Mencari Rumah Impian, Bagai Mencari Jodoh


Mencari Rumah Impian, Bagai Mencari Jodoh – Hayooo, ngaku, nyari rumah itu, susah atau gampang? Hihihihi. Bingung kan? Ya begitulah, mencari rumah impian itu bagai mencari jodoh. Susah-susah gampang. Dibilang susah ya gak juga. Dibilang gampang, sulit juga kadang-kadang.

Saya aja butuh waktu hampir sebelas tahun setelah menikah baru bisa menemukan rumah yang cocok dan bisa punya rumah sendiri. Telat  banget ya? Setelah anak-anak hampir abg. Selama bertahun-tahun selalu maju mundur urusan beli rumah. Ada saja yang membuat kami akhirnya gagal memiliki rumah.




Bertahun-tahun ke sana ke mari mencari rumah ga ketemu-ketemu yang cocok. Ada yang oke rumahnya, lokasinya kami ga sreg. Ada yang cocok lokasi dan rumahnya, harganya yang bikin ngeri. Ada yang cocok harga, tapi lokasinya kami ga suka. Mulai dari ga cukup dana untuk membayar uang muka, ga cocok lokasinya, ga suka dengan model rumahnya, mahal bayar cicilan bulanannya, sampai sulitnya mengajukan permohonan KPR. Hiks. Paling sering jadi kendala sih urusan mencari harga dan lokasi yang pas. Pengennya kan yang akses angkutannya gampang plus harganya terjangkau *grin

Akhirnya, setelah memaksakan dan mengharuskan diri secepatnya punya rumah sendiri, saya pun mendapatkan rumah yang lumayan cocok. Bukan karena bagus rumahnya, strategis lokasinya atau oke fasilitasnya, tapi karena dari berbagai segi kami merasa menemukan rumah yang sesuai standar minimal.

Bertahun-tahun lelah mencari rumah yang sesuai, saya pun mempersempit pencarian dan mengambil standar minimal. Semacam menurunkan standar“Dah yang penting lokasinya ga jauh dari stasiun dan kami sanggup membayar cicilan per bulan”. Hahahaha, dasar saya memang pecinta kereta. Jadi ajah ga bisa jauh-jauh dari stasiun.

Baca : Sejuta Rumah Layak untuk Rakyat

Kayaknya memang harus kepepet banget baru akhirnya punya rumah. Kalau ga "dipaksa", ga keluar dari zona nyaman *ehh.

Tak terasa, sudah hampir 4 tahun menempati rumah yang saat ini saya tempati. Rumah mungil bersubsidi di pinggiran kota. Ga terlalu ideal sebenarnya. Tapi ya itu tadi, setidaknya memenuhi standar minimal yang terpaksa kami putuskan. Yang paling kami syukuri, cicilannya ga bikin sakit kepala. Sesuai kemampuan kami lah, kredit rumah tapi ga bikin jantungan *ehh. Walau sebagian orang mengatakan "jauh banget sih".

Baca : Tetap Sekolah Meski Hujan

Soal beli rumah, kembali lagi sih, mau beli rumah baru di cluster, rumah bersubsidi di pinggir kota, atau rumah second di tengah kota, asal sesuai keinginan dan budget, ga masalah. Selagi bisa menikmati dan menerima setiap konsekwensi dari keputusan yang diambil.

Singkat cerita, saya pun berurusan dengan BTN. Hiahaha.Padahal bertahun-tahun selalu mengalami kesulitan dengan urusan yang satu ini. Sulitnya mengajukan aplikasi kredit. Tapi, pada akhirnya... ya begitulah. Mungkin memang seperti itulah jalan ceritanya. Sepertinya kami disuruh bersabar dan menjalani berbagai ujian dulu sebelum akhirnya bisa memiliki rumah sendiri.


Andai saja sejak lama bisa dengan mudah berurusan dengan KPR BTN, saya akan memilih rumah yang lebih dekat dengan orang tua. Lumayan banyak yang menawarkan rumah second. Kan pasti lebih enak kalau bisa begitu. Katanya tinggal mengajukan harga ke bank, nanti akan dihitung simulasi KPRnya.

Tapi dulu saya selalu ragu, bagaimana mengajukan kreditnya? Gampang ga? Susah ga ngajuin kreditnya?


Padahal mah, kalau ragu-ragu gitu, mustinya kan bisa coba-coba aja dulu simulasi KPR ya? Suka lambat nih. *self toyor* Hahahaha. Jadi kan bisa diperkirakan, harga rumah sekian dalam waktu sekian tahun, dengan uang muka sekian, saya sanggup ga. Kalau mau cicilan per bulan berapa, musti berapa uang muka dan harga rumahnya, berapa tahun masa kreditnya, dsb. Bisa dihitung-hitung dan dicoba-coba dulu dengan adanya simulasi KPR.

Kalau masih ga yakin juga, mending konsultasi KPR aja sekalian. Bisa konsultasi online atau mungkin bisa datang ke pameran-pameran perumahan seperti yang akan berlangsung di JCC ini.


Pameran properti di Jakarta Convention Center
Pameran properti di Jakarta Convention Center


Kan idealnya cicilan itu maksimumnya tidak boleh lebih dari 30% penghasilan. Ini mah saran dari Safir Senduk yang selalu saya ingat. Biar ga sesak nafas sih tujuannya, jadi 70% sisanya bisa utk kebutuhan lain.

Baca : Bijak Dalam Mengelola Penghasilan 

Nah, saya ingat juga, Safir Senduk mengatakan "nyicil rumah itu jangan takut berlama-lama". Nyicil rumah itu ga kayak nyicil mobil yang dalam sekian waktu akan jatuh harganya. Nyicil rumah itu, semakin lama jangka waktu kreditnya, semakin kecil cicilannya, justru semakin untung.

Loh kog? Lha iya, cicilannya kan jadi makin kecil. Sisa uangnya kan bisa diputar untuk dijadikan modal dan mengembangkan usaha. Uang ga dihabiskan begitu saja, masih bisa untuk modal usaha. Ya ga sih? Sementara mencicil dengan uang kecil dalam sekian tahun, tahu-tahu cicilannya lunas, harganya naik beratus-ratus kali lipat. Untung kan?


So, sebenarnya, mengajukan rumah ga perlu takut kali ya? Apalagi kalau cuma mengajukan kredit rumah secara online yang ga pakai ribet dengan berbagai dokumen dan langsung diajukan. Lumayan juga untuk beli rumah-rumah berikutnya *eh apa deh*.


Memang, mencari rumah itu bagai mencari jodoh, kalau ga dicari ya ga bakal ketemu. Kalau ga sengaja dicari, ya tetap aja ngumpet entah di mana. Kadang memang harus sengaja ke luar masuk kampung, blusukan dari sudut ke sudut.


Malah ada beberapa teman yang hobinya ke luar masuk pameran properti. Mengumpulkan berbagai brosur dan mendatangi berbagai agen perumahan. Mengunjungi berbagai cluster dan kantor marketing, demi mendapatkan berbagai info dan tawaran harga yang menarik. Selagi belum menemukan yang cocok di hati, cari teruuuss. Tul?

Teman-teman sudah bertemu jodohnya? Eh rumah impian? Kalau belum, cari terus yaaa. Semangaatt!                         

20 komentar

  1. Udah mah kalau ketemu jodoh termasuk rumah berkat KPR BTN :")

    BalasHapus
  2. jd pgn mantab nih mbak, kpr an di btn, tengkiu infonya yak

    BalasHapus
  3. Kalau saya mah, daripada di cari lebih baik dibikin hehe, Tapi KPR ini pastinya akan sangat membantu banyak orang nantinya, Makasih infonya ^-^

    BalasHapus
  4. Lagi mau ngajuin nih, Mak. Di BTN pastinya :).

    Dan iya, dapetnya setelah 2-3 bulan "keliling" nyari yg pas di hati dan kantong pastinya..wkwk

    BalasHapus
  5. Ya Allah moga2 aku segera punya rumah, mupeng tiap liat pameran hehe #numpangdoa :D

    BalasHapus
  6. gampang2 susah cariya tapi kalau sudah dapet klik ga mau lepas lagi

    BalasHapus
  7. jodohnya udah ada dog skr ya mbak berkat BTN

    BalasHapus
  8. KPR BTN emang banyak yang rekomendasiin ya. Dan setuju banget Mba, nyari rumah itu bener2 ga gampang. Kadang saya suka, si mamas ga suka. Duhe ga nyantol2 hehe.

    Pengen coba simulasi KPR BTN langsung ah...makasih infonya mba

    BalasHapus
  9. Hm.. makasih pencerahannya Mba.. selama ini mikir kalau beli rumah nyicilnya kelamaan, kapan lunasnya? :D harus mikir dari sisi lain ya ternyata :)

    semoga keluarga saya juga bisa segera punya rumah sendiri, biar ga numpang d rumah mertua terus. hehe. Aamiin... ^^

    BalasHapus
  10. Aku dulu ambil kpr btn loh pas beli rumah. Membantu bgt program kpr btn, ngga ribet prosesnya

    BalasHapus
  11. Doain biar aku punya rumah sendiri ya Mbaaa...:')
    Sekarang masih numpang di rumah dinas, hihi.
    Kemarin baca tentang BTN juga di blognya Mba Echa. Terus rembugan sama suami. Mudah2an goal. Amin :)

    BalasHapus
  12. Baru rencana soal rumah, dana belum cukuppp

    BalasHapus
  13. Iya setuju. Pilih rumah seperti pilih jodoh. Semoga diberi kemudahan.

    BalasHapus
  14. Susah banget memang mbak kalo cari rumah yang pas, giliran rumahnya suka uangnya yang gak pas hehe

    BalasHapus
  15. Semoga kita semua bisa dapat rumah impian kita ya, Mba ^^

    BalasHapus
  16. Aku udah dapet nih lokasi rumah impian.tinggal ngumpulin dananya aja.soale BTN kagak bakal mau cover di lokasi ini.hehe..

    BalasHapus
  17. Bener bangey mba, nyari rumah itu emang kayak jodoh. Aku dah ngalamin, klo belum jodoh, mau segimana sukanya pun tetep aja ga termiliki 😅

    BalasHapus
  18. Aku ngerasain punya rumah tuh emang jodoh-jodohan. Kadang berasa udah nemuin jodohnya, udah nemuin rumahnya eehhh di tengah jalan harus berakhir dan cari yang baru karena ternyata lokasinya banjir atau lingkungan sosialnya yang nggak bagus. Makanya kalau nyari rumah memang harus detail banget.

    BalasHapus
  19. Kecuali kalo terpaksa karena dapat rumah dan mesti dibayar trus cocok sama lingkungannya. Huwaa, jadi ingat rumah pertama kami dulu, belum nikah sih waktu itu, hihii

    BalasHapus
  20. Aduh aq masih nomaden Mb, antar pulau
    Untungnya aq engga berburu dan meramu
    Wkwkkwkw

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com