapal api. Udah paling cocok lah minum Kapal Api.. Ehehheee

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com