Lomba Blog Asus

10 Tahun Berkarya, Puskom Publik Kemenkes

10 Tahun Berkarya, Puskom Publik Kemenkes

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati?...

Hayooo, manusia mati meninggalkan apa yaaa?

Yayaya, kalau dipikir-pikir, saat manusia mati, apa yang bisa ditinggalkan dan membuatnya dikenang?

Ketika kehidupan seseorang berakhir, hendaknya ada sesuatu yang bisa ditinggalkan untuk mengenang apa yang sudah dilakukannya. Akan lebih baik jika itu bisa bermanfaat untuk generasi penerusnya. Bener ga?

Bung Karno pernah mengeluarkan pernyataan yang sangat terkenal dengan sebutan Jas Merah, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah"

Kenapa sejarah tak boleh dilupakan?

Karena dari sejarah kita bisa belajar banyak hal. Dari sejarah kita bisa terinspirasi untuk melakukan hal yang mungkin tak terpikirkan di masa yang akan datang. Dari sejarah kita belajar cara pemecahan masalah pada eranya.

Lantas, bagaimana agar sejarah tak mudah dilupakan?

Ya gampang, buat dokumentasi. Catatkan! Tuliskan! Bukukan!

Itu pula yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik (Puskom Publik) Kementerian Kesehatan saat akan berganti menjadi Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat pada Januari 2016, mendokumentasikan sejarah. Sejarah perjalanan sepuluh tahun mengemban tugas membangun Pemerintahan yang bersih dan transparan.

"Puskom Publik menjadi pintu masuk bagi Pemerintahan maupun publik (masyarakat) untuk saling berinteraksi dan menyapa. Melalui Puskom Publik, Kementerian Kesehatan menjadi domain yang sangat terbuka bagi publik. Sebaliknya, publik pun secara terbuka bisa memperlihatkan dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan di bidang kesehatan mana yang pro rakyat dan mendesak dibutuhkan" (Sekapur Sirih, Prasasti Puskom Publik)

Sepuluh tahun bukan lah waktu yang panjang, tapi juga bukan waktu yang singkat. Selama sepuluh tahun, ada banyak sekali hal-hal yang sudah dilakukan oleh Puskom Publik bagi Kementerian Kesehatan maupun bagi masyarakat. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sejarah komunikasi ini. Bagaimana sebuah institusi pemerintah membangun komunikasi yang strategis dan membangun sehingga dapat memunculkan citra positif, bukan pencitraan!

Citra positif dan pencitraan adalah dua hal yang berbeda. Citra positif adalah sesuatu yang didapatkan karena seseorang atau masyarakat percaya dengan hal positif yang telah dilakukan. Sebaliknya, pencitraan adalah upaya rekayasa untuk membuat sebuah citra. Untuk itu, membangun citra positif tidaklah mudah. Perlu upaya, daya, dan usaha yang terus menerus dengan menunjukkan kinerja yang sungguh-sungguh.

Bagaimana upaya Puskom Publik dalam membangun citra positif bagi Kementerian Kesehatan selama sepuluh tahun ini? Inilah yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul Prasasti Puskom Publik : Satu Dasawarsa Puskom Publik Berkarya untuk Indonesia Sehat.

Seperti apa isinya? Silahkan dibaca sendiri yaaa, saya ga mau spoiler ;).

Intinya, buku ini menceritakan hal-hal apa saja yang sudah dilakukan oleh Puskom Publik Kemenkes selama sepuluh tahun perjalanannya membangun komunikasi antara Kementerian Kesehatan dan masyarakat. Strategi penyampaian informasi yang dilakukan oleh Puskom Publik kepada masyarakat, mulai pelibatan media massa hingga media sosial, mulai media online, hingga blogger.

Buku yang bagus buat pembelajaran mahasiswa komunikasi kayaknya yaa. Eittt, jangan cuma dijadiin penghuni lemari yaaa.

Tidak ada komentar

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com