Lomba Blog Asus

Kedondong

"Ayah, kedondong itu seperti apa sih?"
"Kedondong? Emang Falda belum tahu ya?"
"Iya, tadi guru Falda cerita soal kedondong, Falda ga tahu bentuknya"
"Ya udah, nanti kalau kita ketemu penjualnya, kita beli yaa"

Ohooo...sebuah perkara sepele yang luput dari perhatian. Rasanya anak-anak sudah kami kenalkan dengan banyak jenis buah-buahan, tapi mungkin ada juga yang luput dari perhatian kami. Entah lupa sama sekali, atau sudah pernah kami kenalkan sekilas, tapi mereka lupa? Entahlah, memang kami juga hampir tak pernah mengkonsumsinya :).

Tampaknya ini bisa jadi masalah klasik dewasa ini. Buah lokal semakin langka, berganti buah import. Buah lokal hanya bisa didapat di area tertentu dan pada musim tertentu saja.

Sepertinya saya perlu mendata ulang, mana saja buah lokal yang belum kami perkenalkan. Kami perlu dengan sengaja memperkenalkan berbagai buah lokal ke anak-anak. Hmmm... PR baru.

Sebuah hal sepele yang nyatanya tidak sepele. Kalau mereka tidak kenal buah-buahan ini, mereka akan sulit membayangkan bentuknya ketika teman-temannya bercerita.

Anak-anak tidak dapat ikut terlibat aktif dalam pembicaraan, mungkin akan banyak bengong dan bingung, tidak bisa ikut tektok dalam bercanda, dianggap kurang wawasan, atau bahkan ga asyik diajak ngobrol.

Kalau sudah begini, efeknya bisa berpengaruh ke kepercayaan dan harga dirinya. Anak akan merasa kurang pintar dibanding teman-temannya. Bukan tidak mungkin akan dikucilkan kalau banyak hal yang tidak dikuasainya.

Kebetulan sekali sore-sore saya meminta suami mengantar ke mini market. Di depannya ada penjual singkong dan ubi. Tapi Ada terselip buah kedondong. Mendekatlah suami sambil menjelaskan buah tersebut ke Falda.

"Pak, boleh beli 1 kedondongnya? Anak saya pengen tahu nih kedondong seperti apa. Dia belum pernah tahu"
"Waahh ambil aja, ga usah beli"
"Ga pa, beli aja"
"Ga usah, ambil aja"

Suami meminta saya memilih kedondong. Tapiiii, terus terang saya pun kurang paham mana kedondong yang bagus. Mana yang manis, sudah cukup matangnya, tidak mudah busuk, dsb. Ohooo...perkara memilih buah pun bisa jadi pelajaran tersendiri kan?

"Yang bagus yang seperti apa yah? Yang mana?"

Saya berdiri kagok dengan wajah kebingungan di depan tukang buah itu, macam anak kemaren sore yang baru belajar. Saya meminta tolong suami untuk membantu memilihkan. Tapi si bapak penjual paham kebingungan itu dan berinisiatif memilihkan.

"Ini neng, yg bagus yg seperti ini, ambil aja"

Penjual itu menyodorkan 3 buah kedondong yang berwarna lebih kuning dibanding yang lain.

Kedondong pilihan (dok. pribadi)

"Terima kasih ya paakk"

Alhamdulillah masih ada orang baik :).

Saat di rumah suami mengatakan bahwa kedondong yang kulitnya sudah mulai kuning memang lebih bagus dibanding yang lain.

Ahaa, nambah ilmu baru lagi. Bagaimana memilih kedondong yang baik. Selama ini cuma tahu makannya aja :).

Saya pun menunjukkan cara mengupas kulitnya pada anak-anak. Menunjukkan cara mengiris buahnya. Daan tentu saja menunjukkan bentuk bijinya yang "heiittsss" ituuhhhh" :).

"Tuh, bijinya kedondong, banyak seratnya kan?"

Biji kedondong (dok. Pribadi)


Lesson learned. Kadang sebagai orang dewasa kita (kitaa?? Loe aja kalii, bukan gw ;)) sudah memiliki wawasan luas, tapi lupa bahwa anak-anak belum. Kadang kita menganggap anak-anak sudah sama wawasannya dengan kita, padahal, kapan mereka bisa tahu kalau tidak pernah diperkenalkan?

Ahhh..masih banyak peer kami ternyata. :)



4 komentar

  1. wah.. baru tauu.. hal sederhana gini seru juga kalo ditulis di blog ya, nambahin pengetahuan ke orang yang baca juga kayak saya. hehe

    BalasHapus
  2. Makk, dibikin jus enakkk banget, kapan hari pas nongkrong di sebuah warung makan di Tendean sama Vema, ada menu itu, brasa aneh, tapi pas jajal ternyata rasanya nagihi :D

    BalasHapus
  3. Sama mak, selama ini cuma tau makannya aja, yg milih2 ya suami.

    BalasHapus
  4. buah kecapi juga udah langka ya mba..anak2 udah tau belum??

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com