Lomba Blog Asus

Suamiku, Teman Main Anakku

Punya suami yang dibesarkan di lingkungan di mana laki-laki dianggap kurang "pantas" turun tangan membantu urusan rumah tangga apalagi anak-anak, tentu bukan hal yang menyenangkan.

Tapi ketika pada kenyataannya mendapati suami yang sangat ringan tangan, mau ikut mengasuh anak-anak, mau jadi teman mainnya anak-anak, sungguh sangat melegakan. Tampaknya suami sadar betul peran penting ayah dalam perawatan si kecil.

Awal keterlibatan suami dalam mengurus anak-anak bermula saat kami baru pertama punya bayi. Saya yang gamang dan bingung, banyak belajar dan dibimbing suami, termasuk memandikan bayi di bak mandi. Hahahaha saya cuma berani ngelap. Yap, dulu kami tinggal jauh dari keluarga. Jadi ga ada yang mengajarkan. Untung suami biasa melihat saudara-saudaranya mengurus bayi, jadi tanpa canggung memandikan bayi sendiri.


Dibanding saya yang tak begitu telaten menemani anak-anak bermain, suami justru sebaliknya. Saking menghayatinya, kadang sampai ikut berperilaku seperti anak-anak :). Menemani anak-anak bermain mobil-mobilan, bermain monopoli, ular tangga, menyusun menara dari balok, puzzle kayu, hingga berbagai permainan outdoor.


Ssssttt, percaya gaa, suami lah yang selalu membawakan dongeng untuk menghibur anak-anak. Dongeng yang sering ia karang sendiri :).

"Kalau dibukukan, udah jadi brapa banyak tuh buku dongeng Ayah yaa?"

Ketika saya disibukkan dengan urusan dapur, suami yang mengambil alih mengurus anak-anak. Mulai dari sekedar menjadi teman bermain, hingga mengurus keperluan mereka seperti mengambilkan minum, menemani ke kamar mandi, menggendong atau menemani tidur.

Suami juga yang turun tangan menemani dan mengajarkan anak-anak berenang. Kalau ayahnya udah teriak "berenang yuuukk". Anak-anak akan dengan semangat 45 berteriak " ayook" lantas menyiapkan perbekalan masing-masing. Berenang bersama ayah akan selalu menyenangkan. Karena ayah mau diajak main bola air, seluncuran, dan ga keberatan nemenin Falda main di kolam 'cetek'...hahaha

Berenang bersama ayah
Oh yaaa, suami juga yang paling rajin mengajarkan berbagai permainan kreatif. Tiba-tiba membuat mainan dari benda-benda bekas yang ada dan mengajarkan anak-anak proses membuatnya. Entah stereoform yang dibentuk jadi mobil-mobilan. Daun-daunan yang dirangkai menjadi kalung, bekas-bekas kertas yang dijadikan notes kecil hingga berkreasi dengan kaleng atau kardus bekas.
Buah kesemek ini dikenalkan suami ke anak- anak
Urusan mengenalkan bermacam hewan dan tumbuhan, suami juga yang banyak berperan :). Saya justru ikut belajar. Hahahaha. Mungkin karena dulunya tukang mbolang yaaa. Masa kecilnya banyak dihabiskan di hutan dan pantai. Jadi tahu aja binatang atau tanaman-tanaman liar. Tahu mana tanaman yang bisa dimakan di alam liar. Buntut-buntutnya, Ferdi ketularan, mendadak membawa binatang atau tumbuhan aneh hasil berburu ke kampung- kampung bersama teman-temannya.

suami menunjukkan kupu-kupu
Ferdi dan kadal liar yang ditemukannya

Ahh suamiku memang ayah yang luar biasa.

16 komentar

  1. Wahhh senangnya punya suami dan ayah yg luar biasa ya mak, suamiku jg ayah yg hebat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senang ya maakk punya suami yang mau turun tangan ikut mengurusi anak2

      Hapus
  2. harus itu mbak seorang ayah jadi temanmain anak-anaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya, ayah masa kini kebanyakan senang jadi teman main anak-anak yaa

      Hapus
  3. Balasan
    1. Hahaha iyaa, kalau main sama ayah jadi selalu menyenangkan :)

      Hapus
  4. Waaah Mba Maya memilih suami yang tepat... smg saya bisa jadi ayah seperti itu kelak... Aamiin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haruuuss itu wan. Jadi suami & ayah yang keren yaaa

      Hapus
  5. iya ternyata suamiku juga banyak mengenalkan banyak hal kepada anakku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya para ayah paling banyak mengambil porsi itu yaa

      Hapus
  6. semoga saya nanti mendapatkan calon ayah yang luar biasa seperti suaminya mba maya amiiin :)

    BalasHapus
  7. Seneng kalau punya suami yang mau turun tangan, ya :)

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com