Saya ya pasti pengen 3F sukses. Maunya sih, Faldi, Ferdi, Falda, mendapat semua yang terbaik dan menjadi yang terbaik. Tapi untuk memproyeksikan anak menjadi yang terbaik juga bukan perkara mudah. Saya tak pernah bisa tahu persis, pekerjaan apa yang akan ada dan cocok untuk mereka. Bisa jadi, apa yang diproyeksikan sekarang, eh di masa depan sudah ketinggalan zaman atau sudah tak berlaku lagi.
Bisa jadi, pekerjaan yang tak pernah terpikirkan di masa lalu, di masa depan malah muncul. Hayooo, siapa yang pernah terpikir akan menjadi seorang blogger profesional, buzzer, influencer, atau social media strategiest? Atau ada yang pernah terpikir menjadi seorang Master Chef, personal shopper, desainer, atau make up artist? Pada 20-30 tahun lalu, terbayangkan saja mungkin tidak ya, mengingat jaman itu smartphone pun belum ada :). Kalau pun beberapa pekerjaan sudah ada, dulu belum banyak yang berani menyatakan itu sebagai cita-citanya.
Orang tua tak pernah tahu akan jadi seperti apa anaknya di masa yang akan datang. Orang tua hanya bisa mempersiapkan yang terbaik untuk mereka. Memberikan bekal yang cukup, agar kelak di masa depan anak-anak mampu memanfaatkan bekal tersebut dengan tepat.
Agar orang tua dapat memberikan bekal yang cukup, Nutrilon Royal memfasilitasi sebuah seminar parenting bertajuk "One Step Ahead Mum, Selangkah Lebih Maju Menyiapkan Kesuksesan Anak di Masa Depan". Seminar yang menghadirkan 4 pembicara keren dan seorang ibu dari seorang anak berprestasi ini mebuat wawasan saya makin bertambah.
Ada 4 langkah yang bisa dilakukan seorang ibu agar bisa menyiapkan kesuksesan anak, sehingga menjadi ibu yang selangkah lebih maju
1. Perhatikan tumbuh kembang anak
Dr. Bernie Endyarnie Medise, SpAK, MPH, dokter spesialis anak dan tumbuh kembang, menyatakan bahwa seorang ibu perlu memahami fase-fase tumbuh kembang anak. Misalnya, saatnya anak mulai merangkak, saat anak seharusnya mampu menggenggam, dst. Dengan memahami fase-fase tersebut, orang tua mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan stimulasi dan memahami stimulasi yang tepat bagi tumbuh kembang anaknya. Dengan semakin paham, orang tua akan mampu memberikan dukungan yang tepat, termasuk asupannya. Asupan nutrisi yang baik akan berdampak positif bagi kesehatan, perkembangan otak, daya tahan tubuh, dan pertumbuhan anak.
2. Identifikasi Potensi Anak, Berikan Dukungan
"Setiap anak pada dasarnya cerdas"Masing-masing anak punya kecerdasan pada bidang yang berbeda-beda. Tak ada anak yang bodoh. Hanya ada anak cerdas pada bidang tertentu, sesuai minatnya.
Menurut Psikolog Ajeng Raviando, Psi, "orang tua bisa mengamati arah minat dan bakat anak dari aktivitasnya sehari-hari". Hal-hal apa yang disukai dan dikuasai anak, selalu ditekuni, itulah arah minat sebenarnya. Kecerdasan bukan sesuatu yang tetap, melainkan dapat tumbuh dan berkembang. Orang tua lah yang berperan dalam mengembangkan potensi tersebut. Dukung potensi anak dengan mengembangkan Positive Parenting.
- Berikan contoh baik pada anak, jadilah role model
- Kenali perkembangan anak
- Rutin meluangkan waktu berkualitas
- Berikan kasih sayang tanpa syarat
- Fokus pada perilaku positif, berikan dukungan dan penghargaan
- Berikan ruang untuk tumbuh dan melakukan kesalahan
- Jika ingin menerapkan konsekuensi, berikan yang logis, sesuai tujuannya
- Tanamkan nilai-nilai baik yang berlaku di keluarga dan masyarakat
- Lakukan diskusi, negosiasi dengan komunikasi efektif
- Bersikap tegas, disiplin, dan konsisten
3. Rencanakan Sarana Pendidikan yang Tepat
Sarana pendidikan tak kalah penting dalam menyiapkan kesuksesan seorang anak. Tak harus berupa sekolah formal, yang penting sesuai dengan bakat dan minat anak dan kondisi dalam keluarga. Praktisi pendidikan anak, Drh. Damayanti Jusuf, M.Sc, Ph.D menyebutkan beberapa kondisi ini dapat dijadikan tolok ukur dalam memilih sarana pendidikan yang tepat untuk anak.
Perhatikan, apakah keluarga tersebut berpindah-pindah, apakah anak punya kebutuhan khusus dalam belajar, apakah kemampuan ekonomis cukup, dst. Sesuaikan kebutuhan anak dan kepentingan keluarga.
4. Rencanakan Keuangan untuk Mendukung Potensi Anak
Agar dapat mengembangkan potensi anak, mau tidak mau, suka tidak suka, uang berbicara, ya ga sih. Jika tidak direncanakan dengan baik, bisa saja pada saat anak memerlukan dana untuk mengembangkan potensinya, orang tua kelabakan menyediakannya. Siapa yang bisa menyangka jika uang masuk sekolah kini bisa mencapai puluhan juta? Siapa bisa menyangka jika uang untuk kursus make up atau kursus kue bisa mencapai jutaan? Kalau tidak disiapkan, bagaimana?
Perencana Keuangan beken, Ligwina Hananto berbagi tips menyiapkan dana sekolah anak.
1. Siapkan tabungan pendidikan
Jika hanya punya sedikit dana, siapkan tabungan pendidikan jauh-jauh hari. Sedikit-sedikit tak apa-apa, asal rutin, lama-lama akan banyak juga
2. Jika berani menanggung resiko, investasikan
Cara paling mudah dan cepat untuk mendapatkan keuntungan lebih besar adalah dengan menginvestasikan dana yang kita punya. Misalnya dengan membeli logam mulia, property, atau pembelian saham/reksa dana. Hanya saja, cara ini resikonya cukup besar.
3. Jika punya dana lebih deposito
Jika lebih suka bermain di zona aman, cara lain untuk menyiapkan dana adalah dengan menyimpannya ke dalam bentuk deposito
4. Lindungi dengan asuransi
Nah ini, salah satu bentuk perencanaan dengan melindungi diri dan keluarga melalui asuransi.
Di penghujung acara, dihadirkan Astrid Suryatenggara, ibu dari Revo, finalis Junior Master Chef Indonesia. Astrid berbagi cerita caranya mendukung potensi Revo.
"sejak usia 8 tahun, Revo sudah suka berkutat di dapur. Padahal saya sendiri tak suka memasak dan jarang masuk dapur"Nah lho, ajaib ya. Tapi itulah awal penemuan Astrid akan potensi Revo. Astrid mengamati, Revo suka sekali diajak ke supermarket. Malah kadang Revo lah yang antusias mengajak belanja. Revo asyik memperhatikan berbagai bahan makanan dan sibuk membayangkan bahan-bahan yang dipilihnya akan dijadikan masakan apa. Sesampai di rumah, Revo mengajak mamanya memasak. Kadang Revo mempraktekkan masakan yang dilihatnya via youtube.
Tak hanya memuji masakan yang dihasilkan Revo, Astrid pun berusaha menguji. Pernah sekali waktu Revo ingin sekali belajar memanggang kue. sementara mereka tak punya Oven karena Astrid memang tak suka memasak :). Tahu apa yang dilakukan Revo? Ia meminjam oven pada tetangga. Revo datang sendiri ke tetangga dan meminjam oven! Niat banget kan? Hahaha
Di lain waktu, Revo ingin mengikuti kursus memasak bersertifikat bersama chef. Astrid tahu persis, kursus memasak seperti itu tidak mudah. Harus tahan berdiri berjam-jam untuk praktek membuat masakan dan dekat dengan kompor yang panas. Bagi anak seusia Revo, hal itu tentu bukan perkara mudah. Astrid sempat berdiskusi dan menjelaskan kondisi dan resiko-resiko yang akan dihadapi. Tapi Revo sudah bertekad bulat, Libur sekolah pun dimanfaatkannya untuk belajar memasak!
Keren ya?
Memuji dan Menguji, prinsip ini yang diterapkan Astrid dalam mengasuh anaknya. Anak tak selamanya perlu dipuji, sesekali juga perlu diuji agar ia mempunyai daya juang. Contoh pengujian lain yang dilakukan Astrid adalah ketika Revo menginginkan sesuatu. Walau Astrid mempunyai dana, tapi Astrid tidak begitu saja mengabulkan permintaan Revo. Jika Revo benar-benar menginginkan, ia perlu mengajukan proposal agar usulannya diterima.
Astrid pun sejak jauh-jauh hari sudah menyiapkan dana untuk mendukung potensi Revo. Astrid yakin, suatu saat Revo pasti akan mengambil sekolah Master Chef. Sementara sekolah master chef yang bagus hingga saat ini masih berada di luar negeri. Tentu biayanya tidak murah. Sebagai ibu yang ingin selangkah lebih maju, Astrid pun menyiapkan dana tersebut.
Ah, keren. Jadi termotivasi buat menjadi ibu yang selangkah lebih maju seperti mamanya Revo ini.
hmm... jadi manggut2 nih bacanya hehe makasih sharingnya :)
BalasHapusRevo didukung penuh oleh orang tuanya ya
BalasHapusMakasi sharenya mba :)
BalasHapusorang tua harus terus mencari tau seperti apa minat dan bakat anaknya, ya :)
BalasHapus