Nusantara Sehat, Butuh Banyak Dokter Muda

Nusantara Sehat, Butuh Banyak Dokter Muda. Yap, Tim Nusantara Sehat masih membutuhkan banyak dokter muda.

Pada pertemuan sebelumnya dengan menteri kesehatan, sudah dibocorkan sedikit tentang program ini, tapi belum terlalu dijelaskan secara detail. 

Kali ini, 13 Oktober 2015, bertempat di Artotel Hotel, para blogger yang tergabung dalam #SahabatJKN kembali diundang oleh tim Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, untuk mendengar lebih detail tentang program Nusantara Sehat.


Saya tentu saja bersemangat begitu menerima undangan ini, karena dari pertemuan sebelumnya, saya sudah penasaran. Program seperti apa ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada periode 2015-2019 punya idealisme untuk mewujudkan penguatan pelayanan kesehatan primer, terutama di daerah tertinggal yang sangat terpencil, di perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah (DBK). Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, gizi buruk, dan rendahnya angka harapan hidup di daerah-daerah ini perlu mendapatkan fokus utama.

Untuk mencapai itu, perlu penguatan pelayanan kesehatan berupa pembenahan infrastruktur, fasilitas kesehatan, dan sumber daya kesehatan (selain dokter).

Masih kurang kuatnya garda kesehatan yang ada di daerah-daerah tersebut membuat Kemenkes pun meluncurkan program Nusantara Sehat.yang mengadopsi model Pencerah Nusantara (PN), yang sudah pernah ada sebelumnya.

Program Nusantara Sehat ini berbasis tim, terdiri dari berbagai tenaga kesehatan muda berusia kurang dari 30 tahun dengan beragam latar belakang, mulai dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga kefarmasian, dan tenaga kesehatan masyarakat. Tim ini akan berangkat bersama ke suatu daerah dan bertugas selama 2 tahun. 

Proses seleksi ditetapkan melalui resume, tes tertulis dengan esai, wawancara tatap muka, tes psikologi, dan Focus Group Discussion (FGD) untuk menilai kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan keputusan, mempunyai komitmen dan tanggung jawab yang disepakati. 

Menurut Ibu Diah Samiarsih (@adetje), psikolog yang dilibatkan dalam program Nusantara Sehat, mempunyai komitmen dan tanggung jawab merupakan hal penting yang akan dilihat dari calon peserta, mengingat tanggung jawab yang akan dipikul cukup berat. 

Bayangkan jika peserta harus menempuh 21 jam perjalanan menuju pusat kota, apakah calon peserta akan sanggup? Apakah mereka akan sanggup berada di daerah terpencil yang susah sinyal, jauh dari pusat pertokoan, ga mudah menemukan makanan ringanjauh dari sarana transportasi, hingga sulit berkomunikasi tiap hari? Apakah mereka berani berkendara hanya dengan sarana ketinting ke mana-mana tanpa dukungan keamanan yang memadai dengan kemungkinan bertemu binatang buas di hutan atau sungai? Kondisi-kondisi ini yang perlu dipikirkan calon peserta, apakah sanggup berada pada situasi dengan fasilitas minim selama 2 tahun. 

Sebagai gambaran kondisi di lapangan, Pak Anjari Umarjianto melakukan wawancara dengan salah satu anggota tim Nusantara Sehat yang sudah bertugas, Putri Indah Nirmala (@puthe_PINS) berikut



Tujuan utama diadakannya program Nusantara Sehat ini bukanlah untuk menggantikan pelayanan kesehatan primer yang sudah ada seperti puskesmas, melainkan untuk memberikan penguatan terhadap pelayanan tersebut sambil membantu memberikan pelayanan yang lebih baik, meningkatkan akses layanan, plus membantu membangun paradigma sekaligus membentuk pola hidup sehat di masyarakat. Harapannya, mengamankan kesehatan masyarakat di daerah yang paling membutuhkan, sesuai Nawa Cita, Membangun dari Pinggir.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 12 ribu orang yang mendaftar untuk menjadi tim Nusantara Sehat. Sayangnya, dokter muda yang mendaftar baru sedikiiiittt. Tak sampai 15 orang!!! Hiks, sedih yaaa. Padahal dibutuhkan cukup banyak dokter muda.

Ayooo, para dokter muda Indonesia, bergabunglah bersama tim Nusantara Sehat. Pendaftaran bisa dilakukan online melalui www.nusantarasehat.kemkes.go.id atau datang langsung menemui panitia pendaftaran program yang berada di Kemenkes.

Menurut Ibu Diah Samiarsih, penting untuk memperkecil gap atau jurang antara paradigma sehat dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Inilah peer besar tim Nusantara Sehat, dalam rangka meningkatkan upaya preventif dan promotif yang terus diupayakan oleh Kemenkes.

Upaya membangun paradigma sehat inilah yang menurut Kang Maman Suherman, narator, menjadi yang terpenting untuk terus diupayakan agar dapat membentuk pola hidup sehat di masyarakat. Bahkan jika perlu, para blogger juga dilibatkan. Melalui kekuatan tulisan, mereka bisa mengubah paradigma ini.

Melihat semangat para tim Nusantara Sehat yang sudah diterjunkan terlebih dahulu, saya begitu optimis program ini akan berhasil menjalankan misinya dengan baik. Sebuah upaya mewujudkan idealisme yang perlu terus didukung. Pemerintah, biar bagaimana pun tak bisa bekerja sendiri, perlu bantuan untuk dapat membangun Indonesia menjadi jauh lebih baik.

Saya yakin, masih banyak dokter muda yang mau mengabdi dan berbuat banyak untuk negeri ini, ya kan?

4 komentar

  1. sayang banget fkalau para dokter muda ga terjun kelapangan ya May

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, sediihhhh. Tapi aku yakin kog, masih banyak yang mau yaa. Mungkin mereka cuma kurang info aja :)

      Hapus
  2. pengen nimbrung program ini di lapangan...ah kapan blogger di libatkan yaaa... hehee

    BalasHapus
  3. Semoga banyak dokter muda yang terketuk hatinya ikut program keren ini, siapa coba yang bisa membangun negeri ini kalo bukan anak bangsanya :)

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com