So, tugas besar orang tua nih, mengenali potensi anak. Tapi, bagaimana caranya?
Cara Mengenali & Memaksimalkan Bakat Potensi Anak
Minggu lalu, 28 Agustus 2016, bersama emak-emak blogger (KEB), saya dan teman-teman dapat kesempatan untuk ikut bincang-bincang mengenai Persiapan Pendidikan Anak Menghadapi Persaingan Global.
Acara diawali sharing dari makpon, alias mak founder KEB, Mira Sahid. Mak Mira cerita kalau masih kesulitan menemukan bakat dan minat anak-anaknya. Anak tertuanya hingga kini sudah ikut berbagai les dan kursus, tapi ga pernah sampai tuntas. Mak Mira mengaku kebingungan, bagaimana cara menemukan bakat sang anak, agar bisa diarahkan dengan tepat.
Nah, kegelisahan ini pun dijawab oleh psikolog Elizabeth B. Santosa, M.Psi yang akrab disapa Lizzy. Menurut bu Lizzy, menemukan bakat anak itu sebenarnya gampang. Cukup kenali hal-hal yang ia kuasai dan minati. Orang tua cuma perlu jeli mengamati. Kenali kecerdasan-kecerdasan apa saja yang dimiliki anak.
Tahu Howard Gardner? Beliau ini ahli pendidikan yang mencetuskan istilah Kecerdasan Majemuk yang sekarang begitu populer dan menjadi acuan dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
Ada 8 kecerdasan yang beliau kemukakan dan sudah bolak balik dibahas di berbagai seminar parenting. Hahaha. Agak bosan juga sih saya bahas ini lagi, ini lagi.
Baca : Mengoptimalkan Kecerdasan Pada 12 Tahun Pertama
Tapi cara penyampaian tiap psikolog berbeda-beda, dan ini yang menarik dari talkshow kali ini. Bu Lizzy ga cuma mengemukakan bagaimana mengidentifikasi kecerdasan tiap anak, tapi juga memberikan tips, cara memberikan stimulasi dan memaksimalkan potensi anak secara detail. Yuk kita kupas satu-satu.
Orang-orang yang mempunyai kecerdasan linguistik, mempunyai kemampuan menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Cara mudah mengidentifikasi, perhatikan anak-anak yang banyak bicara, hobi mendebat, suka mengarang, rajin bercerita, cepat belajar bahasa baru, dsb. Ada kemungkinan anak-anak ini mempunyai kecerdasan linguistik.
Pengen punya anak yang terlihat cerdas di bidang ini?
Orang tua bisa memberikan stimulasi berikut :
Ajak bicara lebih sering
Pancing anak untuk mengemukakan pendapat
Ajak anak berdebat
Ajak pidato atau orasi
Berikan banyak bacaan
Bacakan buku sejak kecil
Minta anak menceritakan ulang isi sebuah buku
Minta anak menceritakan kembali sebuah peristiwa
Latih anak untuk banyak menulis
Ajak bermain scrabble atau puzzle word, dsb
Anak-anak yang punya kecerdasan linguistik, kelak akan sukses menjadi penulis, pembaca berita, ahli bahasa, pendongeng, pembicara, orator, editor, jurnalis, motivator, pembawa acara, aktor, dsb. Bahkan untuk bisa menjadi pengacara yang sukses pun butuh kecerdasan linguistik lho. Kan mereka harus bisa menganalisis kata-kata yang tercantum dalam undang-undang, mencerna dan menganalisis kata-kata yang diajukan saksi, maupun mengolah kata-kata yang harus diajukan kepada hakim.
Orang yang mempunyai kecerdasan matematis-logika umumnya mempunyai kemampuan mengolah angka dan menggunakan logika atau akal sehat dengan baik. Perhatiin deh anak-anak yang suka dengan angka-angka, tampak tekun mengutak atik atau bongkar pasang mainan atau peralatan elektronik untuk mengamati sistem kerjanya, hobi memperhatikan alur sebuah masalah, sering menganalisa sebab akibat, suka meneliti atau menyelidiki sesuatu, bisa jadi punya kecerdasan matematis-logika.
Pada dasarnya, kecerdasan ini dibutuhkan di semua bidang pekerjaan, karena akan sangat membantu dalam merumuskan masalah maupun mengemukakan solusi.
Pengen punya anak yang cerdas secara matematis-logika?
Orang tua bisa memberikan stimulasi berikut ini
Biasakan anak untuk menganalisa sesuatu
Pancing anak untuk menggunakan logika berpikir
Biasakan anak untuk melihat pola atau alur sesuatu atau sebuah masalah
Rangsang anak untuk memecahkan masalah
Latih anak menggunakan angka-angka
Ajak anak bermain-main dengan angka
Ajak anak melihat sebab akibat sebuah masalah
Anak-anak yang punya kecerdasan ini kelak menjadi orang yag suka bermain dengan angka semacam ahli matematika, ahli statistik, insinyur, pengolah data, peneliti, programmer, dsb.
Nah, kalau Kecerdasan Spasial ini, umumnya ditunjukkan dengan kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual dengan akurat. Anak-anak dengan kemampuan ini biasanya mempunyai bayangan visual di kepalanya, membuat bayangan 3 dimensi itu hidup. Biasanya mereka juga mampu membaca peta, tahu arah, tahu jalan, karena punya bayangan peta lengkap di kepalanya. Anak-anak dengan kecerdasan ini juga biasanya jago menggambar, pintar melukis, suka merancang bangun atau struktur.
Bagaimana orang tua bisa memaksimalkan kemampuan anak di bidang ini?
Simak tips berikut ya moms
Ajak anak bermain dan membentuk benda tiga dimensi dengan lego atau playdough
Ajak anak membuat bayangan visual
Pancing anak untuk berimajinasi
Ajak anak membuat khayalan, rekaan-rekaan, dsb
Ajak anak melakukan permainan yang membutuhkan koordinasi tangan dan mata
Ajak anak membuat kerajinan, meronce, dsb
Anak-anak dengan kecerdasan spasial bisa sukses menjadi pilot, perancang, arsitek, pemandu, pelukis, dsb.
Nah, kalau kecerdasan kinestetik-jasmani ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Biasanya anak-anak yang cerdas di bidang yang satu ini terlihat dari kelenturan tubuhnya, kemampuannya mengolah tubuh. Jika aktif di bidang olahraga, anak tersebut biasanya mempunyai trik untuk bisa menguasai permainan dan memenangkan pertandingan.
Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk memaksimalkan kecerdasan ini?
Orang tua bisa melakukan hal-hal berikut :
Ajak anak untuk banyak bergerak
Pancing anak untuk memaksimalkan semua fungsi tubuhnya
Ajak anak memaksimalkan motoriknya
Ajak anak bermain lempar tangkap, berlari, dsb
Dukung anak untuk masuk klub-klub olahraga
Ajak anak menari, bermain theater, dsb
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani ini biasanya sukses sebagai atlet, penari, mekanik, aktor, pemain theater, ahli pantomim, ahli beladiri, dsb.
Penjelasan kecerdasan yang satu ini saya skip dulu, saya jadikan pembahasan di bakat dan minat ya.
Tips buat orang tua yang mau memaksimalkan kecerdasan musikal ini nih
Ajak anak bernyanyi, mengenal lagu-lagu
Kenalkan anak pada berbagai instrumen musik
Kenalkan anak cara bermain alat musik secara tepat
Kenalkan anak cara memahami ketukan, ritme, nada, dsb
Kenalkan anak cara membedakan suara
Kenalkan anak pada pitch
Anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal, biasanya akan sukses sebagai penyanyi, pencipta lagu (komponis), komposer, arranger, music director, pemain musik, pengamat musik, produser, dsb.
Kecerdasan ini biasanya ditunjukkan dengan adanya kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Biasanya anak-anak yang mudah bergaul, disukai teman-teman, adalah anak-anak yang mempunyai kecerdasan interpersonal. Mereka paham banget kapan saat tepat untuk diam dan kapan saat untuk bicara dan mengemukakan pendapat. Mereka tahu persis cara menarik minat dan membuat orang lain tertarik dengan apa yang dibicarakannya.
Kelak, anak-anak yang dianugerahi kecerdasan interpersonal akan sukses sebagai negosiator, marketing, public relation, entertainer, pekerja sosial, counselor, dsb.
Bagaimana memberikan stimulasi?
Tips bagi orang tua nih
Bantu anak mengenali perasaan orang lain
Ajarkan anak bagaimana berempati
Pancing anak agar menjadi contoh
Arahkan anak agar bergaul dengan banyak orang atau membuat grup
Ajarkan anak bagaimana bekerja sama dan berkolaborasi
Pada dasarnya, kecerdasan ini perlu dimiliki semua orang agar makin sukses dalam karir. Jika kurang berbakat, setidaknya orang tua sudah membekali kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Anak yang banyak menimbang-nimbang, merenung, banyak mengevaluasi diri, bisa dikatakan mempunyai kecerdasan intrapersonal. Umumnya, filsuf, psikolog, peneliti, penulis, memiliki kecerdasan ini.
Orang tua bisa mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan cara :
Membiasakan anak melakukan evaluasi diri
Membuat anak mengenal dirinya sendiri
Membuat catatan-catatan evaluasi atau analisis
Kenalkan anak tentang proses-proses emosional
Kenalkan anak pada rasa sedih, marah, kecewa, takut, dsb
Ajarkan anak cara berkonsentrasi dan fokus pada sesuatu
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan naturalis biasanya senang dengan alam. Mereka mempunyai kemampuan mengenali gejala-gejala alam, mampu mengenali dan mengkategorikan flora dan fauna yang ada di lingkungan sekitarnya. Orang-orang seperti alm. Steve Irwin yang suka berburu buaya, Pandu si penakluk ular, atau Chanee, founder Kalaweit yang sengaja datang ke Indonesia sejak remaja untuk menyelamatkan orang utan, mempunyai kecerdasan naturalis ini. Mereka adalah orang-orang yang sangat cinta lingkungan. Biasanya mereka akan menjadi ahli biologi, dokter hewan, aktivis lingkungan hidup, petani, pekebun, dsb.
Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan naturalis?
Ajak anak mengenal alam
Ajak anak ke kebun, hutan, taman
Ajarkan anak membuat klasifikasi tanaman atau hewan
Ajarkan anak mengenal spesifikasi tanaman atau hewan
Ajak anak mengenali perbedaan-perbedaan bermacam tanaman dan hewan
Ada anak yang terlihat berminat sekali terhadap suatu bidang, tapi tak punya bakat di bidang tersebut. Misalnya nih, anak yang berminat belajar piano, belum tentu punya bakat di bidang tersebut. Menurut suami yang biasa mengajarkan musik, anak yang punya kecerdasan di bidang musik, pasti dengan mudah menemukan notasi-notasi, paham ada, paham ketukan, langsung dong begitu diajarkan tempo. Diajarkan 1-2 kali biasanya langsung nyambung. Jika berkali-kali diajarkan tetap tak ada kemajuan, ada kemungkinan bakatnya di bidang tersebut kurang. Tetap bisa pada akhirnya, tapi prosesnya lama. Kalau minatnya tinggi, anaknya tekun dan konsisten, bisa sukses juga, tapi ya itu, luamaaaa.
Kenal Fatin Shidqia Lubis? Tahu ga kalau Fatin belum pernah belajar vokal dan cuma menyanyi di kamar mandi? Saat ikut audisi X-Factor, semua orang dibuat tersentak mendengar suara uniknya.
Fatin yang polos dan lugu ini berhasil memukau dewan juri dan semua penonton yang hadir. Menurut suami yang musisi, Fatin ini walau ga pernah sekolah musik, tapi paham nada. Ini yang disebut suami, punya bakat.
Fatin merupakan salah satu dari sedikit penyanyi dengan talenta luar biasa. Orang-orang semacam Fatin, sudah punya potensi. Dipoles sedikit saja sudah langsung jadi. Terbukti sekarang ia berhasil menjadi penyanyi yang diperhitungkan. Padahal penyanyi jebolan live show TV, jarang yang langsung eksis. Nah, orang semacam Fatin ini mempunyai kecerdasan musikal.
Sebaliknya, ada anak yang sebenarnya punya bakat di bidang tertentu, tapi belum mempunyai minat di bidang tersebut. Nah, pada kasus seperti inilah peran orang tua dibutuhkan untuk mengenali dan jeli terhadap bakat anak dan membantu mengembangkannya. Jika anak sudah terlihat bakatnya, tinggal dipupuk minatnya agar potensinya berkembang optimal.
So, minat saja tak cukup. Anak yang terlihat berminat belajar menari, tapi tubuhnya kurang lentur, sering lupa-lupa gerakan, dsb, ada kemungkinan kecerdasan kinestetiknya kurang. Anak yang terlihat berminat belajar alat musik tapi kurang ditunjang kecerdasan musikal, ya agak susah juga. Minat pun perlu didukung bakat agar berkembang optimal. Sebaliknya, jika sudah punya bakat, tapi jika tak punya minat untuk memaksimalkannya, ya percuma saja.
Saya cerita dikit ya tentang alm. adik. Adik saya itu bukanlah anak yang cerdas secara akademis. Pelajaran sekolahnya lebih sering merah, Mateatika 4 atau 5, Bahasa Inggris 5, bahkan pernah tinggal kelas. Saat kelas 5 SD, ada guru yang jeli. Cerita ke orang tua saya. "Pak, bu, secara akademis anak ini memang kurang, tapi saya lihat dia punya potensi. Hasil gambarnya selalu bagus. Kalau lagi belajar pun sering corat coret. Kalau dikembangkan bisa berhasil".
Orang tua saya langsung cepat tanggap. Saat itu juga adik saya diajak ikut kursus melukis, dibelikan cat air, cat minyak, spidol, crayon, kanvas, dan berbagai peralatan penunjang. Imaginasinya terus berkembang. Berbagai lukisan lahir dan ikut berbagai lomba walau tak selalu menang. Saat akan kuliah, adik saya memilih jurusan desain interior, sesuai hobinya merancang dan membuat sketsa.
Waktu itu papa saya sempat agak kewalahan untuk membiayai kuliah dan berbagai perlengkapannya yang tak murah. Mulai uang kuliah, meja gambar, maket, pensil warna, sampai komputer dan software untuk desain, tak ada yang murah. Tapi demi anak, papa berusaha memenuhi agar kuliahnya lancar. Alhamdulillah sih, walau pelajaran matematikanya lemah, tapi urusan membuat desain, selalu jadi andalan. Jasa desainnya banyak dipakai, salah satunya di resto Istana Nelayan. Saya bisa katakan, orang tua saya berhasil memupuk bakat anaknya yang mempunyai kecerdasan visual spasial.
Baca : Menyiapkan Kesuksesan Anak
Belajar dari pengalaman alm. adik, saya menyadari, mengenali bakat dan memupuk minat saja tak cukup, perlu juga dukungan dana untuk mengembangkan bakat tersebut. Coba deh, untuk mendukung bakatnya yang cukup tinggi dalam hal gambar menggambar, rancang merancang dan membuat bayangan visual, orang tua saya perlu membelikan berbagai peralatan yang bisa dikatakan tak murah. Coba deh cek, berapa harga majalah interior? Mahal kan? Apalagi buku-buku diktat kuliahnya. Belum termasuk kalau tiap kali tugas kuliah harus membuat maket. Belum lagi software rancang merancang. Dah, hitung sendiri aja.
So, dalam beberapa hal, ga bisa dipungkiri, untuk memupuk bakat dan minat anak memang butuh biaya. Bener ga? Kalau mau hasilnya maksimal, ga bisa dibohongi, uang berbicara. Ya kan? Ya kan?
Untungnya hadir Pak Guntur Priyonggodo dari Jiwasraya yang menceritakan tentang asuransi pendidikan, JS Prestasi. Perusahaan asuransi plat merah milik pemerintah ini sudah ada sejak tahun 1859 lho.
Menurut pak Priyonggodo, ada beberapa kelebihan JS prestasi nih. Catet ya
Pertama, perencanaan keuangannya fleksibel, artinya bisa memilih-milih sesuai kemampuan. Tinggal pilih sesuai kebutuhan dan kesanggupan membayar premi. Trus, manfaat lain, bisa diambil 6 bulan lebih cepat dari jatuh tempo polis. Misalnya nih, mau masuk SD swasta., kan biasanya musti daftar lebih cepat tuh. Nah, dengan JS Prestasi ini, itu bisa dilakukan. Kelebihan lain, dapat mengatasi penurunan nilai uang. Tahu sendiri kan kalau uang 50juta 10 tahun lalu, mungkin nilainya hanya setara 25 juta di tahun ini. Bagaimana 10 tahun lagi? Kalau 10 tahun lalu masih bisa bayar uang masuk sekolah, mungkin 10 tahun lagi cuma bisa buat bayar uang mukanya aja *ehh.
Papa saya sih dulunya juga ikut asuransi jiwasraya sampai jatuh tempo 25 tahun. Tapi dulu belum ada produk JS Prestasi ini. Kalau ada, pasti ga sampai kelabakan dengan biaya kuliah adik saya.
Saya sendiri sampai hari ini belum memiliki asuransi pendidikan karena terus ragu-ragu dan memilah milih produk yang pas. Ragu-ragu juga tentang manfaat asuransi. Menurut pak Guntur, ikut asuransi ga beda jauh dengan nabung. Tiap bulan bayar premi sejumlah tertentu. Bisa nambah juga kalau mau. Kalau nabung biasa ada kemungkinan diambil sewaktu-waktu, kalau diikutkan asuransi malah gak diutak atik sampai anak-anak butuh buat bayar sekolah, ya ga sih?
Pengalaman saya menyimpan uang, sering banget terpakai buat ini itu. Dana untuk mendukung bakat pun musti diatur-atur, kadang terpaksa menunggu hadiah atau lungsuran *ehhh. Padahal Ferdi dan Falda suka gambar dan main lego. Kalau urusan bentuk membentuk dan bangun membangun, mereka berdua bisa anteng seharian. Keduanya kemungkinan punya potensi di bidang visual spasial.
Sementara Faldi lebih ke kinestetik. Sejak kecil sangat aktif dan ga bisa diam. Maunya gerak terus. Ikut berbagai ekskul yang berhubungan dengan aktifitas fisik mulai main bola, futsal dan kini masuk pasukan inti pramuka. Kalau lagi libur sekolah juga maunya main futsal janjian sama teman-teman sekolahnya.
Baca : Begini Rasanya Punya Anak Remaja
Kalau mau serius mendukung bakat ketiganya, saya musti merencanakan dananya kan?
Setelah mendengar penjelasan JS Prestasi, saya langsung mikir "hmm, sepertinya ini yang saya cari". Dulu aja papa ikut Jiwasraya aman-aman saja. Sampai jatuh tempo ga pernah ada masalah, uang tanggungannya keluar dan bisa buat naik haji bertiga mama dan nenek. Sampai ikut lagi lanjutannya.
Mudah-mudahan belum terlambat nih ambil asuransi pendidikan. Faldi beberapa tahun lagi akan kuliah. Dia punya keinginan melanjutkan kuliah ke Mesir atau sekolah pilot. Tentu biayanya tak murah kan?
Sementara Ferdi yang terlihat punya kecerdasan visual spasial pun tampaknya akan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan bakatnya ini. Saya belum punya bayangan tepat mengarahkannya ke mana. Tapi sudah terbayang di depan mata ketika Ferdi mengatakan ingin mengambil jurusan multimedia atau animasi. Matek lah awak. Sekolah animasi yang bagus tentu cukup menguras kantong. Apalagi jika sekolahnya di luar negeri *cegluk
Belum termasuk Falda tuh ya yang juga terlihat punya kecerdasan visual spasial, hobi main lego, nyusun-nyusun balok, sangat suka menggambar atau merancang. Kalau Falda nantinya memilih sekolah mode dan jadi perancang busana, apa ga akan makan biaya juga?
Okeh, cukup, bayanginnya aja sudah cukup bikin sakit perut. Kalau mau mengarahkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak-anak, saya memang musti benar-benar serius memikirkan dananya ya kan?
Teman-teman gimana nih? Share donk.
Minggu lalu, 28 Agustus 2016, bersama emak-emak blogger (KEB), saya dan teman-teman dapat kesempatan untuk ikut bincang-bincang mengenai Persiapan Pendidikan Anak Menghadapi Persaingan Global.
![]() |
Maketu KEB, Soemarti Saelan memberi kata sambutan |
Acara diawali sharing dari makpon, alias mak founder KEB, Mira Sahid. Mak Mira cerita kalau masih kesulitan menemukan bakat dan minat anak-anaknya. Anak tertuanya hingga kini sudah ikut berbagai les dan kursus, tapi ga pernah sampai tuntas. Mak Mira mengaku kebingungan, bagaimana cara menemukan bakat sang anak, agar bisa diarahkan dengan tepat.
![]() |
Founder KEB, Mira Sahid (kanan) sedang berbagi cerita |
Nah, kegelisahan ini pun dijawab oleh psikolog Elizabeth B. Santosa, M.Psi yang akrab disapa Lizzy. Menurut bu Lizzy, menemukan bakat anak itu sebenarnya gampang. Cukup kenali hal-hal yang ia kuasai dan minati. Orang tua cuma perlu jeli mengamati. Kenali kecerdasan-kecerdasan apa saja yang dimiliki anak.
![]() |
Bu Lizzy sedang menjelaskan 8 kecerdasan majemuk |
Ada 8 kecerdasan yang beliau kemukakan dan sudah bolak balik dibahas di berbagai seminar parenting. Hahaha. Agak bosan juga sih saya bahas ini lagi, ini lagi.
Baca : Mengoptimalkan Kecerdasan Pada 12 Tahun Pertama
Tapi cara penyampaian tiap psikolog berbeda-beda, dan ini yang menarik dari talkshow kali ini. Bu Lizzy ga cuma mengemukakan bagaimana mengidentifikasi kecerdasan tiap anak, tapi juga memberikan tips, cara memberikan stimulasi dan memaksimalkan potensi anak secara detail. Yuk kita kupas satu-satu.
1. Kecerdasan Linguistik
Orang-orang yang mempunyai kecerdasan linguistik, mempunyai kemampuan menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Cara mudah mengidentifikasi, perhatikan anak-anak yang banyak bicara, hobi mendebat, suka mengarang, rajin bercerita, cepat belajar bahasa baru, dsb. Ada kemungkinan anak-anak ini mempunyai kecerdasan linguistik.
Pengen punya anak yang terlihat cerdas di bidang ini?
Tips bagi orang tua untuk memaksimalkan kecerdasan linguistik |
Orang tua bisa memberikan stimulasi berikut :
Ajak bicara lebih sering
Pancing anak untuk mengemukakan pendapat
Ajak anak berdebat
Ajak pidato atau orasi
Berikan banyak bacaan
Bacakan buku sejak kecil
Minta anak menceritakan ulang isi sebuah buku
Minta anak menceritakan kembali sebuah peristiwa
Latih anak untuk banyak menulis
Ajak bermain scrabble atau puzzle word, dsb
Anak-anak yang punya kecerdasan linguistik, kelak akan sukses menjadi penulis, pembaca berita, ahli bahasa, pendongeng, pembicara, orator, editor, jurnalis, motivator, pembawa acara, aktor, dsb. Bahkan untuk bisa menjadi pengacara yang sukses pun butuh kecerdasan linguistik lho. Kan mereka harus bisa menganalisis kata-kata yang tercantum dalam undang-undang, mencerna dan menganalisis kata-kata yang diajukan saksi, maupun mengolah kata-kata yang harus diajukan kepada hakim.
2. Kecerdasan Matematis-Logika
Orang yang mempunyai kecerdasan matematis-logika umumnya mempunyai kemampuan mengolah angka dan menggunakan logika atau akal sehat dengan baik. Perhatiin deh anak-anak yang suka dengan angka-angka, tampak tekun mengutak atik atau bongkar pasang mainan atau peralatan elektronik untuk mengamati sistem kerjanya, hobi memperhatikan alur sebuah masalah, sering menganalisa sebab akibat, suka meneliti atau menyelidiki sesuatu, bisa jadi punya kecerdasan matematis-logika.
Pada dasarnya, kecerdasan ini dibutuhkan di semua bidang pekerjaan, karena akan sangat membantu dalam merumuskan masalah maupun mengemukakan solusi.
Pengen punya anak yang cerdas secara matematis-logika?
![]() |
Tips untuk memaksimalkan kecerdasan logika-matematik |
Orang tua bisa memberikan stimulasi berikut ini
Biasakan anak untuk menganalisa sesuatu
Pancing anak untuk menggunakan logika berpikir
Biasakan anak untuk melihat pola atau alur sesuatu atau sebuah masalah
Rangsang anak untuk memecahkan masalah
Latih anak menggunakan angka-angka
Ajak anak bermain-main dengan angka
Ajak anak melihat sebab akibat sebuah masalah
Anak-anak yang punya kecerdasan ini kelak menjadi orang yag suka bermain dengan angka semacam ahli matematika, ahli statistik, insinyur, pengolah data, peneliti, programmer, dsb.
3. Kecerdasan Spasial
Nah, kalau Kecerdasan Spasial ini, umumnya ditunjukkan dengan kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual dengan akurat. Anak-anak dengan kemampuan ini biasanya mempunyai bayangan visual di kepalanya, membuat bayangan 3 dimensi itu hidup. Biasanya mereka juga mampu membaca peta, tahu arah, tahu jalan, karena punya bayangan peta lengkap di kepalanya. Anak-anak dengan kecerdasan ini juga biasanya jago menggambar, pintar melukis, suka merancang bangun atau struktur.
Bagaimana orang tua bisa memaksimalkan kemampuan anak di bidang ini?
![]() |
Tips memberikan stimulasi agar muncul kecerdasan Spasial |
Simak tips berikut ya moms
Ajak anak bermain dan membentuk benda tiga dimensi dengan lego atau playdough
Ajak anak membuat bayangan visual
Pancing anak untuk berimajinasi
Ajak anak membuat khayalan, rekaan-rekaan, dsb
Ajak anak melakukan permainan yang membutuhkan koordinasi tangan dan mata
Ajak anak membuat kerajinan, meronce, dsb
Anak-anak dengan kecerdasan spasial bisa sukses menjadi pilot, perancang, arsitek, pemandu, pelukis, dsb.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Nah, kalau kecerdasan kinestetik-jasmani ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Biasanya anak-anak yang cerdas di bidang yang satu ini terlihat dari kelenturan tubuhnya, kemampuannya mengolah tubuh. Jika aktif di bidang olahraga, anak tersebut biasanya mempunyai trik untuk bisa menguasai permainan dan memenangkan pertandingan.
Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk memaksimalkan kecerdasan ini?
![]() |
Tips bagi orang tua agar muncul kecerdasan kinestetik-jasmani |
Orang tua bisa melakukan hal-hal berikut :
Ajak anak untuk banyak bergerak
Pancing anak untuk memaksimalkan semua fungsi tubuhnya
Ajak anak memaksimalkan motoriknya
Ajak anak bermain lempar tangkap, berlari, dsb
Dukung anak untuk masuk klub-klub olahraga
Ajak anak menari, bermain theater, dsb
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani ini biasanya sukses sebagai atlet, penari, mekanik, aktor, pemain theater, ahli pantomim, ahli beladiri, dsb.
5. Kecerdasan Musikal
Penjelasan kecerdasan yang satu ini saya skip dulu, saya jadikan pembahasan di bakat dan minat ya.
![]() |
Tips untuk menumbuhkan kecerdasan musikal |
Ajak anak bernyanyi, mengenal lagu-lagu
Kenalkan anak pada berbagai instrumen musik
Kenalkan anak cara bermain alat musik secara tepat
Kenalkan anak cara memahami ketukan, ritme, nada, dsb
Kenalkan anak cara membedakan suara
Kenalkan anak pada pitch
Anak-anak yang memiliki kecerdasan musikal, biasanya akan sukses sebagai penyanyi, pencipta lagu (komponis), komposer, arranger, music director, pemain musik, pengamat musik, produser, dsb.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini biasanya ditunjukkan dengan adanya kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Biasanya anak-anak yang mudah bergaul, disukai teman-teman, adalah anak-anak yang mempunyai kecerdasan interpersonal. Mereka paham banget kapan saat tepat untuk diam dan kapan saat untuk bicara dan mengemukakan pendapat. Mereka tahu persis cara menarik minat dan membuat orang lain tertarik dengan apa yang dibicarakannya.
Kelak, anak-anak yang dianugerahi kecerdasan interpersonal akan sukses sebagai negosiator, marketing, public relation, entertainer, pekerja sosial, counselor, dsb.
Bagaimana memberikan stimulasi?
![]() |
Tips mengembangkan kecerdasan interpersonal |
Tips bagi orang tua nih
Bantu anak mengenali perasaan orang lain
Ajarkan anak bagaimana berempati
Pancing anak agar menjadi contoh
Arahkan anak agar bergaul dengan banyak orang atau membuat grup
Ajarkan anak bagaimana bekerja sama dan berkolaborasi
Pada dasarnya, kecerdasan ini perlu dimiliki semua orang agar makin sukses dalam karir. Jika kurang berbakat, setidaknya orang tua sudah membekali kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Anak yang banyak menimbang-nimbang, merenung, banyak mengevaluasi diri, bisa dikatakan mempunyai kecerdasan intrapersonal. Umumnya, filsuf, psikolog, peneliti, penulis, memiliki kecerdasan ini.
![]() |
Tips mengembangkan kecerdasan intrapersonal |
Orang tua bisa mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan cara :
Membiasakan anak melakukan evaluasi diri
Membuat anak mengenal dirinya sendiri
Membuat catatan-catatan evaluasi atau analisis
Kenalkan anak tentang proses-proses emosional
Kenalkan anak pada rasa sedih, marah, kecewa, takut, dsb
Ajarkan anak cara berkonsentrasi dan fokus pada sesuatu
8. Kecerdasan Naturalis
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan naturalis biasanya senang dengan alam. Mereka mempunyai kemampuan mengenali gejala-gejala alam, mampu mengenali dan mengkategorikan flora dan fauna yang ada di lingkungan sekitarnya. Orang-orang seperti alm. Steve Irwin yang suka berburu buaya, Pandu si penakluk ular, atau Chanee, founder Kalaweit yang sengaja datang ke Indonesia sejak remaja untuk menyelamatkan orang utan, mempunyai kecerdasan naturalis ini. Mereka adalah orang-orang yang sangat cinta lingkungan. Biasanya mereka akan menjadi ahli biologi, dokter hewan, aktivis lingkungan hidup, petani, pekebun, dsb.
Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan naturalis?
![]() |
Tips mengembangkan kecerdasan naturalis |
Ajak anak mengenal alam
Ajak anak ke kebun, hutan, taman
Ajarkan anak membuat klasifikasi tanaman atau hewan
Ajarkan anak mengenal spesifikasi tanaman atau hewan
Ajak anak mengenali perbedaan-perbedaan bermacam tanaman dan hewan
Bakat dan Minat Harus Sejalan
Ada anak yang terlihat berminat sekali terhadap suatu bidang, tapi tak punya bakat di bidang tersebut. Misalnya nih, anak yang berminat belajar piano, belum tentu punya bakat di bidang tersebut. Menurut suami yang biasa mengajarkan musik, anak yang punya kecerdasan di bidang musik, pasti dengan mudah menemukan notasi-notasi, paham ada, paham ketukan, langsung dong begitu diajarkan tempo. Diajarkan 1-2 kali biasanya langsung nyambung. Jika berkali-kali diajarkan tetap tak ada kemajuan, ada kemungkinan bakatnya di bidang tersebut kurang. Tetap bisa pada akhirnya, tapi prosesnya lama. Kalau minatnya tinggi, anaknya tekun dan konsisten, bisa sukses juga, tapi ya itu, luamaaaa.
Kenal Fatin Shidqia Lubis? Tahu ga kalau Fatin belum pernah belajar vokal dan cuma menyanyi di kamar mandi? Saat ikut audisi X-Factor, semua orang dibuat tersentak mendengar suara uniknya.
Fatin yang polos dan lugu ini berhasil memukau dewan juri dan semua penonton yang hadir. Menurut suami yang musisi, Fatin ini walau ga pernah sekolah musik, tapi paham nada. Ini yang disebut suami, punya bakat.
Fatin merupakan salah satu dari sedikit penyanyi dengan talenta luar biasa. Orang-orang semacam Fatin, sudah punya potensi. Dipoles sedikit saja sudah langsung jadi. Terbukti sekarang ia berhasil menjadi penyanyi yang diperhitungkan. Padahal penyanyi jebolan live show TV, jarang yang langsung eksis. Nah, orang semacam Fatin ini mempunyai kecerdasan musikal.
Sebaliknya, ada anak yang sebenarnya punya bakat di bidang tertentu, tapi belum mempunyai minat di bidang tersebut. Nah, pada kasus seperti inilah peran orang tua dibutuhkan untuk mengenali dan jeli terhadap bakat anak dan membantu mengembangkannya. Jika anak sudah terlihat bakatnya, tinggal dipupuk minatnya agar potensinya berkembang optimal.
So, minat saja tak cukup. Anak yang terlihat berminat belajar menari, tapi tubuhnya kurang lentur, sering lupa-lupa gerakan, dsb, ada kemungkinan kecerdasan kinestetiknya kurang. Anak yang terlihat berminat belajar alat musik tapi kurang ditunjang kecerdasan musikal, ya agak susah juga. Minat pun perlu didukung bakat agar berkembang optimal. Sebaliknya, jika sudah punya bakat, tapi jika tak punya minat untuk memaksimalkannya, ya percuma saja.
Saya cerita dikit ya tentang alm. adik. Adik saya itu bukanlah anak yang cerdas secara akademis. Pelajaran sekolahnya lebih sering merah, Mateatika 4 atau 5, Bahasa Inggris 5, bahkan pernah tinggal kelas. Saat kelas 5 SD, ada guru yang jeli. Cerita ke orang tua saya. "Pak, bu, secara akademis anak ini memang kurang, tapi saya lihat dia punya potensi. Hasil gambarnya selalu bagus. Kalau lagi belajar pun sering corat coret. Kalau dikembangkan bisa berhasil".
Orang tua saya langsung cepat tanggap. Saat itu juga adik saya diajak ikut kursus melukis, dibelikan cat air, cat minyak, spidol, crayon, kanvas, dan berbagai peralatan penunjang. Imaginasinya terus berkembang. Berbagai lukisan lahir dan ikut berbagai lomba walau tak selalu menang. Saat akan kuliah, adik saya memilih jurusan desain interior, sesuai hobinya merancang dan membuat sketsa.
Waktu itu papa saya sempat agak kewalahan untuk membiayai kuliah dan berbagai perlengkapannya yang tak murah. Mulai uang kuliah, meja gambar, maket, pensil warna, sampai komputer dan software untuk desain, tak ada yang murah. Tapi demi anak, papa berusaha memenuhi agar kuliahnya lancar. Alhamdulillah sih, walau pelajaran matematikanya lemah, tapi urusan membuat desain, selalu jadi andalan. Jasa desainnya banyak dipakai, salah satunya di resto Istana Nelayan. Saya bisa katakan, orang tua saya berhasil memupuk bakat anaknya yang mempunyai kecerdasan visual spasial.
Baca : Menyiapkan Kesuksesan Anak
Perlunya Dukungan Dana
Belajar dari pengalaman alm. adik, saya menyadari, mengenali bakat dan memupuk minat saja tak cukup, perlu juga dukungan dana untuk mengembangkan bakat tersebut. Coba deh, untuk mendukung bakatnya yang cukup tinggi dalam hal gambar menggambar, rancang merancang dan membuat bayangan visual, orang tua saya perlu membelikan berbagai peralatan yang bisa dikatakan tak murah. Coba deh cek, berapa harga majalah interior? Mahal kan? Apalagi buku-buku diktat kuliahnya. Belum termasuk kalau tiap kali tugas kuliah harus membuat maket. Belum lagi software rancang merancang. Dah, hitung sendiri aja.
So, dalam beberapa hal, ga bisa dipungkiri, untuk memupuk bakat dan minat anak memang butuh biaya. Bener ga? Kalau mau hasilnya maksimal, ga bisa dibohongi, uang berbicara. Ya kan? Ya kan?
Untungnya hadir Pak Guntur Priyonggodo dari Jiwasraya yang menceritakan tentang asuransi pendidikan, JS Prestasi. Perusahaan asuransi plat merah milik pemerintah ini sudah ada sejak tahun 1859 lho.
![]() |
Pak Priyoggodo sedang menjelaskan manfaat JS Prestasi |
Menurut pak Priyonggodo, ada beberapa kelebihan JS prestasi nih. Catet ya
![]() |
Manfaat produk JS Prestasi |
![]() |
Manfaat Produk JS Prestasi |
Oh ya, kalau si tertanggung ternyata meninggal, uang premi bisa dikembalikan atau dialihkan ke saudaranya yang lain. Kalau ternyata mengalami kecelakaan dan menderita cacat tetap total, dapat santunan 200% plus bebas membayar premi lanjutan.
![]() |
Manfaat Pasti JS Prestasi |
Papa saya sih dulunya juga ikut asuransi jiwasraya sampai jatuh tempo 25 tahun. Tapi dulu belum ada produk JS Prestasi ini. Kalau ada, pasti ga sampai kelabakan dengan biaya kuliah adik saya.
Saya sendiri sampai hari ini belum memiliki asuransi pendidikan karena terus ragu-ragu dan memilah milih produk yang pas. Ragu-ragu juga tentang manfaat asuransi. Menurut pak Guntur, ikut asuransi ga beda jauh dengan nabung. Tiap bulan bayar premi sejumlah tertentu. Bisa nambah juga kalau mau. Kalau nabung biasa ada kemungkinan diambil sewaktu-waktu, kalau diikutkan asuransi malah gak diutak atik sampai anak-anak butuh buat bayar sekolah, ya ga sih?
![]() |
Gambaran alokasi dana jika ikut JS Prestasi |
Pengalaman saya menyimpan uang, sering banget terpakai buat ini itu. Dana untuk mendukung bakat pun musti diatur-atur, kadang terpaksa menunggu hadiah atau lungsuran *ehhh. Padahal Ferdi dan Falda suka gambar dan main lego. Kalau urusan bentuk membentuk dan bangun membangun, mereka berdua bisa anteng seharian. Keduanya kemungkinan punya potensi di bidang visual spasial.
![]() |
Falda sedang asyik dengan "mainan"nya |
Baca : Begini Rasanya Punya Anak Remaja
![]() |
Faldi sedang perform bersama tim paskin saat upacara 17 Agustus |
Kalau mau serius mendukung bakat ketiganya, saya musti merencanakan dananya kan?
Setelah mendengar penjelasan JS Prestasi, saya langsung mikir "hmm, sepertinya ini yang saya cari". Dulu aja papa ikut Jiwasraya aman-aman saja. Sampai jatuh tempo ga pernah ada masalah, uang tanggungannya keluar dan bisa buat naik haji bertiga mama dan nenek. Sampai ikut lagi lanjutannya.
Mudah-mudahan belum terlambat nih ambil asuransi pendidikan. Faldi beberapa tahun lagi akan kuliah. Dia punya keinginan melanjutkan kuliah ke Mesir atau sekolah pilot. Tentu biayanya tak murah kan?
Sementara Ferdi yang terlihat punya kecerdasan visual spasial pun tampaknya akan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan bakatnya ini. Saya belum punya bayangan tepat mengarahkannya ke mana. Tapi sudah terbayang di depan mata ketika Ferdi mengatakan ingin mengambil jurusan multimedia atau animasi. Matek lah awak. Sekolah animasi yang bagus tentu cukup menguras kantong. Apalagi jika sekolahnya di luar negeri *cegluk
Belum termasuk Falda tuh ya yang juga terlihat punya kecerdasan visual spasial, hobi main lego, nyusun-nyusun balok, sangat suka menggambar atau merancang. Kalau Falda nantinya memilih sekolah mode dan jadi perancang busana, apa ga akan makan biaya juga?
Okeh, cukup, bayanginnya aja sudah cukup bikin sakit perut. Kalau mau mengarahkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak-anak, saya memang musti benar-benar serius memikirkan dananya ya kan?
Teman-teman gimana nih? Share donk.
tiap anak beda karakter beda sifat dan beda juga bakat minatnya ya maak :)
BalasHapusIya maaakk, padahal lahir dari orang tua yg sama yaaa
Hapusrezeki anak beda-beda mak, yakin aja sama usaha dan ikhtiar kita sebagai orang tua.. emang mules ya bayangin dana pendidikan sekarang aja sudah setinggi bintang di langit hahaha...
BalasHapusrejeki tiap anak emang beda2 sih ya mak. moga selalu ada rejeki buat mereka ya
HapusAku sudah ambil asuransi pendidikan mba, mau muntah liat biaya pendidikan besok2, masak lebih mahal dari pergi naik haji T_T
BalasHapusnah ituuuu, biayanya gileee
Hapusmbak maya anaknya sudah 3, pasti ketiga nya punya bakat yang berbeda.
BalasHapusiya, bakatnya emang beda2 mar, ntar juga anak2mu juga beda2 kayaknya
HapusSemangat BUn :D
BalasHapussaya ini biaya kuliah sendiri juga semakin membekak biayanya :(
ngrasain maaakk, aku biaya kuliah pun sendiri juga
Hapussetiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda yah Mba maya, jadi gak adil rasanya bila kita membanding-bandingkan kecerdasan anak kita dengan anak orang lain :)
BalasHapusAku jadi pingin cobain pake asuransi ini. Coba tak cari di kotaku
BalasHapusada nis, ada di hampir semua kota
HapusSekolah makin mahal ya mak harus disiapkan, tapi ya itu suka ragu sama asuransi, tapi jiwasraya bagus ya kayaknya
BalasHapuspapaku udah ikut jiwasraya sudah lebih dari 30 tahun lalu mak
Hapusaku ikut asuransi. lumayan bantu buat si bungsu masuk sd nanti
BalasHapusbiar aman ya mak, jadi ga pusing lagi nantinya
HapusIn Syaa Allah tiap anak punya rejekinya masing-masing ya Bun.. Dengan asuransi emang sepertinya lumayan menenangkan hati sih pas inget biaya sekolah.. Hehehe. Makasi sharingnya maaaaak :D
BalasHapusiya, yg dicari kan ketenangan ya, kalau biaya sekolah udah aman ka tinggal mikir biaya yg lain :)
HapusTerima kasih ulasan lengkapnya Mak..jadi belajar banyak nih. Terutama tentang 8 kecerdasan dan asuransi
BalasHapusmakasih juga udah mampir mak susi
Hapusemang persoalan dana ini sama pentingnya sama mengidentifikasi kecerdasan tipe apa tadi ya mbak *belajar sebelum jd ortu*
BalasHapusada 8 tipe kecerdasan mak. semoga nanti pas udah jadi ortu ga pusing ya dg tipe kecerdasan anak yg beda2 :)
HapusJadi tahu deh ternyata banyak jenis kecerdasan pada anak yaa.
BalasHapusiyap, jadi ga perlu heran sih kalau kesuksesan tiap orang di bidang yang beda2
HapusAku anaknya belum ada yang sekolah sih Mba, tapi bener2 udah mulai mikir buat biaya pendidikannya.
BalasHapusTiap orangtua pasti pengen yang terbaik ya buat anak, apalagi masalah pendidikan. Dan mau nggak mau ya harus siap DANA. Hehehehe...
Btw ulasannya lengkap banget Mbaaa...bookmark inimah^^
nah itu diaa, orang tua selalu ingin yang terbaik buat anaknya
Hapusbukan sakit perut lagi mak, kringet dingin meriang kalo udah bayangin biaya pendidikan anak hehhehe, btw sharingnya lengkap ih :)
BalasHapusbwahaha, ules, keringet dingin, stresssss ya maaakkkk
HapusWiih panjang banget tulisan mbak Maya. Jadi salah satu tipsnya harus siap-siap dana ya mbak. Bener juga memang, dana ini akhirnya untuk investasi lewat anak-anak kita jg.
BalasHapusbegitulah mba, kalo kita dukung bakat dan potensi anak, investasi masa depan kan namanya
Hapuskompliiiit ulasannya mak maya :)
BalasHapusKudu komplit biar tuntas ak. Mustinya ini jadi postingan tersendiri ya
HapusStimulasi memang penting sekali ya mak. Ini ulasannya lengkap mak.
BalasHapuspenting banget. kuncinya memang ada di stimulasi :)
HapusGa ngebayangin ya mak biaya pendidikan 20 tahun mendatang, sekarang aja ratusan juta,apalagi nanti, matek lah mak...
BalasHapusbwahahaha, makanya kudu disiapin biar ga matek ;)
HapusMakasi sharingnya mbak.
BalasHapussama-sama kang untung, semoga bermanfaat ya
Hapusanakku masih 10 bulan, aku masih mencari-cari potensinya apa. Kalo bermain, semua dicobain, semua dikasih.
BalasHapusSoal biaya pendidikan, memang harus dipikir matang-matang ya mak. Sebelum hadir adek-adeknya, si abang dulu yang kita persiapkan biar ga kelabakan.
Kalau baru 10 bulan mah masih lamaa
HapusBiaya pendidikan memang harus dipersiapkan sebaik mungkin sejak dini ya, tambah tahun juga pasti tambah mahal biayanya.
BalasHapusBtw tiap anak memang beda kecerdasan yg dimiliki. Thanks for sharing, tulisannya komplit :)
Yap, tiap anak beda kecerdasannya
HapusAnak bungsuku tuh gak pernah ada yg ngajarin tiba-tiba nyanyi diiringi petikan gitar dan nggak fals, heran mamaknya ini.
BalasHapusSekarang udah banyak yang nawarin asuransi pendidikan ya mbak, bermanfaat banget tuh.
nah itu tandanya anakmu punya kecerdasan musikal mak, tinggal didukung saja. Yg repot membiayai bakatnya itu mayan mak ;)
HapusSeneng ya mak punya anak berbakat tapi puyeng sama biayanya.. nggak apa apa mak pilah pilih asuransi .. emang kudu gitu.. tapi JS Prestasi kudu masuk list soalnya bagus.. tinggal mempelajari asuransi ini lebih jauh
BalasHapusnah itu dia, punya anak berbakat senang, tapi utk mendukung bakatnya ini butuh biaya yg ga murah juga ya booo
HapusArjuna masih 21 bulan, dan saat ini sih kecerdasan yg menonjol adalah kecerdasan musikalnya... makanya, aku dan suami beliin mainannyg hubungannya sama musik... heheh
BalasHapusanak-anak biasanya memang senang dengan musik. Kalau masih seumur itu belum bisa terlalu kelihatan ya mana minat, mana bakat, tetep kudu jeli juga mengamatinya. Stimulasi aja dulu
Hapusberasa banget kalau punya anak dana pendidikan itu :"(
BalasHapuseiiim, ga murah euuyy
Hapuswah lengkap banget infonya mba, parents tips-nya bbrp belum aku praktekin tuh..
BalasHapusaku pun belum praktekin semua :)
Hapusbetul banget, kalo ingin pendidikan anak jalan dananya harus siap
BalasHapusNah itu poinnya, dananya harus siap juga kalau memang mau benar2 mendukung
Hapuskecerdasan anak bener-bener kudu digali ya Bun, kadang yang udah gede aja masih bingung mikir bakatnya di mana.
BalasHapusThanks buat sharingnya Bun.
iya, karena sejak kecil kebanyakan dari kita terbiasa kudu menguasai semua, jadinya repot
HapusTiap anak punya bakat Dan kemampuan masing2 ya. Orang tua harus jeli agar bakatnya terasah dengan baik. Tfs ya mbak
BalasHapussetuju mba, orang tua harus jeli
HapusPengalaman dan tipsnya bisa aku terapkan ni maaak..
BalasHapussip mak, semoga berguna ya mak
HapusAda bakat, tapi belum memiliki minat. Hmmm kasus kek gini cukup tricky juga ya untuk memahami kecerdasan anak kita ini seperti apa.
BalasHapusTfs ya Mba.
iyap, ada bakat terselubung yg belum terdeteksi itu yg repot karena anaknya ga terlihat punya minat itu. Sebaliknya, punya minat aja kalau ga didukung bakat juga susah, lambat majunya :)
HapusJadi keinget temen yg seusiaku baru belajar main biola, katanya salah kalau latihan bikin org bisa jd ahli, tetep aja kalau rgnya punya bakat plus latihan baru tu jadi hehehe
BalasHapusnah itu dia pril, memang harus sejalan keduanya. Punya minat aja kalau bakatnya kurang ya agak susah. Sebaliknya, walau punya bakat, tapi ga punya minat, ya ga berkembang juga kan.
Hapuskita memang harus jeli liat potensi anak ya mak, sayang jika gak diidentifikasi, untung skrg udah tau 8 kecerdasan multiple, jd lebih pede meskipun anak gak pinter matematika tapi pinter gambar :-)
BalasHapusyap, poinnya itu, orang tua jangan terpaku sama kepintaran akademis aja. Ga perlu khawatir kalau anaknya ga pinter matematika, bisa jadi dia pintar di bidang lain.
Hapussenengnyaaa, dpt informasi cara stimulus setiap kecerdasan majemuknya, tengkiu infonya ya mbk :)
BalasHapuscara stimulasi mba, semoga bermanfaat yaa
HapusMbak Maya ini bermanfaat banget. Saya ijin kopas pakai sumber untuk buat Markom buku anak ya
BalasHapusSbg ortu yg bijak n smart bisa support apapun multitalenta yang dimiliki oleh anak2.
BalasHapuswahhhh bermanfaat banget ya postingannya ini,... bisa tau informasi soal stimulasi... di setiap kecerdasan anak....
BalasHapusthaks ya mbak atas sharenya...
Penting banget ya mba menemukan bakat anak sejak kecil. Hmm memberikan berbagai stimulasi nih yang maish perluh saya tingkatkan buat Bintang dan zizi. Makasih mba ilmunya..
BalasHapusOrang tua memang harus memahami minat dan kecerdasan yang dimiliki anaknya ya...agar lebih mudah untuk memberi stimulasinya. Dan satu lagi, agar orang tua bisa mempersiapkan dana untuk mengembangkannya. :)
BalasHapusmelihat fakta bahwa anak memiliki minat & kecerdasan yang telah dijelaskan di atas, tentunya orang tua harus lebih jeli & bijaksana untuk mengarahkan kemampuan mereka. Sayangnya, masih banyak orang tua yang menganggap apa yg baik buat anak adalah apa yang dipilih oleh orang tua.
BalasHapusAcaranya kece, ilmunya banyak, sayang aku gk bs dtg. Untung ada reportasemu maak :*
BalasHapuskomplit mak penjelasannyaa :)
BalasHapusOk catet dan pahami, yang ada orang tua yang ngak bis amengenali potensi anak nya
BalasHapushaha setuju mbak, baru ngebayangin biaya pendidikan aja sudah bikin sakit perut apalagi mendekati hari H wow banget deh wkwwk dan memang asuransi pendidikan perlu banget ya mbak untuk "memaksa"kita menyisihkan uang utk mereka kelak hehe
BalasHapus