Ciptakan Rumah Ramah Anak

“adeekkk, jangan main ke sana, bahaya!”
“kakak, tolong liatin adeknya yaaa, jangan sampai kejedut meja”
“adeeekkkk, duh, kog mainnya sampai ke sini-sini siihh, banyak kaca kan disini”

Familiar dengan suasana demikian?

Apa yang ada dalam bayangan anda?

Menyebalkan? Annoying?

Sebagai orang tua, kita memang seringkali khawatiran. Khawatir inilah, khawatir itulah. Wajar sih, namanya juga orang tua, selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, ya kan? Yang gak wajar ketika khawatirnya mulai berlebihan. Akibatnya, orang tua jadi over protektif, anak dibatasi geraknya. Dilarang ini, dilarang itu.

Anak-anak yang pada masa eksplorasinya terlalu banyak dilarang, akan terhambat perkembangan psikologis dan motoriknya. Mereka akan jadi kurang percaya diri dan mudah gamang jika sering dilarang. Perkembangan motorik halus dan kasar juga bisa terhambat jika kurang mendapat kesempatan untuk digali.

Anak-anak di bawah usia 2 tahun sedang asyik bereksplorasi dan itu merupakan tugas perkembangan! Catat ya, tugas perkembangan yang memang harus dilaluinya. Jadi kalau anak seusia itu ga bisa diam dan maunya gerak terus, maunya ke sana ke mari, memang sudah fitrahnya begitu! Justru kalau tidak begitu, patut dicurigai! :)

Anak-anak seusia 2 tahun sedang belajar melalui lingkungannya, belajar melalui apa yang dipegangnya, apa yang dijilatnya, apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya, dan apa yang bisa diraba melalui kulitnya. Mereka belajar melalui semua panca indra. Mengenal rasa manis asin pahit, mengenal warna merah hijau biru, mengenal bentuk bulat lonjong persegi, mengenal sensasi halus dan kasar, mendengar suara lembut dan keras, dsb. Semua harus mereka pelajari dan kuasai!

Sooo, tak heran, anak di usia ini selalu aktif bergerak, selalu terlihat ingin tahu dan hendak memegang benda apa saja yang ada di depan mata dan mudah diraihnya. Semua itu dalam rangka ia sedang mempelajari benda tersebut. Selagi ia belum puas mengenali sebuah benda, maka benda tersebut akan terus menarik minat untuk "dipelajari"nya.

Tapi, pada usia di bawah 2 tahun, mereka belum lah paham betul potensi bahaya yang ada di sekitarnya. Mereka belum bisa membedakan mana benda-benda berbahaya. Benda yang jika mereka coba pelajari dengan cara dimasukkan ke mulut, untuk mengetahui rasanya, berpotensi menyebabkan ia tersedak. Kemampuan komunikasi dan daya tangkapnya memang masih terbatas.

Nah, tugas orang tua lah memberikan rasa aman pada anak untuk bereksplorasi. Orang tua berperan membantu anak bereksplorasi dengan aman dan nyaman. Ciptakan rumah ramah anak.

Apa maksudnya rumah ramah anak?

Semua rumah harusnya memang ramah anak toohh? Tapi seberapa ramahkan sebuah rumah dapat memberikan anak kebebasan bereksplorasi dengan rasa aman? Tanpa rasa takut ke sana ke mari, tanpa takut dilarang ini dan itu? Tanpa bahaya ini dan itu?

Seringkali orang tua merasa rumahnya aman bagi anak untuk berekplorasi. Tapi, mungkin bisa saja orang tua melupakan beberapa hal kecil yang ternyata mengandung potensi bahaya. Yaaa, namanya aja manusia yaaa, tak bisa luput dari lupa dan khilaf, right?

Apa sajakah itu?

Yuukk, coba kita kupas satu-satu bagaimana menciptakan rumah ramah anak

Pertama, singkirkan semua hiasan, pernak-pernik dan benda-benda yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah pecah dari daerah yang dieksplorasi anak. Sampai anak lepas usia 2 tahun, tak usah berpikir mempunyai pajangan cantik berbahan kristal atau kaca. Lupakan ruang tamu dengan berbagai hiasan pecah belah. Singkirkan!! Bukan anaknya yang kita larang mendekat, tapi bendanya yang kita singkirkan!

Saya ingat betul, mama dan papa saya sampai mensterilkan ruang tamunya dari vas bunga dan hiasan-hiasan berbahan kaca. Semua meja steril dari benda pecah belah. Hiasan-hiasan itu dimuseumkan dulu hingga anak-anak lepas 2 tahun. Disimpan dan dikunci di dalam lemari kayu. Ini demi supaya cucunya bisa bebas berekplorasi, tanpa capek mencegah mereka memegang benda-benda berbahaya. Hiasan-hiasan yang tertinggal hanyalah yang berbahan kayu atau tembaga, yang sewaktu-waktu bisa dibanting :)


Kedua, sterilkan lantai dan area yang mudah terjangkau anak dari benda-benda kecil yang mudah tertelan. Perhatikan lantai dan meja-meja rendah, jauhkan semua koin, peniti, jarum pentul, kancing baju, pecahan-pecahan mainan, batu cincin, obat-obatan, pil, dsb. Bersihkan dulu semua area sebelum “melepas” anak. Sterilkan semua ruangan, jangan area tertentu saja, karena anak bisa saja tiba-tiba sampai di ruangan yang mungkin lupa disterilkan.

Jika ingin membelikan mainan, perhatikan kategori usianya. Benda-benda kecil umumnya tidak ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun, karena berpotensi menyebabkan anak tersedak jika tak sengaja tertelan.
Mainan dengan komponen-komponen kecil seperti ini tidak untuk anak di bawah 2 tahun (foto dok. pribadi)
Ketiga, amankan sudut-sudut meja dengan pengaman sudut meja. Sudut meja yang tajam bisa membahayakan si kecil. Bisa melukai pelipis, jidat, atau bahkan matanya. Daripada was-was harus selalu mengawasi dan melarang anak setiap saat, lebih baik areanya yang kita amankan, pasang pengaman sudut meja. Anak tetap bebas bereksplorasi sesuai tugas perkembangannya, tidak dibatasi aktifitasnya, orang tua tenang karena anak tetap aman.
sumber foto tokopedia

Keempat, Jauhkan segala bahan kimia berbahaya dari jangkauan anak. Kadang orang tua suka lupa dengan keberadaan benda-benda ini. Bisa saja pembersih lantai, pewangi pakaian, detergen, pembersih toilet, penghilang noda, pemutih pakaian, atau pembasmi nyamuk, tergeletak begitu saja di lantai.  Benda-benda ini tentu berbahaya jika sampai terjangkau si kecil kan? Soo, pindahkan ke lemari khusus dan kunci sebelum melepas anak bermain. Perhatikan semua ruangan, jangan cuma area tertentu saja. Karena anak-anak bisa saja sampai di area yang lupa kita perkirakan.

Ok, kira-kira itu beberapa tips untuk mengamankan rumah, menciptakan rumah ramah anak. Intinya, ciptakan suasana rumah yang aman dan bebaskan anak berkeplorasi sesuai usianya. Bukan anaknya yang kita larang, karena itu akan membatasi ruang gerak, menghambat perkembangan motorik dan rasa percaya dirinya, tapi area bermainnya lah yang perlu kita sterilkan. Dengan cara ini, selain anak aman, orang tua pun akan tenang “melepas” anak bermain, bisa disambi bekerja tanpa rasa khawatir yang tinggi.

Masih banyak tips-tips mengamankan rumah lainnya, tapi supaya ga kepanjangan dan membosankan, tips akan saya berikan menyusul yaaa.

Have a nice weekend
Happy Parenting 

4 komentar

  1. eia mak. Bener banget.. capek ngelarang2 trus. Makasih tipsnya yaaa :)

    BalasHapus
  2. krn colokan listriknya di bawah, saya pasang pengaman colokan listrik jg mak, sama pintu buat tangga :D

    BalasHapus
  3. makasih banget tips-nya berguna Mbak. Duo jagoan di rumah emang gitu, kalo main dah kayak kapal pecah, hehe. Dua-duanya aktif. Terutama bahan kimia ya Mbak harus jadi perhatian :)

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com