Karya-karya desainer Indonesia mulai diperhitungkan dan mendapat tempat di dunia fashion Internasional. Terus terang sebagai warga Indonesia, saya ikut bangga atas prestasi ini. Adalah jasa Brama International yang digawangi Dwitra Zaky, berhasil memperjuangkan hal ini sejak akhir 2014.
Brama International yang berbasis di Virginia, USA, ini terus melaju membawa desainer-desainer Indonesia ke panggung Internasional sekelas NYCFW bersama Let's Travel yang membantu mengkoordinir perjalanan para desainer dan team.
Sore itu, 29 Agustus 2017, saya bersama teman-teman Blogger Tangsel Plus, Kania, Tuty, Muthia, beruntung bisa menghadiri press conference akan berangkatnya dua desainer Indonesia ke NYCFW 2017.
Fashion Show Pembuka Acara
Acara press conference yang digelar di Ethnic Gallery, Urbana Place, Ciputat, ini dibuka dengan tarian betawi dan fashion show yang membawakan rancangan 2 desainer.
![]() |
6 model membawakan rancangan Desy dan Gita |
Agak unik juga sih fashion show ini diadakan di sebuah butik di kawasan Tangerang Selatan yang tempatnya tak terlalu luas.
![]() |
Busana Rancangan Desy Ramona |
Sang model membawakan busana sang desainer di pelataran parkir, sehingga dengan mudah disaksikan oleh masyarakat umum.
Acara fashion show yang memperagakan 6 rancangan, ditutup kembali dengan tarian daerah oleh 3 anak.
Press Conference Goes To New York Couture Fashion Week (NYCFW)
Tahun 2017, NYCFW akan menghadirkan dua desainer Indonesia, Desy Ramona dari Tyramona dan Gitawidya Nubidayah dari Let's Travel Design. Mereka berdua akan mendapat giliran tampil pada tanggal 9 September 2017 di Crowne Plaza Hotel, Manhattan, New York
Bukan tanpa alasan kedua desainer Indonesia ini bisa tampil di panggung NYCFW. Menurut mba Peny, perwakilan Brama Internasional yang ada di Indonesia, mereka berdua punya ciri khas Indonesia dalam rancangannya dan lolos kurasi situs Couture Fashion Week.
Pada acara konferensi pers yang diadakan di lantai 1 Ethnic Gallery itu, Desy Ramona menjelaskan tema rancangan yang akan dibawakannya.
"The Rise of BaroAllo itu maknanya matahari terbit. Sebuah filosofi dari tanah Toraja yang menggambarkan semangat dan kekuatan"
![]() |
Mba Peny, tengah, sedang memberi keterangan |
Sementara mba Gitawidya Nubidayah dari Let's Travel Design akan membawakan tema Gaya Means Style dengan motif printing bertema nusantara. Khusus acara NYCFW ini, mba Gita akan banyak bermain di tema-tema Jawa seperti motif Pesisir, Tasik dan Gedog.
Seperti apakah rancangan kedua desainer Indonesia tersebut? Apakah seperti busana fashion show yang dibawakan di awal acara? Ohoo..tentu tidak. Mba Peny bilang
"rancangan tidak akan diperlihatkan saat ini, supaya jadi kejutan nanti pada saat tampil di Crowne Plaza Hotel, 9 September 2017"
Wuihiii, bisaan aja nih bikin penasaran, hahaha. Tadinya saya sempet mikir, kira-kira bakal bawain desain apa ya mereka? Apa akan memasukkan kain Indonesia? Memadukan motif tradisional? Atau kah memasukkan sentuhan kebaya modern? Kan sekarang banyak tuh desainer yang bermain-main dengan kebaya modern, sampai kelas festival dan miss Universe pulak.
Tapi, kalau mendengar penjelasan mba Desy dan Gita selama acara, sepertinya mereka akan menyajikan desain unik. Entah lah, agak sulit ditebak, mengingat mereka akan tampil di panggung Couture yang berbeda dari Fashion Week biasa.
Mari kita tunggu aja ya kejutan dari dua desainer Indonesia ini.
Pemotongan Tumpeng
Usai konferensi pers, acara pun ditutup dengan do'a bersama dan prosesi pemotongan tumpeng. Para tamu undangan pun mingle bersama dengan para model dan desainer untuk menikmati hidangan yang disuguhkan.
![]() |
Pemotongan Tumpeng oleh mba Gita & Desy |
Semoga desainer Indonesia makin maju dan berjaya di panggung-panggung Internasional. Tak hanya sampai New York, tapi juga bisa masuk panggung-panggung fashion kelas dunia lainnya, Tokyo, Milan, dst.
Keren banget. :D Pasti seru kalau bisa lihat langsung. :D
BalasHapusKeren! :D Pengen lihat :'D
BalasHapuskeren ya
BalasHapusKeren banget y mba... Suka lihatnya
BalasHapus