Menyiapkan Dana Pendidikan, Yes or No?

Lebih dari sepuluh tahun lalu, jauh sebelum Faldi masuk sekolah dasar, saya berpikir untuk menyiapkan dana pendidikan anak-anak kelak. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan sekolah dengan fasilitas lengkap, plus sarana dan prasarana memadai.




Tapi, niat saya itu hanya jadi wacana aja selama bertahun-tahun. Suami menganggap dana pendidikan anak itu ga harus banget disiapkan. Apalagi ikut Asuransi pendidikan. Suami ga pernah bisa percaya 100% pada Asuransi. Katanya asuransi di Indonesia ini agak susah klaimnya. "Kalau mau nabung, ya nabung aja, ga usah ikut asuransi pendidikan".  Saya cuma bisa pasrah, ngikut kata suami.

Beberapa tahun kemudian, diam-diam saya membuat tabungan pendidikan di sebuah bank yang lokasinya ga jauh dari kampus tempat saya mengajar.

Sengaja. Saya tak tahan tiap tahun kelabakan masalah uang sekolah anak karena ga pernah sengaja menyiapkannya. Selalu habis terpakai, walau sudah  ditabung. Padahal keuangan kami juga ga baik-baik amat. Seringkali saya lah yang jadi tulang punggung. Memberikan dukungan pada suami yang jatuh bangun membangun berbagai macam usaha dan tak ada pemasukan.

Saya tak tahan tak punya uang ketika anak-anak butuh dana untuk sekolah. Kalau mengandalkan tabungan, saya ga yakin mampu menyisakannya. Pada saat kepepet ga punya uang cash, uang yang ada di tabungan pasti terpakai. "Terkikis" sedikit demi sedikit. Hiks.

Saya akhirnya memaksa diri untuk punya dana persiapan. Sengaja diam-diam, supaya suami ga tahu ada dana yang akan dialokasikan untuk dana pendidikan. Kalau suami tahu, niscaya kami ga akan pernah punya dana pendidikan, karena akan selalu merasa "ah masih punya uang". Akhirnya habis sedikit demi sedikit.

Sayangnya, saya hanya berhasil mempertahankan tabungan pendidikan itu beberapa bulan saja. Pada akhirnya malah saya yang membocorkan perihal dana ini ke suami ketika ia bertanya "Andai kita punya dana sekian -sekian, bisa buat modal usaha nih bund. Dana dari mana ya?" Dan saya pun ga tega.. huhuhu.

Dan kini, setelah anak-anak sekolah makin tinggi, makin besar pula biaya pendidikan yang diperlukan. Kalau dulu jaman SD, uang buku ga sampai 100rb. Eh sekarang, uang buku paket bisa sampai 500-700rb.  Belum termasuk buku tulis, uang karya wisata, uang daftar ulang, seragam. Huaaa. Terasa sekali butuh dana untuk menopang pendidikan anak-anak. Tinggal sesak dan sesal. Huhuhu.

Padahal, sekolah anak-anak hanya sekolah biasa. Bukan sekolah International yang punya fasilitas penunjang yang lengkap.

Mampir ke Sun Life Edufair 2017

Ketika mengintip 20 sekolah formal unggulan dan 5 sekolah non formal yang sedang mengikuti open house di Sun Life Edufair 2017 di Mall Kota Kasablanka, saya syok.


Beberapa sekolah yang mengikuti Sun Life Edufair 2017

Biaya pendidikan sekolah-sekolah unggulan ini juga "unggul" semua *bukan mas Unggul ya. Beberapa sekolah yang saya kunjungi, biaya sekolahnya malah bisa buat membeli sebuah rumah sederhana di pinggiran kota seperti rumah kami.

Info beberapa sekolah unggulan beserta biayanya, bisa dicek di Brightedu ya.

Salah seorang konsultan mendekati dan menanyakan apakah saya sudah mempersiapkan dana untuk pendidikan anak-anak. Sang konsultan mengungkapkan perkiraan dana pendidikan yang naik dalam 10% tiap tahun.

Begitu melihat perkiraan dana itu beberapa tahun ke depan, saya panik. Ya Allah, bisa sampai 500 juta ya biaya pendidikan anak-anak beberapa tahun ke depan.

Saya jadi merasa bersalah ga menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak. Huhuhu.


Mendidik Dengan Cinta

Sore itu, 20 Oktober 2017, Saya gembira ketika ada Kak Seto hadir sebagai pembicara dalam Sun Life Edufair hari Jum'at itu.

Kak Seto banyak berbagi cara mendidik anak dengan cinta. Salah satunya adalah dengan mengenali potensi anak, kenali kelebihannya, dan berikan dukungan untuknya. Anak yang bahagia adalah anak yang dapat kesempatan mengembangkan bakat. Didukung kelebihannya, dan tidak dihujat kekurangannya.


Talkshow by Kak Seto

Nah, masalah mendukung bakat anak ini nih, perlu biaya juga kan? Ikut kursus, beli peralatan, beli perlengkapan, dsb. Bahkan jika perlu beri mereka kesempatan ikut sekolah yang baik dan mendukung bakatnya.

Menjelang akhir acara, saya yang berkeliling ke beberapa booth, bertemu lagi dengan konsultan  Sunlife  yang berbeda.

Saya semakin berpikir, selama ini saya kurang mampu mengelola dana dengan baik, sampai dana pendidikan anak-anak terbengkalai. Huhuhu. Padahal Falda terlihat punya bakat di bidang menggambar, grafis, desain. Andai kami punya dana lebih, mungkin bakat Falda ini bisa berkembang lebih baik lagi.

Penyesalan memang selalu datang terlambat ya :(.

Nah merasa menyiapkan dana pendidikan itu penting. Apalagi jika sewaktu-waktu orang tua ga punya dana seperti yang sering kami alami, dana pendidikan yang ditabung atau diinvestasikan itu jadi berguna banget, ya ga sih?

Menurut kalian bagaimana?

Penting ga sih menyiapkan dana pendidikan? Apa kalian termasuk orang yang tipenya kurang lebih sama seperti suami "lihat gimana nanti aja lah?".

Share yuk!

2 komentar

  1. Penting banget tuh. Apalagi nggak menutup kemungkinan kalau biaya pendidikan akan makin mahal nantinya.

    BalasHapus
  2. Pasti ada gunanya. :D Ya, itung2 ngeringanin waktu anak sekolah nanti.

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com