Lomba Blog Asus

Rumah Rapi Tanpa ART Walau Punya Balita [Part 1]

Rumah rapi tanpa ART walau punya balita?

Wiiihhh mimpi yang keren!!

Punya balita itu menyenangkan. Lagi lucu-lucunya. Masih polos, lugu. Menyenangkan lah.

Yaa menyenangkan, kalau lihat polahnya dalam waktu tertentuu.



Tapi kalau seharian?

Silahkan dijawab sendiri ya *senyum manis*.

Energi balita itu ga ada habis-habisnya, macam batere yang dicharge terus. Eksplore sana sini, nyoba ini itu!

Harus full perhatian kalau mau balita bermain aman dan nyaman. Meleng sedikit saja, bisa jadi sudah berada dalam kondisi bahaya. Entah jatuh dari tangga, nyemplung ke kolam, atau tiba-tiba nyelonong ke jalan raya.

Anak-anak usia balita memang sedang berada pada tahap belajar yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi, mendorong mereka untuk mempelajari segala sesuatu, menjelajah apa saja yang ada di sekitarnya tanpa rasa takut!! Mereka belum sadar bahaya.

Repot kan?

Orang tua yang musti waspada dan memberikan perhatian ekstra. Sesekali mengingatkan tapi juga tidak boleh over protective sampai anak tak bisa mengembangkan kemampuannya akibat terlalu dibatasi.

Repot lagi kan?

Nah, sekarang, bagaimana dengan ibu-ibu yang full time di rumah, harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART). Apakah bisa mengerjakan kerjaan rumah sambil mengurus anak?

Mungkin banyak yang mikir. Ya bisaaa lah. Kan cuma ibu rumah tangga aja! Cuma di rumah. Ga musti berangkat kerja ke kantor. Kan mestinya bisa ngurus rumah plus anak.

Hohohoho

Sini sini yang mengatakan itu mudah.

Kira-kira nih, dalam waktu kerja normal, jam 8 - 5. Bisa kah semua kerjaan rumah tangga macam menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, menyiapkan makan, mengelap debu, merapikan rumah, beres?

Bisa!

Kalau cuma mengerjakan kerjaan rumah aja seperti yang saya sebut.

Tapii, kalau kerjaan rumah itu dibarengi dengan urusan mengasuh balita, lain lagi ceritanya.

Mengasuh balita, seperti yang sudah saya sebut di atas, merupakan "pekerjaan" yang harus ditangani dengan serius. Harus full perhatian.

Sudah banyak kasus kan, balita yang tenggelam, ketabrak mobil/motor, jatuh dari tangga, tersedak mainan, tertusuk pisau, dsb.

Memang sih, kalau udah takdir mau dikata apa.

Tapi hal-hal seperti itu bisa jadi bersumber dari perhatian yang kurang dari orang tua. Yang full perhatian saja kadang masih bisa missed, apalagi yang perhatiannya terbagi!

Trus bagaimana doonk?

[Bersambung ke part 2]

5 komentar

  1. aku juga g punya art mbak...dulu pernah tp kok repot hrus banyak ksh tahu ini itu..setelah anak2 besar ga pake lagi ...lagian juga di rumah kok...klo bj2 aku londriin biar g cape

    BalasHapus
  2. membayangkannya saja sudah rempong deh ya mba...

    BalasHapus
  3. Aku belum punya anak, kemungkinan malah kalau punya anak, anaknya aku titipin ke orang tuaku hahaha *anak macam apa aku ini*

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com