Lomba Blog Asus

Benarkah Makanan Anak Alergi Terbatas?

Dulu, waktu kecil, saya pernah mengalami biduran. Sekujur tubuh bengkak-bengkak. Mulai dari wajah, kaki, tangan, hampir semua. Rasanya pun gatal. Pengen garuk aja bawaannya. Tapi sama mama di marahi, nanti kulit saja jelek kalau menggaruk bengkak yang gatal itu. Seumur-umur, baru sekali itu saja mengalami biduran.

Selidik punya selidik, hal ini karena paginya saya makan telur. Sempat heran sih. Rasanya ga pernah menderita alergi telur. Ga pernah mengalami biduran. Setelah ingat-ingat lagi, rupanya pagi itu saya "kemaruk" menghabiskan jatah telur setengah matang yang disediakan hotel. Kebetulan kami sedang liburan dan mendapat sarapan berupa roti dan telur setengah matang. Saya yang penggemar telur setengah matang langsung khilaf. Jatah adik, papa-mama, saya habiskan sebagian. Ada sekitar 4 butir saya habiskan sendiri! Parah ya, haahaha.

Reaksi alerginya memang ga muncul seketika, tapi beberapa jam kemudian. Sejak itu saya ga berani mengkonsumsi telur banyak-banyak. Ya untungnya sih saya ga sampai trauma.

Nah, pengalaman terpaksa membatasi makanan ini juga saya lakukan pada makanan lain yang juga menyebabkan alergi, udang.

Kebetulan kog Ferdi ya alergi juga. Alergi dingin dan udang. Cuma, saya ga mau membatasi asupan makanannya. Biar pun Ferdi alergi udang, sesekali tetap saya selipkan udang dalam menu makanan yang saya buat. Cuek ya emaknya?

Sebenarnya, anak alergi itu makanannya perlu dibatasi ga sih? Pertanyaan ini terjawab ketika saya menyaksikan live streaming acara Royal Cooking dan Expert Talkshow di facebook Nutriclub Indonesia http://www.facebook.com/nutriclubindonesia pada tanggal 27 Agustus 2017 lalu, jam 9.15-10.15 pagi


Royal Cooking Demo

Acara live streaming pagi itu dibuka oleh MC, Jessica Williams. Tak lama, acara pertama, Royal Cooking pun dimulai. Chef Deny Gumilang, pemenang Masterchef Indonesia 2015, mendemokan beberapa resep yang cocok dikonsumsi anak-anak, termasuk si kecil yang alergi susu sapi.


Menu pertama yang dipresentasikan oleh Chef Deny adalah Creamy Omega Pasta. Ssstt, resep pasta yang satu ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa lho sama chef Deny. Susu cair atau krim yang merupakan salah satu bahan dalam resep pembuatan creamy pasta, diganti menjadi susu nutrilon soya.

Tentu hal ini sangat meringankan beban ibu-ibu yang anaknya alergi susu sapi, ya ga sih? Ga perlu pusing lagi deh memasak makanan yang pas bagi anak yang alergi susu sapi, tinggal ikuti resep dari chef Deny. Asyik kan?

Oh ya, creamy omega pasta ini menggunakan ikan lho sebagai salah satu bahan utamanya. Ikannya juga bukan ikan yang mahal. Justru ikan yang murah meriah, yang mudah sekali di dapatkan, bahkan di tukang sayur yang lewat depan rumah. Ikan Kembung!

Nah lho, apa istimewanya sih si ikan kembung ini? Ini kan ikan murah meriah yang bisa didapat dengan harga ga sampai 10 ribu?

Eits, jangan salah ya moms, ikan kembung ini, walau murah meriah, tapi kandungan omeganya paling tinggi lho. Bahkan lebih tinggi dibanding ikan Salmon!

Omega adalah lemak baik yang dibutuhkan tubuh, tak hanya bagi anak-anak, tapi juga orang dewasa. Namanya lemak baik, tentu tidak akan membahayakan bagi tubuh kan?

Nah tuh moms, kalau mau sehat ga harus mahal kan ya. Buktinya chef Deny cukup pilih ikan Kembung aja buat dipadukan dengan Creamy pastanya.

Royal Cooking Competition

Setelah selesai Royal Cooking by chef Deny, giliran royal mom yang akan memasak. Ada 10 royal mom yang diundang Nutriclub ke acara ini. Mereka dibagi menjadi 5 grup, masing-masing harus bahu membahu menyajikan menu terbaik.


Para royal mom ini tidak diminta memasak menu baru kog. Mereka hanya wajib bekerja sama mempraktekkan kembali masakan yang sudah diperagakan oleh chef Deny dan menghiasnya dengan tampilan yang istimewa.

Masakan para mom dari Kelima grup ini akan dinilai oleh tiga orang juri, dr. Zaki, mba Dyah Bassorie dari Nutriclub, dan chef Deny.


.

Expert Talkshow

Selesai acara Royal Cooking, acara berlanjut dengan Expert Talkshow bersama dokter ahli imunologi, dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(k). Sudah beberapa kali saya mengikuti talkshow bersama dr. Zaki, demikian beliau biasa dipanggiil. Ramah dan bisa memberikan penjelasan alergi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam seperti saya.
Dr. Zaki mengungkapkan, alergi sebenarnya adalah reaksi tubuh akibat salah mengenali bahan yang menyerang system pertahanan.

Reaksi alergi pada tiap orang bisa beda-beda. Ada yang sesak nafas, muntah-muntah, gatal-gatal, bentol, bengkak, diare. Pun sumber penyebab alerginya, atau alergen, bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang alergi debu, dingin, makanan, atau alergi susu sapi.



Cara mudah untuk mencegah alergi sebenarnya cuma dengan pemberian ASI yang tepat. Asi eksklusif di masa 6 bulan pertama, lanjut Asi + mpasi hingga usia 1 tahun, Asi + makanan pokok hingga 2 tahun lebih.

Kenapa Asi baik untuk mencegah alergi? Karena di dalam Asi sudah dilengkapi dengan zat yang dapat mencegah munculnya reaksi alergi. Subhanallah, luar biasa ya Allah menciptakan segala sesuatunya. Pantes saya kog ya alergian, mulai alergi debu, alergi dingin, sampai alergi makanan tertentu.

Kata mama, saya dulunya ga mengkonsumsi Asi. Mama saya bilang, karena saya anak pertama, beliau belum lihai menyusui. Ya maklum, jaman dulu belum ada klinik laktasi dan ilmu pemberian Asi belum seluas sekarang.

Tapi, kenapa Ferdi yang Full Asi juga bisa kena dampak alergi ya? Hmm, mungkin karena menurun dari saya. Menurut dr. Zaki, jika orang tua menderita alergi, maka 50% resiko alergi akan menurun pada anaknya. Duh duh, panjang ya dampak alergi ini.

Makanan Anak Alergi

Nah, lantas, apakah anak alergi perlu dibatasi asupan makanannnya?

Oh tentu tidak. Menurut dr. Zaki, anak alergi ga perlu dibatasi asupannya. Kalau orang tuanya terlalu parno, anaknya dipantang makan ini dan itu, nanti bisa gagal tumbuh. Mungkin makanan yang menjadi sumber penyebab alerginya bisa diminimalisir, tapi ga perlu juga dipantang sama sekali.

Masih bisa diakalin kan, misalnya mengganti beberapa komponen dengan komponen lain. Atau bisa juga dengan memberikan makanan tersebut di lain waktu dengan jumlah yang lebih sedikit. Semakin bertambah besar, daya tahan anak semakin baik, biasanya dampak alergi akan semakin berkurang.

Bagi anak yang alergi susu sapi, ga perlu distop donk susunya. Tapi berikan susu pengganti. Susu pengganti ini juga bukan sembarang susu. Bukan juga susu kedelai biasa.

Susu Kedelai VS Susu soya fortifikasi

Susu kedelai biasa sebenarnya mengandung zat yang tidak cocok dikonsumsi anak yang butuh asupan susu. Ada kandungan fitoestrogen yang merupakan zat yang bagus bagi wanita karena dapat merangsang hormon estrogen dan menghaluskan kulit.

Jika anak laki-laki mengkonsumsi susu kedelai biasa secara berlebihan, hormon testosteron yang merangsang kejantanannya menurun, sebaliknya hormon estrogen yang biasa ada pada wanita malah meningkat. Bahaya kan kalau anak laki-laki jadi kewanita-wanitaaan.

So, moms, kalau si kecil menderita alergi susu sapi, berikan susu formula khusus yang sudah difortifikasi, seperti Nutrilon Royal Soya. Bukan susu kedelai biasa yang belum dipilah-pilah kandungannya.

Duh, serem juga ya kalau asal kasih asupan soya. Lebih serem lagi kalau asupan anak sampai dibatasi cuma gara-gara alergi yang dideritanya. Bisa-bisa sang anak mengalami anemia dan gagal tumbuh, bantet, stunting.

Chef Deny sudah menunjukkan cara mengakali resep untuk anak alergi, dr. Zaki sudah memberikan pemaparan tentang asupan makanan bagi si kecil yang alergi, so moms, yuuk berikan yang terbaik bagi si kecil. #KenaliAlergiLebihAhli.

Oh ya, kalau mau simak kembali video tayangan acaranya, sila langsung ke fanpage nutriclub aja ya moms. http://www.facebook.com/nutriclubindonesia

Suka ada lho expert talkshow atau tips menarik di fanpage ini. Ilmunya menarik dan membuka wawasan banget. Seperti info yang saya temukan di fanpage nutriclub ini.


14 komentar

  1. Benar sekali. Jangan sampai karena alergi anak jadi terbatas asupan gizinya. Pasti ada solusinya, kan? Salah satunya susu ini. :D

    BalasHapus
  2. Para ibu nggak perlu parno lagi dong? :D

    BalasHapus
  3. Lega banget waktu tau kalau menu anak alergi tidak harus dibatasi. Dengan penanganan yg tepat, alergi anak bukanlah penghambat anak utk tumbuh dg baik dan berprestasi ya Mba.

    TFS.

    BalasHapus
  4. Sungguh luar biasa manfaat dari ASI dan khasiatnya. Maha besar Allah.

    BalasHapus
  5. waduuuh baru tauu susu kedelai biasa memicu penurunan hormon testosteron, berarti gak boleh asal kasih susu soya ya, thank infonya ya mbak. Jadi lebih ngerti nih mana yg harus diberikan pada anak alergian seperti anakku

    BalasHapus
  6. Waaah jadi ini live streaming talkshow? Asik tuh bisa nonton dari mana saja, ga cuma di Jakarta. Bisa sambil masak kali yaa

    BalasHapus
  7. Sejak anakku yg bungsu di diagnosa alergi aku langsung panik banget tuh mba tapi mamah jaman sskarang nggak susah lagi cari informasi seputar alergi dan makanan apa yang aman dikonsumsi

    BalasHapus
  8. anak alergi tetap berhak dpt nutrisi makanan yg bergizi..

    apalagi skrg udah byk ya susu yang cocok buat anak anak alergi susu sapi

    salah satunya nutrilon royal soya..

    cocok jg kayaknya u penderita intoleran si lakstosa nih

    BalasHapus
  9. Alergi tidak menjadi penghalang untuk tidak beraktivitas. Asalkan tau bagaimana menanganinya :)

    BalasHapus
  10. Kalau bahasa betawinya giduan (gatal). Alergi harus tahu penyebabnya karena alergi bisa merenggut nyawa.

    BalasHapus
  11. Acara yg sangat bermanfaat utk ibu2 yg punya balita alergi. Ternyata harusnya sufor soya ya bukan susu kedelai murni.

    BalasHapus
  12. Saya masih bingung dengan alergi ini ibaratnya riwayat keturunan tidak ada yang alergi tetapi bisa jadi anak alergi.

    BalasHapus
  13. anak2ku dulu waktu masih bayi ada gejala alergi, tapi sekarang2 ini sih puji Tuhan gak muncul lagi. alergi ini emang tricky sih ya, susah2 gampang mengatasinya. makasih atas infonya yaaa

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com