Bijak Dalam Mengelola Penghasilan

Menurut Safir Senduk, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, orang kaya bukanlah orang yang gajinya besar dan penghasilannya banyak. Nah lhoo?

Iyap, orang kaya bukan di lihat dari besarnya penghasilan. Kalau penghasilannya 40 juta tapi pengeluarannya juga 40 juta, maka orang tersebut tetap saja miskin!

Tuuhh catet yaa, kalau pengeluaran = penghasilan, berarti anda tidak layak disebut orang kaya :).

Orang kaya adalah orang yang mempunyai sisa penghasilan, mempunyai tabungan masa depan, dan investasi jangka panjang *cmiiw


Jadiii, walau pun punya penghasilan 1 juta, tapi mampu mengelola dengan baik sehingga bisa mempunyai sisa 200rb, maka orang tersebut kaya! Uhuuuyy.

Dari sekian banyak pos-pos pengeluaran, pos terbesar ada pada biaya hidup. Tapi biaya hidup ini hendaklah tidak lebih besar dari 50%! Malah menurut Henry Januar, salah satu perencana keuangan yang memberikan edukasi keuangan pada Roadshow Ramadhan OJK pada pertengahan Juli 2015 lalu, cukuplah biaya hidup hanya 45% saja.

Lantas pos pengeluaran lain untuk apa?

Nih yaa, menurut Safir Senduk pada edukasi Bijak Mengelola Keuangan untuk Blogger pada 1 Agustus 2015, pos pengeluaran idealnya begini:


Pos Pengeluaran Ideal





1. Cicilan hutang, maksimal 30% dari penghasilan


Pastiin cicilan hutang ini adalah hutang produktif yaa, yang memang punya nilai tambah. Kalau nilainya makin turun atau malah menjadi beban hidup, tinggalkan! Rugi!!
Soo, hutang property itu malah investasi lhoo menurut Henry Januar. Kalau Safir Senduk membahasakannya begini


"Punya cash dan berniat melunasi cicilan rumah? Jangaaann!! Sayang duitnya, mending digunakan untuk investasi lain. Harga rumah akan selalu naik. Cicilan yang anda bayarkan menjadi tidak ada apa-apanya dibanding nilai investasinya. Kecualiiiii, kecuali nih, anda punya penyakit tidak bisa tidur dan gelisah karena punya beban hutang. Monggo silahkan dilunasi"

Tuuhh cateeett!!


2. Tabungan dan investasi, 10%-15% dari penghasilan


Naahh, seperti saya sebut di atas, orang kaya adalah orang yang punya sisa uang untuk ditabung atau diinvestasikan.

Masih menurut Safir, memiliki investasi itu wajib. Jika perlu, miliki investasi sebanyak-banyaknya.


Jangan bekerja untuk uang atau gaji, tapi untuk membangun aset! Aset itulah yang diharapkan dapat menghidupi keluarga Anda kelak.

Investasi dapat berupa saham. Keuntungannya, kita ga perlu capek-capek membangun dan memaintenance perusahaan, tapi ikut kecipratan bagi hasil (dividend) perusahaan tersebut. Enak thooo?

Kalau ga yakin mau investasi apa, cobalah bergabung dengan manager investasi. Asaaalll hati-hati yaa. Pilihlah yang punya reputasi dan pernah mendapatkan penghargaan.

Jangan memilih manager investasi yang menjanjikan bonus/bunga besar, menjanjikan penghasilan rutin tiap bulan, menjanjikan bonus bagi member baru, memberikan jaminan tidak rugi, dan skemanya tak masuk akal.




Investasi lain? Property! 


Inilah investasi paling mudah dan menguntungkan! Harganya selalu naik!!

Sstt, Safir ngasih bocoran nih 


Cara mendapatkan keuntungan lebih dari property


Jika anda punya property, jangan berpikir untuk menjualnya di masa datang. Karena anda akan kehilangan aset. Sebaliknya, Safir justru menyarankan untuk disewakan. Semakin pendek jangka sewanya, semakin untung.

Jadi, kalau menyewakan rumah, jangan puas bisa menyewakan tahunan. Lebih untung disewakan bulanan, mingguan, bahkan jika mungkin, sewakan secara harian atau jam-jam-an!!

Waaww, jadi ingat seorang teman di Yogyakarta yang menyewakan rumahnya secara harian. Dan ada aja lhoo penyewanya :). Buat turis, sewa rumah harian jauh lebih murah dibanding menginap di hotel, ya kan? Bisa menginap beramai-ramai pula :). Konsumen untung, produsen? Lebih untung lagi *nyengir*

Memang harus jeli melihat peluang ;)

Eiittss tak cukup masalah jangka sewa, urusan jumlah penghuni pun perlu jadi perhatian. Miliki property yang bisa disewakan kepada lebih banyak orang! Supaya makiinnn besuaarr pundi-pundi yang masuk *mata ijo*

Nah lho, kos-kosan donk? Yap!

Kalau perlu nih, Safir bilang


"bermimpilah punya usaha kos-kosan"



3. Premi Asuransi, 10% dari penghasilan


Masa depan bukan misteri jika disiapkan sejak sekarang. Ada dana-dana besar di masa datang yang bisa kita siapkan.

Persiapkan masa depan dengan lebih baik. Misalnya dana untuk kuliah, makin lama kan makin mahal tuh. Kalau tidak disiapkan, bisa-bisa syookk lhoo ketika tiba saatnya anak mulai kuliah, maklum, tiap tahun inflasi selalu bertambah kan? Jadi nilai uang pun makin lama makin kecil, harga-harga pun akan terus meningkat. Ini yang perlu kita siapkan.

Persiapkan juga dana kesehatan di masa depan, karena sewaktu-waktu diperlukan. Siapa yang tahu jika kita atau anak-anak akan sakit dan mendadak terpaksa masuk rumah sakit?

Plus kita juga harus mempersiapkan dana pensiun dengan baik. Jangan sampai pada saatnya tinggal menikmati hari tua, memperbanyak ibadah, malah dipusingkan urusan mencari nafkah :).

Ga mau kaann??

Sooo, milikilah investasi!

Naahh, biaya-biaya yang kelak membutuhkan dana besar di masa datang, dapat tertutupi jika memiliki asuransi.

Salah satu perusahaan asuransi yang punya nama besar dan mendapatkan beberapa penghargaan adalah Sunlife Financial. Perusahaan asuransi asal Kanada ini memulai operasinya di Indonesia sejak tahun 1995. Sekilas ngintip situs resminya Sunlife, ternyata punya banyak produk asuransi, macam pendidikan, kesehatan, maupun pensiun. Ada juga produk investasi dan unit link. Tinggal pilih yang sesuai kebutuhan.

Sunlife juga ternyata terdaftar juga di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) lhooo, lembaga yang mengatur dan mengawasi lembaga keuangan yang sehat. Soo, kalau ada apa-apa dengan investasi, bisa melapor kog ke OJK.

Soo, tak heran jika perencana keuangan, baik Safir Senduk maupun Henry Januar menyebutkan "anggarkan 10% dari penghasilan untuk membayar premi asuransi".

Manfaat di masa datang yang mungkin belum terasa kini, tapi bisa terasa berguna pada masa datang.



4. Biaya hidup, 45-50% dari penghasilan


Ternyata untuk biaya hidup, anggarannya ga boleh lebih dari 50% penghasilan lhooo. Sooo, pandai-pandailah mengatur pengeluaran. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Jadilah rasional buyer :).




Sebaiknya kurangi deh yaa jadi emosional buyer. Belanja dompet kulit cuma lihat merk dan gengsinya aja. Yang kayak gini ini nih yang akan menghabiskan anggaran :). Belilah sesuatu karena memang sesuai fungsinya, bukan karena merknya lebih terkenal :).

Eh ternyata, urusan konsumtifnya wanita dan pria itu beda loh yaa. Kalau wanita, umumnya sering belanja, tapi yang murah-murah dan ditawar serendah mungkin. Sementara pria umumnya jarang belanja, tapiiii, sekalinya belanja, bisa menguras dompet! Bener kaann? Hayoooo ngakuuu *wink wink*

Apapun lah jenis kelamin anda, berusahalah mengurangi keinginan. Belajarlah mengendalikannya. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Safir Senduk menyarankan untuk mengenali dimana borosnya kita, lalu kurangi pelan-pelan. Bisaaa? Yuuukkkk

10 komentar

  1. aku masih agak boros juga mbak, harus mulai dikurangi borosya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mau punya tabungan memang harus mulai mengerem keinginan :)

      Hapus
  2. belum bs disiplin kayak gitu nih mba...

    BalasHapus
  3. Memang kudu pinter atur keuangan dan konsisten ya Mbak. Susah memang tapi mau gak mau harus dilakukan. Seru banget caranya kemaren dan gaya penyampaian Pak Safir yang kocak jadi bikin materi nancep. Hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, materi berat pun terasa ringan dan mudah dicerna berkat penyampaian yang diselingi banyak humor yaaa

      Hapus
  4. benar mb, meski gaji pas pasan klo ada alokasi buat ditabung niscaya bakal ngumpul

    BalasHapus
  5. oke, harus bijak, ya. Kadang yang bikin biaya hidup menjadi besar itu karena gaya hidup ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naahh itu diaaa, di masa kini gaya hidup ini yg paling banyak menyedot anggaran

      Hapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com