Lomba Blog Asus

Ajarkan anak Madiri



Seringkali orang tua bertanya-tanya, kog anaknya belum mandiri, masih harus dibantu dan dilayani? Percaya atau tidak, sumber ketidakmandirian anak sebenarnya berasal dari orang tua. Lho kog bisa?

Coba diingat-ingat, di masa kecilnya, apakah anak-anak menunjukkan tanda-tanda kemandirian? Ingin mengerjakan segala sesuatu sendiri? Ingin melakukan sendiri? Tapi orang tua menganggap anak masih kecil dan “terlihat” belum mampu, lalu mengintervensi dengan cara membantu atau mengambil alih apa yang sedang berusaha dipelajari dan dikuasai anak. Misal memakaikan sepatu, menyuapkan makanan, memakaikan baju, memandikan, dsb. 

Pernah ingat, ketika usia 7-10 bulan, anak mau pegang sendok sendiri? Mau menyuap makanan sendiri? Atau di usia 2-3 tahun anak maunya lepas - pakai baju, celana, dan mandi sendiri? Di usia 3-5 tahun anak maunya lepas - pakai kaus kaki atau sepatu sendiri? 

Nah, di usia-usia itulah sebenarnya anak sedang belajar mandiri, belajar dengan caranya sendiri, cara yang paling nyaman dan mudah untuk dirinya sendiri. Bukan cara yang paling mudah menurut orang tuanya.
Banyak orang tua yang tidak menyadari ini, lalu mengintervensi dengan menyodorkan sejumlah solusi menurut orang tua. Padahal, anak sebenarnya punya kemampuan untuk menyelesaikan dengan caranya sendiri. 

Kunci utama belajar mandiri pada anak

      1. Beri apresiasi ketika keinginan mandiri muncul, sedini apapun
      2. Berikan kepercayaan penuh pada anak
     3. Jangan intervensi, jangan mengambil alih, ini merupakan sinyal bahwa orang tua tidak percaya penuh pada anak. Ketidakpercayaan orang tua bisa menyakiti dan mengganggu harga diri anak, menyebabkan anak malas melanjutkan, karena merasa tidak dipercaya.
     4. Biarkan anak belajar dan menemukan solusi dengan caranya sendiri, jangan terlalu banyak menggurui atau mengkritik, karena ini juga salah satu sinyal ketidakpercayaan orang tua.
    5. Berikan banyak penghargaan positif setiap anak berhasil melakukan sekecil apapun yang bisa dilakukannya, hal ini akan mendorong anak untuk mau melakukan lebih banyak lagi

Beri anak banyak keleluasaan untuk “belajar”, tanpa intervensi!! Hal ini akan membantunya belajar mandiri, sekaligus cara menyelesaikan masalah. 

Semoga Bermanfaat
Maya Siswadi

2 komentar

  1. salam kenal Mak...tidak intervensi, kadang ini syusyeeeh.. yaaa..

    BalasHapus
  2. Hahahaha iyaa, susah menahan diri untuk tidak intervensi yaaa, tuuh PR banget tuh buat orang tua

    BalasHapus

Komentar anda merupakan apresiasi bagi tulisan saya. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf jika komen saya moderasi untuk mencegah pemasangan link hidup dan spam.

Tertarik bekerja sama? Kirim email ke siswadi.maya@gmail.com