Belajar Membandingkan Berat & Harga #JurnalFalda

Dah lama banget ga nulis seri Falda lagi, terakhir tentang transaksi ala Falda. Kali ini saya mau cerita proses belajar lainnya.



Sore itu, saya dan Falda berjalan kaki ke sebuah mini market yang lokasinya tak jauh dari rumah eyangnya. Di dalam mini market, ada ATM. Saya memang berniat mengambil uang sekaligus mencari susu kental manis (SKM) untuk membuat es buah sebagai salah satu menu berbuka puasa. Supaya lebih efisien, saya meminta Falda untuk mengambilkan SKM sementara saya mengantri di ATM.


"Fal, bunda ambil duit dulu, Falda tolong ambilin susu kental manis ya"

"Ok bunda"

Saya pun menuju sudut tempat ATM berada, Falda menuju rak yang memajang SKM. Falda sudah beberapa kali mengikuti saya belanja ke mini market, jadi saya yakin, ia tahu SKM mana yang akan dipilih. Saya serahkan semua keputusan padanya.

Saya masih dalam posisi mengantri ketika Falda datang menghampiri saya. Pelan-pelan ia berbisik

"Bund, susunya mau yg 375ml apa yg 570ml?"

Hm, ini anak aneh, kenapa musti nanya ukuran berat sih, kenapa ga langsung ambil aja.

"Yang mana aja, yang penting lagi promo dan murah"

Dasar emak-emak mo-dis, modal diskon, saya memang ga terlalu fanatik merk. Produk yang mana aja, yang sedang promo dan harganya oke, itu lah yang jadi prioritas. Hahaha. Walaupun suami hanya fanatik pada 2 merk SKM, saya ga terlalu ambil pusing, yang penting yang diskon dulu.

Falda pun beranjak kembali menuju rak yang memajang SKM dan mencari benda yang dimita bunda.


Persis sesaat saya selesai bertransaksi di ATM, Falda kembali datang menghampiri dan menyodorkan sekaleng SKM.

"Bunda, ini susunya"
"Ini udah yang paling murah?"

"Iya bund, 9 ribu, lagi promo, yang lain lebih mahal"
"Oh ya udah, kita langsung ke kasir aja"

Saya dan Falda langsung menuju ke kasir. Saat sedang mengantri untuk membayar, Falda kembali berbisik

"Tapi bund, kalau mau, yang 570 ml cuma 12 ribuan, yang ini kan cuma 375 ml"
"Hmmm"

Ini emak antara ga percaya sama penasaran, kali aja ada yang lebih murah. Jalan lah menuju rak susu.

"Nih bund, 570 ml kan, harganya lagi diskon jadi 12 ribu, kalau yang ini, 375 ml, harganya 9 ribu"
"Hmm, iya, isinya banyakan yang 570 ml ya, hampir dua kali lipat yang 375 ml"
"iya bund, jadinya lebih murah, kan?
"iya, betul. Ya udah kita ambil yang 570 ml aja ya"

Huaaa, emak lega, ada yang lulus jadi personal shopper. Besok-besok aman deh, punya temen belanja :).

Saya agak takjub juga. Kog Falda paham soal perbandingan berat dan harga ini. Kog ya jeli aja mengamati berat sebuah produk dan membandingkan harga produk tersebut dengan produk lain dari jenis yang sama namun berbeda beratnya. Biasanya orang hanya membandingkan harga sebuah produk dengan produk merk lain, tapi kadang luput memperhatikan berat produk yang dibandingkan. Saya aja kadang lupa memperhatikan ini.

Seingat saya, ga pernah mengajarkan khusus masalah ini ke Falda. Tapi, kalau lagi belanja, sesekali memang sering saya ajak diskusi


"fal, enaknya ambil susu yang ini apa yang ini ya?" 
"ini aja bund, yang ini kan harganya cuma 4 ribu, kalau susu yang itu kan 5ribu"

"eh, tapi susu yang ini kan cuma 200 ml, yang itu 250ml, berarti kan banyakan yang itu"
"oh iya ya bund, jadinya lebih murah yang 250 ml donk ya?"

atau di sesi belanja lain

"wah, kue yang ini lagi murah fal, harganya cuma 40 ribu"
"wah iya bund, turun harga dari 50 ribu ya"

"eh,tapi ini menang kemasan doank, coba lihat berat gramnya"
"hmm, yang kaleng ini 345 gr bund"

"coba hitung, ini kue yang sama, tapi kemasannya plastik, beratnya 80 gr, harganya 8 ribu. Kalau beli kue kemasan plastik ini 4 biji, beratnya jadi 320 gr kan?"
"Iya ya bund, hampir sama dengan berat kue yang ada di kemasan kaleng ya?"
"Iya, tapi, harganya lebih murah kue yang kemasan plastik kan?"
"iya, kalau beli kue yang di kemasan plastik 4 biji, jadinya cuma 32 ribu, 8 ribu kali 4"
"padahal kue yang di kemasan kaleng harga diskonnya aja 40 ribu"
"murahan yang di kemasan plastik"

Mungkin, ini baru mungkin ya, karena sering saya ajak diskusi kayak begitu, Falda jadi sering memperhatikan tiap detail barang yang akan dibeli.

So, memang anak-anak belajar dari mana aja dan media apa aja. Hal-hal kecil seperti itu, yang sebenarnya ga sengaja saya ajarkan, jadi masuk ke dalam kamus perbekalannya.

Baca : tanya jawab tentang haid

Ya begitulah, anak-anak itu memang pembelajar dan pengamat sejati. Apapun yang dilakukan orang tuanya, tak luput dari pengamatannya. Sebagai orang tua tugasnya ga berat sebenarnya, yang berat itu karena kita harus jadi contoh yang baik, supaya anak bisa meniru yang baik-baik dari orang tuanya. Tapi, jadi orang tua juga ga harus jadi orang lain supaya terlihat baik, jadi diri sendiri pun ga masalah, anak akan mengambil yang baik-baik dari orang tuanya.

Baca juga : negativism, egosentris, apa sih yang dipelajari?


#parenting #motherhood

Have a nice day friend
Have a nice parenting

7 komentar

  1. adik pinter banget sih
    bisa bantuin bunda kasih masukan

    BalasHapus
  2. pengamat dari mamanya yg modis hihi..
    hebat Falda, good job girl

    BalasHapus
  3. Biasanya ukuran Lebih besar jatuh harga nya Lebih Murah.

    BalasHapus
  4. Harus dikasi habis berati ya mb
    *noted

    BalasHapus
  5. wah keren, mbak. saya aja kadang belanja nggak pernah ngitung soal perbandingan harga ini. heu

    BalasHapus
  6. Pinter anaknya mba. Teliti loh diam jrg ada anak2 memperhatikan sampe sedetil itu. Aku jg mau ngajarin anakku supaya lbh hitung2an sebelum membeli barang :D

    BalasHapus
  7. Wah, berarti emang kalo belanja harus sering diajak diskusi gitu yah mbak biar anak2 makin peka dan gak sembarang ngambil barang.

    Ntar mau nyobain juga ah sama Kayla :))

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com