Sering lihat iklan billboard atau baliho di jalan? Suka ada kan tuh iklan atau videotron yang tayang dari billboard raksasa di beberapa spot strategis yang ada di jalan.

Nah, kadang kan kalau mau pasang iklan di situ, harus menghubungi nomor yang ada di billboard tersebut. Iya kalau pas ada atau terlihat? Kadang kalau sedang ada iklan yang sedang tayang, ga muncul tuh nomor untuk menghubungi pemilik billboard. Trus kadang ga tahu juga deh, kapan iklan di billboard tersebut akan habis masa tayangnya. Trus kalau mau pasang iklan, musti nyari-nyari deh mana spot yang strategis, hunting lokasi. Hunting lokasi ini bisa menghabiskan waktu sendiri.

Berangkat dari masalah semacam itu, kini hadir klikadv.com, sebuah platform yang memudahkan pengiklan untuk mengecek titik-titik billboard yang strategis.


Adanya klikadv ini juga akan memudahkan agensi iklan untuk melihat spot-spot mana yang kosong, spot mana yang available, berapa tarifnya, dsb.

Ya, kalau saya boleh bilang, klikadv ini semacam penghubung deh, atau perpanjangan tangan, antara pengiklan dan pemilik billboard.


Hal ini yang saya tangkap waktu menghadiri Grand Launching Klikadv di The Sultan Hotel pada 23 Agustus 2017. Sang CEO, Rudi Sulut secara resmi melakukan penekanan tombol tanda diresmikannya Klikadv.

Setelah sesi Launching, lanjut ke sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang banyak diajukan awak media maupun para agensi yang hadir adalah, bagaimana klikadv mendapat keuntungan jika pemilik billboard atau pengiklan bisa secara gratis membuat akun. Kalau bicara duit sih emang bikin kepo ya. Namanya perusahaan, ngapain bikin portal kalau ga ada keuntungan, ya ga sih?


Dengan diplomatis, Rudy Sulut menjawab "tentu kami tetap akan mendapat keuntungan. Tapi itu terjadi jika telah terjadi transaksi. Selagi belum ada, ya pemilik billboard bebas-bebas saja memajangnya di klikadv".

Kalau bicara gini emang rumit sih, tapi mending langsung buka aja portalnya biar paham yang dimaksud.