Rumah rapi tanpa ART (asisten rumah tangga) dengan adanya balita yang saya tuliskan pada postingan part 1, terkesan ga mungkin. Tapiii, ga ada yang ga mungkin kan?
Nyatanya nih yaa, ketika saya menulis dan membagikan tulisan itu di akun Facebook pribadi, banyak yang bilang bisa kooog.
Naahh kali ini saya mau berbagi tips, bagaimana mengatur ritme kerja seorang ibu rumah tangga yang full time mengerjakan kerjaan rumah plus mengasuh anak juga.
FYI, seorang ibu itu, mau yang full time di rumah atau kerja kantoran, ga pernah punya jam kerja normal. Mereka selalu bekerja 2x lebih banyak dibanding pekerja biasa :), bener gaaa?
Oke, ini nih tips Rumah Rapi Tanpa ART Walau Punya Balita
1. Turunkan Standar, Lupakan Kesempurnaan
Untuk tetap menjadi seorang ibu yang waras yang mampu mengasuh anak-anak dengan penuh senyum tapi juga "dikejar target" untuk merapikan rumah adalah dengan menurunkan standar. Turunkan ekspetasi. Lupakan kesempurnaan.
Kenapaaa?
Karena tetap menginginkan kesempurnaan, kerjaan beres anak terurus, akan membuat kita tertekan dan akhirnya marah sama diri sendiri karena merasa ga becus mengurus rumah. Yang lebih bahaya kalau karena kelelahan kita pun akhirnya jadi gampang marah-marah pada anak. Duuhh jangan sampai yaaa.
2. Manfaatkan kecanggihan teknologi
Tak harus merasa bersalah jika tak mengerjakan semuanya sendiri. Jika memang bisa menggunakan berbagai perlengkapan modern yang meringankan kerja semacam blender, mesin cuci, atau rice cooker, kenapa tidak? Tak perlulah terlalu idealis harus menanak nasi sendiri kan? ;)
3. Fokus pada Anak
Berhubung kita mengasuh anak, dan anak adalah makhluk sosial yang punya perasaan dan butuh interaksi, fokuskan perhatian pada anak. Jika anak sudah mulai rewel dan mengantuk, lupakan semua urusan kerjaan rumah yang masih belum selesai. Dahulukan anak. Jika perlu, temani ia bermain dan lepaskan kerjaan lain atau jika memungkinkan, ajak ia bermain sambil mengenalkan pekerjaan RT.
Jangan sampai mendahulukan kerjaan RT , kecapekan, lalu marah-marah pada anak. Ga baik kan efeknya?
4. Buat Manajemen Masakan
Memasak dan menyiapkan makanan cukup menyita waktu. Padahal menyiapkan makanan merupakan salah satu hal penting yang harus dipenuhi. Trus gimana dooonk?
Masaklah sekaligus beberapa menu di akhir pekan saat ada suami yang bisa bergantian mengasuh si kecil. Misalnya bisa membuat rendang, gulai, ayam kecap, ayam ungkep, soto, dsb. Bagi-bagi dalam wadah kecil untuk porsi sekali makan. Simpan dalam freezer. Saat diperlukan tinggal dipanaskan. Soo, hari-hari biasa bisa fokus mengurus anak dan mengerjakan beberapa kerjaan rumah tangga.
Jika lebih suka makanan fresh tiap hari, persiapkan beberapa bumbu setengah jadi dan potongan-potongan sayur yang mudah disimpan seperti buncis potong, wortel iris, bayam atau kangkung yang sudah "disiangi", atau potongan-potongan kacang panjang, simpan dalam wadah-wadah tertutup secara terpisah sesuai jenisnya. Sewaktu-waktu akan memasak pun akan lebih cepat.
5. Ajarkan Mandiri dan Kerapihan
Untuk meringankan pekerjaan, ajarkan anak-anak untuk mandiri pada saatnya ia sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan. Misalnya sudah mulai mau makan sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, dsb. Biarkan anak belajar mandiri walau belum sempurna.
Ajarkan juga anak-anak untuk meletakkan mainan pada tempatnya, bertanggung jawab merapikan sendiri tumpahan makanan, merapikan tempat tidur, dsb.
Itu kira-kira beberapa tips yang saya ingat. Masih ada beberapa lagi sebenarnya, seperti tips untuk yang mempunyai beberapa balita :). Tapi itu nanti aja deh ya saya sambung lagi di part 3.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bener bgt semuanya aku mengandalkan mesin :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusKalau ada yang memudahkan, knapa milih yang sulit, ya kan Lid? :)
Hapusaku juga gak pake pembantu selama 22 tahu berumah tangga mak.
BalasHapusterimkasih tipsnya,, bermanfaat
BalasHapusKeteteran di masalah setrikaan hehe
BalasHapus